REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG - Anggota DPR Ganjar Pranowo sempat diragukan banyak orang bisa memenangi Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Jawa Tengah (Pilgub Jateng). Namun Ganjar yang berduet dengan Bupati Purbalingga Heru Sudjatmoko akhirnya bisa membuktikan diri. Setidaknya dalam hitung cepat hasil Pilgub Jateng yang diselenggarakan sejumlah lembaga survei politik, pasangan Ganjar-Heru sukses meraih sekitar 47 persen dukungan suara pemilih.
Adapun pasangan incumbent Bibit Waluyo-Sudijono Sastroatmojo berada di tempat kedua dengan raihan suara sekitar 31 persen. Pasangan kompetitor lainnya, Hadi Prabowo-Don Murdono berada di urutan buncit dengan perolehan suara 21,03 persen.
Direktur Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan, berdasarkan hasil hitung cepat lembaganya, perbedaan suara pasangan Ganjar-Heru dengan Bibit-Sudijono terlihat cukup besar, yaitu 15,6 persen. “Dengan perbedaan yang cukup besar ini, dapat dipastikan Provinsi Jawa Tengah akan memiliki gubernur dan wakil gubernur baru,” kata Qodari, Ahad (26/5).
Qodari melanjutkan, kendati hasil akhir penentuan pemenang Pilgub Jateng 2013 tetap mengacu pada hasil penghitungan manual KPU, namun dia meyakini Pilgub Jateng hanya akan berlangsung satu putaran. Menurut Qodari, kemenangan Ganjar-Heru terjadi karena pasangan ini mengalami akselerasi tingkat pengenalan (popularitas) dan elektabilitas.
Akselerasi popularitas dan elektabilitas Ganjar-Heru disebabkan beberapa aspek, antara lain solidnya dukungan pemilih PDI Perjuangan sebagai partai yang mengusung pasangan nomor urut tiga tersebut. Hal ini tidak terlalu mengherankan lantaran Provinsi Jateng merupakan salah satu basis terkuat PDI Perjuangan.
Sedangkan secara struktural, Qodari melanjutkan, kemenangan Ganjar-Heru juga disebabkan kinerja mesin politik PDI Perjuangan. Selain itu, dukungan ketokohan Megawati Soekarnoputri dan Joko Widodo juga menjadi faktor kunci terdongkraknya popularitas dan elektabilitas Ganjar-Heru. “Tentu saja figur Ganjar Pranowo yang masih muda, enerjik, cerdas, dan dipersepsikan pro perubahan menjadi daya tarik tersendiri bagi pemilih,” kata Qodari.
Pengamat politik dari universitas Gadjah mada Yogyakarta Arie Sujito menyatakan, kemenangan Ganjar-Heru tidak terlepas dari penurunan tingkat kepuasan pemilih atas kinerja Bibit Waluyo sebagai gubernur incumbent. Turunnya tingkat kepuasan atas kinerja Bibit Waluyo berdampak langsung terhadap penurunan elektabitas Bibit-Sudijono.
Selama Bibit menjabat sebagai Gubernur Jateng, kata Arie, ada kesalahan yang membuatnya kehilangan dukungan yang akibatnya mengurangi dukungan kepada Bibit. Kasus perseteruannya dengan Joko Widodo, kala itu Wali Kota Surakarta, seperti kasus eks Pabrik Es Saripetojo dan cibirannya terhadap Mobil Nasional Esemka yang didukung penuh oleh Jokowi, dinilai telah melukai masyarakat Solo Raya dan Jateng pada umumnya.
Komentar pedas tentang kesenian jaran kepang atau kuda lumping terhadap seniman di kawasan Magelang juga menjadi faktor yang menyebabkan Bibit kehilangan dukungan di wilayah Keresidenan Kedu. Solo Raya yang meliputi Kota Surakarta, Karanganyar, Sukoharjo, Wonogiri, dan Sragen, sejak dahulu memang basis PDI Perjuangan.
Sedangkan di Keresidenan Kedu, Ganjar bisa meyakinkan kepada para petani tembakau bahwa dia kelak bakal melindungi tanaman bahan baku rokok tersebut. “Ganjar juga lebih memikat para remaja yang baru pertama mencoblos karena terlihat lebih pintar saat debat antarcagub di televisi,” kata Arie.
Panglima pemenangan pasangan Ganjar-Heru Puan Maharani mengucapkan terima kasih kepada warga Jateng yang telah memberi kepercayaan kepada pasangan yang diusung PDI Perjuangan tersebut. Puan pun meminta kepada para pendukung dan simpatisan pasangan Ganjar-Heru untuk tidak melakukan euforia yang berlebihan dan tetap senantiasa menghormati pasangan cagub lain untuk keamanan dan ketertiban di Jateng. “Ini akan menjadi modal berharga bagi perjuangan dan pendidikan politik PDI Perjuangan, khususnya dalam menghadapi Pemilu 2014,” ujar Puan.
Bibit Waluyo menegaskan, dia akan menerima apa pun hasil pemilihan. Bibit pun menyampaikan terima kasih kepada warga Jateng yang sudah mendatangi TPS dan menyalurkan hak suaranya. “Kalau tidak terpilih lagi, tidak masalah. Prinsipnya, saya terima apa pun hasil pemilihan gubernur ini dan semoga dapat berjalan aman, tertib, dan lancar,” kata Bibit usai menggunakan hak pilihnya di TPS 2 Gajahmungkur, Kota Semarang.
Hal senada dikatakan cagub nomor urut satu, Hadi Prabowo. Hadi megaku pasrah dengan hasil pemungutan suara. Hal yang pasti, dia sudah berusaha optimal untuk memenangkan perebutan kursi gubernur Jawa Tengah bersama dengan Don Murdono. “Saya sudah serahkan (kepada Allah swt) mau menang atau kalah,” katanya di Jomblang, Candisari, Semarang. n s bowo pribadi/eko widiyanto/c71/antara ed: eh ismail
DATA GRAFIS:
Hasil Hitung Cepat
Lembaga Survei Indo Barometer
No. Urut Pasangan Persentase
1 Hadi Prabowo-Don Murdono 21,20 %
2 Bibit Waluyo-Sudijono Sastroatmodjo 31,60 %
3 Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko 47,20 %
Jaringan Suara Indonesia
No. Urut Pasangan Persentase
1 Hadi Prabowo-Don Murdono 21,03 %
2 Bibit Waluyo-Sudijono Sastroatmodjo 30,24 %
3 Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko 48,73 %
Lingkaran Survei Indonesia (LSI)
No. Urut Pasangan Persentase
1 Hadi Prabowo-Don Murdono 21,56 %
2 Bibit Waluyo-Sudijono Sastroatmodjo 30,09 %
3 Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko 49,35 %
Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC)
No. Urut Pasangan Persentase
1 Hadi Prabowo-Don Murdono 19,92 %
2 Bibit Waluyo-Sudijono Sastroatmodjo 30,15 %
3 Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko 49,93 %.
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.