Jumat 25 Jul 2014 14:00 WIB

Kekuatan Silaturahim

Red:

Oleh: Prof Nasaruddin Umar -- Silaturahim tersusun dari dua kata, shilah berarti menghubungkan, to connect, dan rahim kasih sayang, unconditional love.  Menjalin kasih sayang satu sama lain itulah hakikat silaturahim.

Menjalin silaturahim bukan hanya dengan sesama manusia atau sesama orang hidup. Silaturahim juga dilakukan dengan sesama makhluk, baik manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, atau benda mati.

Tapi ingat, tidak ada benda mati dalam kamus Tuhan. Semuanya bertasbih. Silaturahim juga bukan hanya sesama orang hidup tetapi juga dengan keluarga yang sudah mendahului kita.

Hadis Nabi mengingatkan kita sebuah kalimat pendek tetapi memiliki makna penting, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Kalimat tersebut ialah silaturahim memperpanjang umur. Pernyataannya yang lain, silaturahim memperbanyak rezeki.

Dari kedua hadis ini tersirat sesuatu yang luar biasa, seolah-olah Allah SWT membukakan rahasianya kepada kita. Bukankah umur dan rezeki menurut ayat dan hadis merupakan rahasia dan ditentukan langsung oleh Allah.

Ada orang kaya yang sakit berikhtiar sampai keliling dunia mencari dokter super spesialis tetapi nyawanya tidak tertolong. Sementara ada orang miskin terdera kanker ganas bertahun-tahun masih tetap menjalankan aktivitas rutinnya.

Ada orang mandi keringat setiap hari mencari rezeki tetapi pendapatannya pas-pasan. Sementara ada orang sekali menggores tanda tangan datang rezeki bermiliar-miliar. Nabi Sulaiman bersahabat dengan binatang, burung, dan ikan liar.

Ia juga bersahabat dengan angin, jin, dan malaikat. Mereka semua membantu menyelesaikan problem dan tantangan yang dihadapinya. Sufi perempuan Rabi’ah al-Adawiyah juga bersahabat dengan binatang buas dan burung liar.

Imam al-Agazali, Ibnu Arabi di antara gurunya adalah roh nabi dan para auliya yang wafat jauh sebelum masa hidupnya. Nabi Muhammad memberi nama terhadap binatang peralatan sehari-harinya, seperti unta, kuda, cangkir, dan sisir.

Ia juga mengajari kita memberi salam kepada rumah kosong dan kuburan. Halal bihalal adalah produk lokal silaturahim Indonesia yang kini mulai memasyarakat di Malaysia, Brunei, dan Singapura.

Silaturahim memberikan energi spiritual untuk lebih eksis dalam menjalani kehidupan. Mari memupuk silaturahim. Silaturahim dalam Islam bukan hanya menjalin hubungan antara sesama orang hidup tetapi juga dengan orang yang sudah wafat.

Banyak dalil menunjukkan hal ini, antara lain, ’’Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS al-Ahdzab/33:56).

Ayat ini menggunkaan fiil mudhari (yushalluna), yakni Allah beserta para malaikatnya sedang dan akan terus bershalawat kepada Nabi Muhammad dan kita para umatnya juga disuruh bershalawat kepadanya, meskipun beliau sudah wafat.

Dalam banyak hadis juga menganjurkan kita untuk mendoakan orang yang sudah wafat. Kesemuanya ini menunjukkan, kematian bukan alasan untuk menghentikan silaturahim.

Kita sepantasnya selalu mendoakan orang tua, terutama bagi mereka yang belum sempat membalas budi baik orang tuanya semasa hidupnya. Percayalah usaha itu akan sangat bermanfaat bagi yang bersangkutan, seperti diungkapkan dalam beberapa ayat dan hadis.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement