Selasa 12 Aug 2014 16:30 WIB
parenting

Si Kecil Ikut Bertamu

Red:

Saat ikut bertamu ke rumah keluarga ataupun kerabat, tingkah anak kecil ter kadang tak dapat ditebak. Ia bisa saja membuat pipi ayah dan bunda memerah menahan malu dengan membuka stoples di atas meja sebelum dipersilakan atau berlarian menjelajah isi rumah.

Polah seperti itu belum tentu termasuk tidak sopan. Sopan atau tidak nya akan menjadi relatif, apalagi kalau usia anak masih balita. "Di usia balita anak memiliki sifat egosentris, yakni berpikir dari sudut pandangnya sendiri," jelas psikolog Ine Indriani MPsi.

Pada masa balita, anak berada di fase mengenal aturan dan sopan santun. Anak cenderung masih belajar mengen dalikan diri. Ketika ia membuka stoples kue, mungkin saja dia lapar atau tertarik mencicipi kue di dalam stoples. Saat ia berlarian menjelajah isi ruang demi ruang, kemungkinan dia memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. "Alhasil, ketika berada di tempat baru dia langsung tertarik untuk menelusuri setiap sudutnya," kata Ine.

Selain terkait usia, ada beberapa kemungkinan lain yang membuat anak melakukan hal tersebut. Perilaku anak yang langsung membuka stoples atau menjelajahi isi rumah bisa pula karena dia ingin menarik perhatian orang dewasa. Polah yang demikian saat bertamu dipengaruhi dari pola asuh orang tua. Hal tersebut bisa terjadi karena orang tua memang belum atau tidak mengajarkan caranya bertamu. Orang tua si kecil kemungkinan cenderung lebih permisif. Padahal peran orang tua dalam membimbing anak sangat penting.

Perilaku yang wajar saat usia balita itu akan menjadi tak wajar ketika anak sudah duduk di bangku Sekolah Dasar. Ketika anak sudah melewati ma sa balitanya namun belum bisa ber laku sopan saat bertamu, ada faktor internal dan eksternal yang memengaruhinya. Gangguan sensori motorik menjadi faktor internalnya. Fungsi sensori motorik yang kurang baik membuat anak sulit menahan diri saat penasaran atau menginginkan sesuatu. Bisa pula si anak memiliki kepribadian intovert. "Faktor eksternalnya kemungkinan orang tua tidak membiasakan atau mencontohkan anak untuk sopan santun saat bertamu," urai Ine.

Anak yang memiliki gangguan sensori motorik perlu menjalani pemeriksaan tumbuh kembangnya dan mendapatkan terapi lebih lanjut. Apabila anak memang memiliki kepriba dian pemalu atau introvert, orang tua harus membimbingnya secara perlahan dan bertahap. Ayah dan ibu mesti membiasakan anak meminta izin terlebih dahulu. Misalnya, dengan mengatakan permisi atau minta tolong. Tak lupa mengucapkan terima kasih sesudahnya. "Orang tua harus mencontohkan, bukan sekedar berkata- kata," kata psikolog lulusan Universitas Indonesia ini.

Mencegah anak bertingkah ketika bertamu bisa dilakukan dengan mencontohkan tindakan. Bimbinglah anak meminta izin terlebih dahulu sebelum membuka stoples atau berkeliling rumah. Misalnya, dengan berkata, "Adik mau kue ya? Izin dulu sama Tante." Minta si kecil menirukan ucapan dan mengucapkan terima kasih sesudahnya. Orang tua perlu memahami fase ini merupakan tahap belajar bagi anak. Terkadang anak akan tampak malu-malu, terlebih bila usianya masih sangat kecil.

Orang tua harus memaklumi dan menghargai usaha anak meski dia enggan menirukannya. Poin terpen ting, orang tua sudah membiasakan hal tersebut sehingga anak terbiasa dengan adab bertamu. Mengulang perilaku, seperti meminta izin dan berterima kasih, sepatutnya dilakukan setiap hari, bukan hanya ketika bertandang ke rumah orang lain. Terapkan dalam kegiatan sehari-hari agar anak terbiasa santun.

***

Ajarkan Sedini Mungkin

Kesulitan mungkin dihadapi orang tua dalam kunjungan yang bersifat formal. Si kecil tak patut berkeliaran sendiri menjelajah ruangan. Dalam kondisi seperti ini, ayah dan bunda mesti sigap mengalihkan perhatian anak. Kalau si kecil tampak mulai tak bisa duduk tenang, salah satu dari orang tua bisa mengajak buah hatinya untuk keluar ke halaman atau teras rumah. "Jelaskan ia tak bisa mengelilingi rumah, tapi tetap jaga perasa annya," kata Ine.

Orang tua juga bisa mengalihkan perhatian anak dengan memberikan mainan kesukaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Dengan mainan favorit di tangannya, anak bisa tetap duduk di ruang tamu. Adab bertamu harus ditanamkan sedini mungkin. Kenalkan tata krama ketika ia sudah dapat melaku kan kontak mata dan berinteraksi dengan orang lain. "Ajarkan sedikit demi sedikit dan bertahap," kata psikolog yang berpraktek di RS Pantai Indah Kapuk dan PsyCoach ini.

Mengajarkan tata krama tak mesti menunggu anak lancar berbicara. Mulailah meski anak belum matang kemampuan sosialisasinya. Ketika si anak sudah mampu melambaikan tangan itu menandakan dia paham untuk berpamitan. "Biasakan anak meng ucapkan kata "tolong", "maaf", dan "terima kasih" untuk menjaga sopan santun," ujar Ine yang juga berpraktik di Children Eye Care, Jakarta Eye Center.

Anak akan lebih mudah menyerap dan memahami tata krama dengan menerapkannya secara langsung. Sering-seringlah berkunjung ke tempat kerabat dengan mengajak si kecil. Sebelumnya, orang tua harus mempersiapkan anak sebelum bertamu. Beri tahu rumah siapa yang akan dikunjungi, berapa lama akan berkunjung, dan perilaku apa saja yang boleh dan tidak untuk dilakukan. Saat kembali ke rumah, orang tua harus memberikan apresiasi pada anak karena dia telah berhasil berlaku sopan santun, bersabar, dan menahan diri saat berada di rumah orang lain. rep:nora azizah ed: reiny dwinanda

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement