Selasa 07 Oct 2014 12:00 WIB
pasien cerdas

Nyeri Pascaherpes pada Lansia

Red:

Setelah seseorang memasuki usia 50 tahun, risiko terkena dan tingkat keparahan herpes zoster semakin tinggi. Sebanyak 95 persen orang dewasa berusia di atas 50 tahun berisiko mengalami herpes zoster karena pernah menderita cacar air sebelumnya. Dr Edy Rizal Wahyudi SpPD-KGer FINASIM dari Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa penyakit ini terjadi akibat reaktivasi virus varicella, virus yang menyebabkan penyakit cacar air. Semakin menua usia seseorang maka imunitas seluler yang spesifik untuk mencegah reaktivasi virus varicella akan semakin menurun. Alhasil, beragam komplikasi dapat terjadi, salah satunya nyeri pascaherpes.

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:senior-care-central.com

Rasa nyeri tersebut merupakan salah satu komplikasi paling umum dari herpes zoster. Terserang nyeri pascaherpes, orang lanjut usia akan merasakan penderitaan yang luar biasa. Nyerinya menetap selama tiga bulan atau lebih setelah ruam kulit menghilang. Padahal, ruam itu sebelumnya sudah mengusik selama berbulan-bulan atau bahkan menahun.

Ada 593 kasus nyeri pascaherpes sepanjang 2011 hingga 2013 di 13 rumah sakit pendidikan di Indonesia. Jumlah itu setara dengan 26,5 persen dari 2.232 total kasus herpes zoster. Kasusnya paling dominan terjadi pada orang yang berusia antara 45 hingga 64 tahun. Dr dr Andradi Suryamiharja SpS(K), neurolog Rumah Sakit Graha Kedoya, Jakarta, mengatakan bahwa angka kejadian keseluruhan nyeri pascaherpes, yakni 10 persen dari pasien dengan herpes zoster. Angka kejadiannya meningkat sejalan dengan bertambahnya usia seseorang.

Terserang nyeri pascaherpes, lansia akan mengalami rasa panas yang berkelanjutan, rasa seperti disayat, dan alodinia (rasa nyeri yang timbul oleh rangsang bukan nyeri). Intensitas nyerinya tergolong nyeri berat, bahkan lebih berat daripada nyeri melahirkan. Selain itu, nyerinya ini juga disertai dengan gejala penyerta, seperti gangguan tidur dan perubahan suasana hati menjadi cemas atau depresi. Nyeri pascaherpes otomatis membuat kualitas hidup penderitanya menurun. Mereka ada yang mengalami kelemahan kelopak mata dan anggota gerak.

Pada penderita berusia di atas 50 tahun, nyeri sebelum ruam herpes muncul lebih lama dan lebih hebat. Berikutnya, saat muncul ruam, akan terjadi nyeri hebat. Lesi kulitnya pun dahsyat, luas, dan berlangsung lama. "Herpes zoster dan nyeri pascaherpes merupakan kasus penyakit yang sulit ditangani dan merupakan penyebab tersering rasa sakit kronik berat yang bisa mengurangi kualitas hidup dan mengganggu aktivitas sehari-hari," ujar Andradi  dalam seminar media dengan tema "Lansia dan Nyeri Pasca Herpes Cegah dari Sekarang" yang diadakan oleh Merck Sharp & Dohme (MSD), Selasa (30/9) di Jakarta.

Pengobatan terhadap NPH tidaklah mudah dan hanya sedikit yang dilaporkan merasakan keberhasilannya. Pengobatan sering kali membutuhkan kombinasi berbagai pendekatan, seperti antivirus, analgesik, dan perawatan suportif. Walaupun pengobatan sudah optimal, sebagian besar pasien tetap merasa nyeri. Pengobatan yang dilakukan, seperti terapi antivirus (acyclovir, vaIacyclovir, famciclovir) dimulai dalam waktu 72 jam sejak timbulnya nyeri atau ruam kulit. Obat antinyeri adekuat juga diberikan sejak awal.

Herpes zoster dapat dicegah dengan vaksinasi. Tindakan preventif terhadap penyakit tersebut dapat dilakukan pada kelompok usia di atas atau sama dengan 50 tahun. Penelitian menunjukkan vaksinasi terbukti dapat menurunkan insiden, tingkat keparahan, dan komplikasi dari herpes zoster. rep:dessy susilawaty ed: reiny dwinanda

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement