Rabu 15 May 2013 08:40 WIB
Investasi Coca-Cola

Coca-Cola Investasi Rp 4,9 Triliun

Coca Cola
Coca Cola

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI), perusahaan distributor produk Coca-Cola Company di Indonesia, menginvestasikan dana senilai 15 juta dolar AS (setara Rp 4,9 triliun) untuk pusat distribusi regional di Cibitung, Bekasi, Jawa Barat. Pusat distribusi tersebut dibangun untuk menjembatani fasilitas manufaktur dan logistik di wilayah Pulau Jawa.

Pusat distribusi akan dibangun di atas lahan seluas 32 ribu meter persegi dengan kapasitas daya tampung lebih dari dua juta karton minuman produksi CCAI, seperti minuman berkarbonasi, jus, teh, isotonik, dan air mineral. “Fasilitas ini diharapkan semakin meningkatkan daya logistik CCAI,” ujar Presiden Direktur CCAI Erich Rey di Cibitung, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (14/5).

Menurut Erich, pusat distribusi di Cibitung merupakan salah satu proyek yang diselesaikan perseroan tahun ini. Selain di Cibitung, CCAI juga membangun pusat distribusi regional di Medan, Sumatra Utara. Pusat distribusi yang berdiri di atas lahan seluas 10 ribu meter persegi tersebut telah beroperasi sejak akhir tahun lalu. CCAI menginvestasikan dana 5 juta dolar AS untuk pembangunannya. Sehingga, total investasi pada 2012 mencapai 155 juta dolar.

Selama 2012, perseroan juga telah melakukan investasi berupa akuisisi fasilitas manufaktur di Cikedoan, Bekasi, Jawa Barat. Lebih dari 20 juta dolar AS diinvestasikan perseroan untuk provisi kulkas pendingin dengan konsumsi rendah energi.

Dalam tiga sampai empat tahun ke depan, CCAI masih akan terus melakukan investasi di Indonesia. Investasi senilai hampir 500 juta dolar tersebut akan dialokaskan untuk pembangunan infrastruktur, pengembangan kapasitas, dan peningkatan dukungan bagi pengecer berupa penyediaan alat pendingin.

Erich menambahkan, pusat distribusi regional baru juga akan dibangun tahun ini di Semarang, Jawa Tengah. Diharapkan, pusat distribusi dengan investas 20 juta dolar AS tersebut rampung pada Oktober 2013. “Dengan sembilan pabrik yang ada saat ini, kami berkomitmen untuk membangun bisnis yang berkesinambungan dan mengembangkan masyarakat di tempat kami beroperasi,” ujar Erich.

Pendapatan tergelincir

Dari Sydney, Australia, dilaporkan, distributor Coca-Cola Co di Australia, Coca-Cola Amatil (CCA) memperkirakan, pendapatan semester pertama akan sedikit tergelincir untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun terakhir. Selain harus perang diskon dengan pesaingnya, Pepsi Co Inc, CCA juga harus menghadapi tekanan dari penguatan kurs Australia yang membuat harga barang impor menjadi lebih murah.

Perusahaan yang berbasis di Sydney itu memperkirakan, laba perseroan akan turun sembilan persen bila dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun lalu, CCA membukukan laba sebelum pajak sebesar 402,1 juta dolar Australia.

Managing Director AAC Terry Davis mengatakan, perseroan telah memotong harga penjualan minuman ringannya antara satu sampai dua persen untuk menghadapi persaingan dengan Pepsi Next. Pepsi memperoleh tujuh persen pangsa pasar minuman berkarbonasi Australia dengan susah payah. “Kami meyakini, Pepsi kehilangan banyak uang dengan harga yang mereka tawarkan saat ini,” ujar Davis, seperti dilansir laman Wall Street Journal, belum lama ini.

CCA memproduksi dan mendistribusikan brand coca-cola di Australia, Selandia Baru, Fiji, Papua Nugini, dan Indonesia. Meskipun laba bersih diperkirakan tergerus, Davis optimistis dengan bisnis CCA ke depan, terutama dengan unitnya di Indonesia yang tumbuh dua angka.

Direktur Keuangan CCA Stuart Comino mengungkapkan, tahun lalu, penjualan di Indonesia tumbuh sekitar 10 persen. Tahun ini, penjualan CCA di Indonesia bisa bertumbuh sama dengan tahun sebelumnya. Comino enggan menyebutkan nilai penjualan perseroan di Indonesia. “Kami percaya, Indonesia akan tetap tumbuh bagus dengan pasar minuman berkarbonasi,” kata Comino di Jakarta, Selasa (14/5).

Meskipun harus sikut-sikutan dengan perusahaan lain, CCA optimistis bisa tumbuh tetap baik di Indonesia. Tahun ini, perusahaan tersebut akan meluncurkan dua produk baru. Tapi, Comino belum mau memaparkan lebih detail terkait produk baru mereka. Produk itu diharapkan bisa menjaga pangsa pasar perseroan di Indonesia dan wilayah distribusi lain. n friska yolandha ed: eh ismail

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement