Selasa 24 Sep 2013 10:20 WIB
AS-Iran

AS Siap Dialog dengan Iran

Israel's Prime Minister Benjamin Netanyahu attends the weekly cabinet meeting in Jerusalem February 10, 2013.
Foto: Reuters/Uriel Sinai/Pool
Israel's Prime Minister Benjamin Netanyahu attends the weekly cabinet meeting in Jerusalem February 10, 2013.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) siap membuka jalur pembicaraan dengan Iran. Terkait program nuklir Iran, AS mensyaratkan Teheran harus menunjukkan program nuklirnya benar-benar bertujuan damai. Hal tersebut ditegaskan Wakil Juru Bicara Gedung Putih Josh Earnest, seperti dilaporkan Reuters, Ahad (22/9). “Kami memiliki sejumlah keterkaitan dengan Iran dan kami siap melanjutkan pembicaraan dengan basis saling menghormati,” ujar dia.

AS berharap, Iran memanfaatkan kesempatan ini dengan bertindak serius. Sebelumnya, Earnest mengungkapkan, ada kemungkinan Presiden Barack Obama dan Presiden Hassan Rowhani melakukan pertemuan ketika keduanya menghadiri sidang Majelis Umum PBB. Meski demikian, sejauh ini belum ada jadwal untuk pertemuan tersebut.

Wakil Penasihat Keamanan Nasional AS Ben Rhodes menyatakan, Washington yakin masih ada kesempatan untuk berbicara dengan Iran. AS pun tak pernah menutup jalur diplomasi untuk menyelesaikan krisis nuklir Iran.

Sejauh ini, lanjut Rhodes, AS masih yakin bahwa Iran belum mengambil langkah untuk memproduksi senjata dalam program nuklirnya. Karena itu, masih ada kesempatan untuk melakukan pertemuan dan pembicaraan guna menyelesaikan masalah nuklir tersebut.

Berbeda dengan AS yang mulai menunjukkan perubahan sikap terhadap Iran, Israel masih saja memasang tampak garang terhadap Teheran. PM Israel Benjamin Netanyahu, misalnya, secara tegas mengaku tak yakin dengan “kampanye senyum” yang diperagakan Rowhani. Sejak Rowhani memenangi pemilu, Netanyahu telah menegaskan bahwa ia hanya boneka Pemimpin Spiritual Iran Ayatullah Ali Khamenei.

Hal senada dikemukakan Menteri Israel untuk Strategi dan Intelijen Yuval Steinitz. Menurut dia, Israel khawatir dengan senyum manis Rowhani yang terkesan mengejek. Meski Rowhani terlihat moderat, kata Steinitz, Iran hingga kini tak menunjukkan tanda-tanda menghentikan aktivitas pengayaan uranium. Uranium merupakan bahan utama untuk memproduksi senjata nuklir.

“Dia akan terus tersenyum sepanjang jalan hingga pembuatan bom,” kata Steinitz, sinis. Selama ini, Iran selalu menegaskan bahwa program nuklirnya bertujuan damai. Meski demikian, Israel tak pernah percaya. Zionis yakin, penolakan Iran untuk diperiksa tim investigasi nuklir PBB menunjukkan negara itu sedang membuat bom nuklir.

Israel, satu-satunya negara yang diketahui memiliki senjata nuklir di Timur Tengah, sangat khawatir dengan Iran. Apalagi, selama ini Iran mendukung kelompok atau organisasi yang berperang melawan Israel, seperti Hizbullah, Jihad Islam, dan Hamas.

Berulang kali Israel menyatakan rasa frustrasinya karena Barat tak mampu menghentikan program nuklir Iran. Israel malah mendesak agar Barat mengancam Iran dengan tindakan militer karena tekanan diplomatik dan ekonomi belum cukup.

Empat tuntutan

Berbicara di depan kabinetnya belum lama ini, Netanyahu mengatakan, ia akan membuat empat tuntutan utama terkait Iran. Tuntutan itu, antara lain, Iran harus menghentikan pengayaan uranium serta menghapus persedian uranium.

Iran juga harus menutup fasilitas pengayaan uranium bawah tanah di Kota Qom serta menghentikan produksi plutonium. “Sampai keempat tuntutan itu dipenuhi, tekanan terhadap Iran tak akan berhenti, bahkan harus terus ditingkatkan,” ujar Netanyahu.

Menanggapi kekhawatiran internasional atas program nuklir negaranya, Rowhani pekan lalu menegaskan, Iran tak akan pernah membuat senjata nuklir. “Kami punya waktu dan sekali lagi mengatakan bahwa dalam kondisi apa pun kami tidak akan pernah membuat senjata pemusnah massal, termasuk senjata nuklir,” ujar Rowhani dalam wawancara dengan NBC News.

Pada kesempatan itu, Rowhani sekali lagi menegaskan kesiapan Iran untuk menegosiasikan program nuklirnya dengan Barat, termasuk AS. n ichsan emrald alamsyah/ap/reuters ed: wachidah handasah

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement