Selasa 27 Aug 2013 02:35 WIB
Investasi

RI Negara Favorit Investor Bollywood

Kadin
Kadin

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Potensi Indonesia sebagai pasar semakin dilirik investor asing, termasuk India. Presiden of Federation of Indian Chambers of Commerce and Industry (FICCI) Naina Lal Kidwai bahkan mengatakan, banyak investor yang lebih berani berinvestasi di Indonesia dibandingkan di India sendiri. "Berinvestasi di sini (Indonesia) lebih mudah," katanya ditemui di JW Marriot Jakarta, Senin (26/8).

Menruut Naina, banyak investor India yang memulai usaha rumah tangga. Pengembangan usaha pun banyak dibantu teknologi, antara lain, internet. Produk-produk India pun akhirnya mendunia. Ketika bisnis menjadi begitu besar, barulah investor asing lebih serius lagi menggarap pasar. Dalam proses ini, Indonesia termasuk negara favorit para investor dari Negeri Bollywood. Di antara para delegasi India, pengusaha Indonesia terkenal mudah diajak bekerja sama secara berkelanjutan. Banyak pula perusahaan India yang memiliki keterkaitan usaha dengan perusahan kelas menengah dan kecil di Indonesia.

Sayangnya, iklim investasi yang baik dinilai kurang didukung dengan kelayakan infrastruktur. Regulasi pemerintah dinilai berbelit, sehingga membuat investor harus berpikir panjang untuk berinvestasi di Indonesia. Belum lagi, infrastruktur dan logistik dianggap kurang mendukung pengembangan investasi.

Naina melanjutkan, FICCI melihat ada kemiripan kondisi mengenai apa yang terjadi di India dan di Indonesia. Rupee dikatakan juga terdepresiasi sehingga pertumbuhan ekonomi di India bergerak lambat. Pelaku industri kemudian merespons dengan fokus pada peningkatan ekspor. India merupakan negara pengeskpor hasil industri terbesar, yaitu informasi teknologi (IT) dan farma. Sekitar 62 hingga 80 persen produk IT dari India diekspor ke Amerika Serikat guna mendepresiasikan rupee.

Agar pembangunan teknologi terjaga, India mendorong pihak swasta untuk mengembangkan industri manufaktur. Hasilnya, kini India termasuk dalam peringkat 10 negara teratas untuk kemajuan teknologi. “Bagi kami, masalah depresiasi terhadap mata uang rupee merupakan masalah yang sangat besar," katanya.

Depresiasi mata uang dianggap menjadi salah satu penghalang India dapat bersaing di pasar global. Untuk itu, India membutuhkan negara lain untuk dapat menjadi pasar baru guna memasarkan produknya. Dengan demikian, diharapkan perekonomian kembali menjadi stabil.

Dalam pertemuan kali ini, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) RI meminta India untuk mendukung pula perekonomian di Indonesia. Kadin RI menganggap India negara yang cocok untuk bermitra menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN pada 2014. “Modal kita adalah bersama-sama melakukan suatu joint venture. India kuat dari soal teknologi dengan konsep low cost,” ujar Wakil Ketua Umum Bidang ICT dan Penyiaran Kadin RI Didie Suwondho. n meiliani fauziah ed: eh ismail

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement