Senin 10 Jun 2013 02:06 WIB
Korut-Korsel Memanas

Pertemuan Korut-Korsel Lancar

Korsel dan Korut
Korsel dan Korut

REPUBLIKA.CO.ID, PANMUNJOM -- Pertemuan bersejarah antara Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) digelar di Desa Panmunjom, Korsel, Ahad (9/6). Perundingan yang pertama kali diigelar dalam dua tahun terakhir ini bertujuan untuk meredakan ketegangan di Semenanjung Korea.

Pemerintah Korea Selatan mengatakan, pertemuan berlangsung dengan lancar. "Setelah pertemuan pada pagi hari, kami sepakat untuk melanjutkan diskusi," ujar Juru Bicara Kementerian Unifikasi Korea Selatan Kim Hyung-suk.

Menurut Kim, pertemuan berlangsung dengan baik tanpa ada perdebatan. Keduanya setuju akan menggelar pertemuan tingkat menteri di Seoul, Rabu pekan depan, guna membangun kecepercayaan antara kedua negara. "Kedua negara menuangkan pemahaman sama menyangkut pertemuan tingkat menteri mendatang," ujar Kim, seperti dikutip Yonhap.

Dalam sesi pada Ahad pagi, kedua negara saling bertukar pikiran tentang protokol, lokasi, agenda, dan jumlah delegasi untuk pertemuan pekan depan. Pejabat di Seoul mengatakan, kedua negara juga meninjau masalah-masalah yang akan diangkat satu sama lain. Namun, detailnya masih perlu dibahas lebih lanjut. Sebelum pertemuan dimulai, seorang pejabat Korsel mengatakan, mereka akan fokus membicarakan normalisasi kawasan industri bersama Kaesong yang dibekukan Korut pada April.

Perundingan digelar setelah Korut menawarkan pembicaraan pembukaan industri bersama Kaesong, pekan lalu. Industri bersama Kaesong merupakan tempat bekerja bagi 53 ribu warga Korut. Sementara, 120 lebih perusahaan Korsel beroperasi di kawasan yang masuk di wilayah Korut itu. Negara yang dipimpin Kim Jong-un ini juga menginginkan pemulihan kawasan wisata Gunung Kumgang dan digelarnya reuni keluarga yang terpisah dalam Perang Korea 1950 - 1953. Tawaran Korut mendapatkan sinyal positif dari Korsel.

Pertemuan di Rumah Kebebasan di Panmunjom dilangsungkan pada pukul 10.13 waktu setempat. Panmunjom merupakan wilayah perbatasan di Korsel yang menjadi area keamanan bersama. Chun Hae-sung, salah satu delegasi Korsel mengatakan, segala upaya akan dilakukan untuk membangun kerja sama yang menjadi pondasi hubungan kedua negara. "Dibutuhkan upaya membangun kepercayaan dari mulai isu kecil dan tujuan Korsel adalah tetap menjaga keyakinan akan prinsip itu," ujarnya.

Pertemuan keduanya digelar terakhir pada Februari 2011. Sejak saat itu, tidak ada pertemuan resmi. Ketegangan kedua negara memanas dalam beberapa bulan terakhir setelah Dewan Keamanan PBB menjatuhkan sanksi baru kepada Korut. Sanksi diberikan sebagai balasan atas uji coba nuklir Pyongyang pada Februari.

Latihan militer Korsel dengan AS semakin memanaskan situasi di Semenanjung Korea. Korut sempat mengancam akan menyerang Korsel. Tapi, mereka lebih memilih menutup kawasan industri bersama Kaesong. n reuters/c20 ed: teguh firmansyah

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement