JAKARTA -- Penerapan Kurikulum 2013 yang serentak dilaksanakan pada tahun ajaran baru 2014-2015 di seluruh sekolah Indonesia menuai kendala. Salah satunya, pendistribusian buku yang belum merata ke seluruh sekolah, terutama buku umum untuk madrasah.
Sekolah setingkat madrasah ibtidaiyah (MI), madrasah tsanawiyah (MTs), dan madrasah aliyah (MA) belum menerima distribusi buku-buku mata pelajaran umum yang mengacu Kurikulum 2013. "Kendala masih ada dalam pendistribusian buku," kata Direktur Jenderal Pendidikan Islam merangkap Sekretaris Jenderal Kementerian Agama (Kemenag) Nur Syam kepada Republika saat ditemui di ruangannya di Jakarta pada Senin (1/9).
Menurutnya, distribusi buku tertunda karena belum rampungnya mekanisme yang diterapkan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP). Dia menjelaskan, penunjukan perusahaan pemenang tender yang bertugas mencetak buku sebanyak 204 juta eksemplar belum selesai. Alhasil, madrasah pun belum menerima distribusi buku. Padahal, Kemenag telah menyatakan kesiapannya untuk menerapkan Kurikulum 2013 pada tahun perdana 2014.
Meski pengadaan buku-buku umum berada di bawah tanggung jawab Kemendikbud, ia tidak mau menunjuk siapa pihak yang harus disalahkan. Menurutnya, implementasi Kurikulum 2013 adalah proyek bersama. Oleh karena itu, dua instansi itu harus menyelesaikan permasalahan tersebut.
Dia pun mengaku sudah menyiapkan antisipasi karena Kurikulum 2013 harus tetap berjalan. Menurutnya, Kemenag sudah jauh-jauh hari mengoptimalkan pelatihan terhadap 137 ribu tenaga pengajar di madrasah agar dapat melaksanakan Kurikulum 2013 dengan benar. "Kita sangat beruntung memiliki para guru madrasah yang bersemangat mendukung penerapan kurikulum ini," ujarnya.
Direktur Pendidikan Madrasah Nur Kholis Setiawan mengungkapkan, tak satu pun buku mata pelajaran umum yang mengacu pada Kurikulum 2013 diterima madrasah. Padahal, Kemenag sudah siap membeli buku-buku tersebut karena dananya sudah tersedia di setiap kantor wilayah Kemenag.
Untuk mengantisipasinya, Kemenag pun mengoptimalkan keberadaan buku digital Kurikulum 2013 yang tersedia di website pemerintah. "Buku digital bisa didownload secara gratis sambil menunggu buku cetak rampung," kata kepada Republika saat dihubungi melalui telepon.
Meski pengiriman buku umum belum terlaksana, Kemenag tak punya kendala berarti dalam pendistribusian buku-buku agama Kurikulum 2013. Buku-buku tersebut ialah mata pelajaran akidah akhlak, Alquran hadis, fikih, sejarah kebudayaan Islam (SKI), dan bahasa Arab. Pendistribusian buku-buku agama ke seluruh madrasah di daerah bahkan sudah mencapai 75 persen.
Bertahap
Penerapan Kurikulum 2013 di madrasah akan dilakukan secara bertahap. Nur Kholis menjelaskan, target penerapan keseluruhan ialah pada 2016. Pada tahun perdana implementasi akan difokuskan pada MI atau sekolah setingkat sekolah dasar (SD) kelas satu dan empat.
Untuk sekolah setingkat SMP, yakni MTs akan dimulai dengan fokus pada kelas tujuh. Sementara itu, untuk MA setara SMA akan berlaku untuk kelas sepuluh. "Begitu seterusnya selama tiga tahun, hingga semua tingkat menggunakan kurikulum baru," jelasnya.
Tidak kalah penting, lanjut dia, Kemenag mempersiapkan para guru secara matang agar mereka siap mengajar dengan konsep baru. Pada tahun lalu guru kelas I, IV, VII, dan X telah diikutsertakan pelatihan Kurikulum 2013. Sedangkan, tahun ini pihaknya tengah mempersiapkan pelatihan guru kelas II, V, VIII, dan XI begitu seterusnya.
Pendidikan karakter merupakan tema yang diusung dalam Kurikulum 2013. Selain bahan ajar dan konsep yang mengacu pada tema, perlu didukung komitmen dan pengetahuan para pengajarnya untuk menanamkan karakter unggul pada siswa di setiap jenjang pendidikan.
Dikatakannya, buku-buku agama yang disiapkan Kemenag untuk Kurikulum 2014 istimewa sebab muatan yang ditonjolkan adalah metode interkonektif. Artinya, seluruh mata pelajaran agama saling berhubungan satu sama lain dengan mengusung dimensi religi yang tujuan akhirnya pembentukan karakter unggul untuk siswa madrasah.
rep:c78 ed: a syalaby ichsan