REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA - Barcelona gagal mematahkan berbagai prediksi dan mengukir sejarah. Sebelumnya, skuat Los Azulgrana bersikukuh mampu membalikkan keadaan setelah takluk 0-4 dari Beyern Muenchen pada leg pertama semifinal Liga Champions. Statistik mencatat, belum ada satu tim pun di Liga Champions yang mampu lolos ke babak selanjutnya dengan memikul defisit empat gol.
Puluhan ribu suporter Barca di Camp Nou, Kamis (2/5) dini hari WIB, menjadi saksi ketidakberdayaan La Blaugrana melawan Arjen Robben dan kawan-kawan. Skuat asuhan Tito Vilanova bahkan menelan dua pil pahit. Barcelona tersingkir dari Liga Champions dan menelan kekalahan agregat terbesar (0-7) dalam sejarah klub.
Ini menjadi rekor terburuk bagi tim asal Katalan tersebut. Sebelumnya, kekalahan agregat terbesar mereka berada pada angka empat gol. Catatan itu dibuat La Blaugrana pada 1962, saat takluk 3-7 atas klub senegaranya, Valencia. Bahkan, takluk pada kompetisi Eropa dengan kebobolan tiga gol di kandang, kembali mengulang memori 16 tahun lalu, saat mereka dipecundangi 0-4 oleh duta Ukraina, Dynamo Kiev. “Mungkin ini menjadi malam terburuk bagi kami,” kata bek Barcelona, Gerrard Pique seperti dilansir laman resmi klub selepas laga.
Semua pujian mengalir kepada Bayern Muenchen, termasuk dari penggawa Barca lainnya, Xavi Hernandez. Menurut playmaker asal Spanyol itu, Muenchen memang superior dan layak menuju ke babak final. Kendati demikian, Xavi bersikukuh bahwa kekalahan telak timnya, tidak terlepas dari absennya sejumlah pemain kunci Barca.
Dalam laga kemarin malam. Barca tak dapat menurunkan Busquets, Abidal, Mascherano, dan Puyol. Tak hanya itu, kunci penting lini depan, Lionel Messi juga tak diturunkan lantaran masih bermasalah dengan cedera hamstring-nya. “Tapi, aku tak ingin mengatakan itu sebagai alasan. Muenchen memang superior,” tegasnya.
Pelatih Barca, Tito Vilanova memilih lebih dulu mengucapkan selamat kepada Muenchen yang berhasil mengalahkan timnya. Menurutnya, secara fisik Muenchen memang lebih diunggulkan. Tak hanya itu, strategi taktis dan kesempurnaan Muenchen, menjadikannya layak sebagai kandidat juara musim ini. “Selamat untuk mereka, Muenchen layak lolos,” ujarnya.
Barcelona hanya membawa satu catatan spesial dari penggawanya, Victor Valdes. Dilansir laman UEFA, penjaga gawang Barcelona itu menjadi pemain ke-17 di Liga Champions yang berhasil mengukir 100 penampilan. Valdes kini sejajar dengan Ashley Cole (Chelsea) dan Andriy Shevchenko (Dinamo Kiev, AC Milan/Chelsea). Valdes sendiri mengawali debutnya pada 18 September 2002.
Dari kubu Bayern Muenchen, kemenangan ini sekaligus mengantarkan skuat Die Roten melakoni derby Der Klassiker pada 26 Mei mendatang. Sehari sebelumnya, Borussia Dortmund lebih dulu memastikan dua kakinya di final usai menaklukkan Real Madrid dengan agregat 4-3. Pelatih Muenchen, Jupp Heynckes, mengaku puas atas performa yang ditampilkan anak-anak asuhnya. “Tim Spanyol sangat bagus, terutama Barcelona. Mereka memiliki filosofi sepak bola yang baik. Kemenangan ini adalah menakjubkan,” kata Heynckes di laman UEFA selepas pertandingan. n angga indrawan ed: andri saubani
Fakta Angka Barcelona - Muenchen
0 - Terakhir kali Barcelona gagal mencetak gol di salah satu leg kompetisi Eropa adalah pada semifinal Liga Champions 2008 melawan Manchenster United.
4 - Jerman akan menjadi negara keempat yang memiliki dua tim di final Liga Champions setelah Spanyol (2000), Italia (2003), dan Inggris (2008).
7 - Belum pernah terjadi dalam semifinal Liga Champions diakhiri dengan kemenangan agregat 7-0 sebuah tim.
12 - Klub Jerman juga memegang rekor gol terbanyak dalam semifinal Piala Eropa (12 gol oleh Eitracht Frankfurt vs Rangers pada 1960).
21 - Kemenangan Muenchen mematahkan rekor tak pernah terkalahkannya Barca di Camp Nou dalam 21 laga.
1987 - Barcelona terakhir kalah di dua leg laga fase knockout kompetisi Eropa terjadi pada 1987 (kalah dari Dundee United).
Sumber: Opta Sports
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.