REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Pemerintah Arab Saudi tengah mengkaji pembangunan tenda permanen tahan api di Arafah. Tenda ini nantinya akan mampu menampung sekitar 8,5 juta jamaah haji. Direktur proyek tersebut, Saud bin Hamdan Al-Dikri mengatakan, tenda akan dibangun sejajar dengan desain Terminal Haji di Bandara Internasional King Abdulaziz. “Proposal pembangunan tenda untuk meningkatkan kapasitas Arafah hingga 71 persen telah disiapkan,” ujarnya kepada Arab News, Senin (23/9).
Pembangunan ini akan memudahkan pergerakan jamaah antara Mina dan Makkah. Pihak berwenang juga telah menyetujui pembangunan dua lorong bagi pejalan kaki yang menghubungkan sisi barat Jembatan Jamrat dengan sisi utara Masjidil Haram di Makkah.
Al-Dikri menambahkan, tenda-tenda tersebut juga dibuat untuk menghindari jamaah berdesak-desakan di Stasiun Kereta Api Mashaer dan tempat suci lain. Ia mengacu pada insiden yang terjadi saat musim haji tahun lalu. Masalah itu disebabkan sebagian besar oleh jamaah haji ilegal. “Kami telah menyewa perusahaan khusus untuk mengatur jamaah di Stasiun Mashaer agar tertib dan mengawasi gerbang elektronik,” katanya.
Nantinya, juga akan dibangun semacam penghalang di stasiun kereta api untuk mengontrol pergerakan penumpang. Dia mengatakan, haji ilegal tidak akan diizinkan berjongkok di tempat umum dekat dengan stasiun.
Kepala Kantor Cabang Kementerian Haji Makkah Yaseen Fatani mengatakan, rute khusus juga akan dibuat untuk memudahkan para jamaah mencapai tenda mereka dari stasiun kereta. “Sehingga, keamaanan dan keselamatan jamaah bisa dijaga,” ujarnya. Kementerian juga akan memastikan bahwa para jamaah memiliki tiket kereta api. Sebuah tim telah dibuat untuk melakukan pengecekan. Tim ini menggunakan seragam khusus untuk membedakan mereka.
Sekitar 100 ribu jamaah haji asal India telah dipastikan akan menggunakan kereta bawah tanah haji Mashaer tahun ini. Konsulat Haji India Shaikh Mohammed Noor Rahman mengatakan, 50.532 jamaah haji telah tiba pada Jumat. Sedangkan, pada Sabtu jamaah haji yang tiba berjumlah 4.966 orang.
Untuk mendukung kebutuhan transportasi jamaah selama berada di Tanah Suci, Pemerintah Saudi mendatangkan dua model kereta api Haramain. Kereta api yang diproduksi Bombardier Saudi Arabian Company Limited dan berkecepatan tinggi, hingga 449,2 kilometer per jam itu akan diuji coba dalam waktu dekat. Ada 20 kereta yang akan digunakan, masing-masing mempunyai panjang 300 meter dengan kapasitas 3.500 jamaah per perjalanan.
Secara keseluruhan, sejumlah kereta itu dapat mengangkut 500 ribu jamaah haji dari Makkah ke Mina dan dari Mina menuju Arafah. Tapi, pada akhir tahun depan kereta ini akan melayani semua wilayah di Arab Saudi. Proyek kereta api ini juga akan memberikan sekitar 4.000 peluang kerja sebagai penjaga keamanan dan administrator.
Sementara, layanan istimewa diberikan kepada jamaah haji dari negara asing, Pemerintah Saudi dan perusahaan penyedia layanan haji diprotes karena menyediakan tenda tanpa adanya toilet dan dapur bagi jamaah domestik. Ketua Komite Haji dan Umrah National Osama Al-Filali menyatakan, tenda tersebut seharusnya mengakomodasi lebih dari 25 ribu jamaah lokal.
Menurutnya, masalah buruknya fasilitas sebenarnya sudah sering terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Tapi, kali ini ketiadaan toilet dan dapur dianggap telah melampaui toleransi. Dia menambahkan, pemotongan kuota jamaah haji lokal hingga 50 persen tahun ini bukannya membuat layanan yang diberikan semakin baik. Tapi, justru membuatnya lebih buruk dari tahun sebelumnya.
“Bagaimanapun, perusahaan-perusahaan itu harus bisa menyediakan kedua fasilitas tersebut dalam 15 hari,” katanya. Pemerintah juga diminta untuk menugaskan kontraktor membangun toilet-toilet itu. Selain itu, membuat jalan khusus untuk menyalurkan makanan kepada para jamaah.
Wakil Menteri Haji Hatem Qadhi menyatakan, ketiadaan toilet dan dapur di sejumlah tenda tidak akan memengaruhi jamaah karena pemerintah telah menyediakan banyak toilet umum di sekitar tempat-tempat suci. Kementerian, menurutnya, akan memberikan layanan terbaik untuk memastikan kenyamanan jamaah lokal. n ani nursalikah ed: fitria andayani
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.