Kasus bayi kembar terlahir dengan anggota tubuh yang saling melekat atau kembar siam kembali banyak ditemui di Indonesia. Selain faktor genetik, kebersihan tubuh ibu hamil dan lingkungan juga patut diperhatikan untuk mengurangi risiko kembar siam.
"Kelahiran bayi kembar siam atau dempet sangat jarang terjadi. Skalanya bisa mencapai satu berbanding 100 ribu kelahiran di dunia. Makanya, banyak yang menganggap kelahiran seperti ini merupakan hal yang aneh," tutur Kepala Pusat Pelayanan Kembar Siam Terpadu (PPKST) RSU dr Soetomo Surabaya dr Agus Harianto SpA(K).
Foto:FENY SELLY/ANTARA
Perawat memegang bayi kembar siam Rahma-Rahmi di Rumah Sakit Moehamad Husein Palembang, Sumsel, Rabu (12/6)
Banyak faktor diduga sebagai penyebab kehamilan kembar siam. Namun, menurutnya, semua pendapat dari para ilmuwan dan dokter baru sebatas hipotesis atau dugaan sementara, belum diketahui pasti penyebabnya. Secara proses pembentukan embrio, bayi kembar siam biasanya terjadi pada pembuahan tidak sempurna pada satu telur.
Sebagian besar perlekatan bayi terjadi pada empat anggota tubuh, yaitu dada sebanyak 40 persen, perut 35 persen, kepala 12 persen, dan panggul antara enam dan 10 persen. Kasus kembar siam Yuliana dan Yuliani yang lahir pada 31 Juli 1987 menjadi momentum pertama dunia kedokteran Indonesia menangani kasus tersebut.
Kondisi mereka saat itu, mengalami perlekatan di kepala di bagian ubun-ubun (craniopagus vertical). Saat dioperasi selama 13 jam pada 21 Oktober 1987, mereka masih berusia dua bulan 21 hari. Proses pemisahan sukses dipimpin Prof Dr RM Padmosantjojo dengan total 96 dokter, berlangsung di RSCM dengan biaya Rp 42 juta.
Faktor genetik ikut memengaruhi terjadinya kembar siam yang berpotensi membelah secara monozigot selama lebih dari 13 hari. Berarti satu telur yang dibuahi sperma, lalu membelah dua, sehingga masih ada perlekatan antara calon embrio kembar tadi.
Selain faktor genetik, penggunaan obat penyubur, seperti clomiphene sitrat untuk mempercepat ovulasi, griseofulvin sebelum konsepsi, dan asam valproat juga diduga menjadi penyebab kembar siam. "Indung telur bisa memproduksi sel telur dan diberi obat penyubur, maka sel telur yang matang pada saat bersamaan bisa banyak, bahkan sampai lima dan enam," papar Agus.
Kurangnya asupan gizi selama kehamilan serta makanan yang dikonsumsi ibu saat mengandung ikut berpengaruh. Apalagi jika terjadi kekurangan suplai darah dan juga didapati terjadinya infeksi.
Sulit terdeteksi
Dunia kedokteran pun hingga kini belum bisa menghindari risiko kehamilan kembar siam. Sangat sulit mendeteksi kondisi dempet secara dini melalui pemeriksaan rutin biasa. Agus pun menyarankan agar para ibu hamil berusaha untuk mencegahnya.
"Ibu hamil harus selektif terhadap makanan yang dikonsumsi. Mengonsumsi zat adiktif berbahaya bisa menyebabkan kegagalan pembentukan organ yang sempurna," terangnya.
Zat adiktif tersebut bukan hanya dalam bentuk narkotika maupun psikotropika. Tetapi, sejenis zat yang menimbulkan ketergantungan. Misalnya, alkohol, kafein, nikotin, zat sedatif (penenang), bau dari lem aica aibon, dan bau thinner.
Ibu hamil juga sangat disarankan untuk menjaga kebersihannya dengan cara mencuci tangan menggunakan sabun atau disinfektan sebelum makan. Upaya ini untuk mencegah penyebaran cytomegalovirus (CMV) yang dapat menulari janin.
Jenis virus yang ditularkan melalui kontak langsung cairan tubuh ini dapat mengakibatkan cacat lahir, bahkan kematian.
Spesialis anak Sub Bagian Perinatalogi RS Hasan Sadikin Bandung Prof Dr Sjarif Hidajat Effendi SpA(K) tengah meriset kemungkinan lain penyebab kembar siam. Salah satu indikasi adanya mutasi gen pada bayi-bayi yang terlahir dengan kelainan tersebut.
Bertolak dari kasus kembar siam yang terjadi di area Kecamatan Cipendeuy, Kabupaten Bandung Barat, medio November 2013, dugaan Sjarif menguat pada faktor lingkungan. Yakni, adanya pencemaran zat timbal atau merkuri. "Namun, itu masih perlu didalami lagi dari hasil riset mutasi gen," kata Sjarif.
Ahli gizi dari FKUI-RSCM Dr dr Saptawati Bardosono MSc menyarankan, agar ibu hamil memperhatikan perkembangan janin di minggu awal kehamilan. Lantaran masa tersebut menjadi proses awal pembentukan organ-organ penting tubuh. Sehingga, jika terjadi kegagalan pada proses ini dapat menyebabkan tidak sempurnanya pembentukan fisik janin.
"Jagalah kesehatan tubuh ketika sedang hamil muda, seperti menjaga makanan dan minuman yang masuk dalam tubuh, termasuk tidak sembarang minum jejamuan yang kandungan zat kimia dan khasiatnya belum terbukti secara klinis," jelasnya.
Ia sering menemukan, para calon ibu tidak menyadari saat awal kehamilan terjadi, sehingga mengonsumsi obat pusing dan mag guna mengurangi keluhan pusing dan mual. Sebaiknya, waspada terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh agar kemungkinan memiliki bayi kembar siam dapat dihindari. rep:indah wulandari Ed:khoirul azwar