REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Harga BBM belum juga pasti, tetapi harga kebutuhan pokok terus beranjak naik. Pedagang mengaku resah atas kondisi ini karena menyebabkan ketidakpastian usaha mereka.
Di Pasar Pasir Gintung dan Pasar SMEP, Bandar Lampung, kenaikan harga cukup signifikan terjadi pada telur ayam, daging, cabai merah, dan bawang. Besaran kenaikan harga rata-rata Rp 1.000 hingga Rp 5.000 per komoditas. Misalnya, cabai merah dari Rp 20 ribu menjadi Rp 25 ribu per kilogram (kg), telur ayam dari Rp 16 ribu naik menjadi Rp 18 ribu per kg.
"Kenaikan dipicu isu kenaikan BBM bulan ini," ujar Lekmin, pedagang bahan pokok di Pasar Pasir Gintung, Jumat (14/6). Penyebab lainnya karena mendekati Ramadhan yang jatuh pada Juli mendatang. Lekmin mengatakan, kedua hal ini membuat kenaikan ongkos angkut dari sentra pertanian. Akibatnya, harga barang-barang pangan di pasar pun turut naik. Tidak cuma itu, pasokan barang pun tersendat.
Pedagang sayur di Pasar Gamping, Sleman, Yogyakarta, mengeluhkan berkurangnya pasokan dan terpaksa menaikkan harga. "Cuma ada sedikit barangnya di pasar, mungkin juga karena mau Ramadhan dan BBM-nya mau naik," kata Siti, pedagang sayur.
Harga telur naik menjadi Rp 17.500 per kg dari Rp 16.500. Cabai merah naik menjadi Rp 25 ribu per kg dari Rp 20 ribu. Pada beberapa hari ke depan, harga-harga ini dimungkinkan akan terus naik. Beras, telur, dan minyak goreng juga naik tinggi di Pasar Pabean, Surabaya, Jawa Timur, kemarin. Pedagang bahan pokok, Siti Aminah, menjual telur dengan harga Rp 17 ribu per kg dari sebelumnya Rp 16 ribu. Sedangkan, beras dan minyak goreng rata-rata naik Rp 500 per kg.
Pedagang sayur keliling di Depok, Sulaiman, mengaku resah atas kenaikan harga yang terjadi. ''Saya kehabisan stok dan tidak berani membeli barang banyak karena takut tidak laku,'' kata dia.
Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran menegaskan, kenaikan harga bahan pokok memang terjadi antara 5-30 persen sejak beberapa bulan lalu. Ketidakpastian harga BBM, kata Ngadiran, menimbulkan kondisi tidak menentu untuk pedagang.
Dia berharap, pemerintah dapat bekerja sama dengan pedagang. "Karena kami selaku ujung tombak, jadi libatkan kami ketika Presiden melakukan operasi pasar, misalnya, beras, minyak goreng, sampai daging," katanya. Ngadiran meminta pemerintah mengontrol persediaan barang-barang itu.
Premium rencananya naik dari Rp 4.500 per liter menjadi Rp 6.500 dan solar dari Rp 4.500 menjadi Rp 5.500. Tingkat inflasi diperkirakan mencapai 7,2 persen. Kenaikan itu dikabarkan berlaku mulai 17 Juni mendatang sesuai dengan jadwal pengesahan APBNP 2013. Kabar ini membuat harga bahan pokok lebih dahulu naik.
Menteri Keuangan M Chatib Basri mengatkan, kenaikan harga sebelum kenaikan harga BBM terjadi akibat peningkatan ongkos angkutan dan harga makanan. "Berdasarkan pengalaman yang lalu-lalu, dampak itu berlangsung empat bulan. Setelah itu kembali lagi ke titik awal," kata Chatib.
Oleh karenanya, kata dia, pemerintah menyiapkan bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) Rp 150 ribu per bulan selama empat bulan kepada 25 persen penduduk yang tergolong miskin. Kebijakan ini untuk meredam dampak kenaikan harga di masyarakat. n mursalin yasland/rr laeny sulistyawati/c71/c74/aldian wahyu ramadhan ed: m ikhsan shiddieqy
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.