REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Rosita Budi Suryaningsih
Baru-baru ini, masjid-masjid di Kalifornia, Amerika Serikat, membuat acara semacam open house yang bisa dihadiri oleh penduduk sekitar, termasuk yang non-Muslim. Dalam acara yang disebut open day ini, para Muslimin yang menjadi pengurus masjid memberikan pemahaman yang lurus tentang apa itu Islam kepada penduduk sekitar yang non-Muslim.
Wawasan tentang Islam dan budaya Muslim juga dikenalkan bagi semua orang yang mengunjunginya. “Tragedi 11 September menyisakan banyak hal hingga sekarang, terutama bagi penduduk Muslim,” ujar Direktur Eksekutif di Dewan Syura Islam Kalifornia, Shakeel Syed.
Banyak muncul stigma negatif dan membuat orang Muslim menjadi pihak yang disalahkan. Menurutnya, jumlah orang yang penasaran tentang Islam semakin banyak. “Namun, mereka tidak tahu cara meningkatkan pengetahuan tentang Islam dari mana. Ini bisa menjadi salah satu jalan,” ujar Syed seperti dilansir Onislam, Ahad (27/10).
open day yang dilakukan di masjid ini adalah sebagai peringatan atas berlangsungnya acara serupa sejak 10 tahun yang lalu. Seluruh masjid yang berada di wilayah Kalifornia Selatan menggelar acara ini. Dalam acara ini, semua pengunjung bisa melakukan tur keliling masjid, melihat apa saja yang dipamerkan oleh panitia, berkomunikasi dengan masyarakat Muslim lainnya, juga menikmati budaya, serta makanan yang halal.
“Inti dari acara ini adalah bagaimana para pengunjung yang berasal dari latar belakang agama dan tradisi yang berbeda bisa saling mengenal dan bisa bekerja sama. Ini demi kepentingan bersama yang lebih baik di tempat tinggalnya masing-masing,” ujar Syed yang juga menjadi tuan rumah dalam acara open day di Masjid Culver.
open day ini digelar pada Ahad siang saat libur. Acara ini bisa membuka wawasan tentang Islam bagi semua pengunjungnya. Para pengunjung bisa mengajukan pertanyaan apa pun, bahkan tentang masalah yang umum terjadi. Kemudian, mendapatkan solusinya dari para petugas masjid.
Sebenarnya, jelas Syed, semua masjid membuka tangannya bagi para pengunjung kapan saja. Hanya, dibuatlah satu hari spesial yang diberi nama open day agar terlihat lebih formal. “Orang-orang baik dan beriman bisa berkumpul dan bertukar pikiran tentang apa yang harus kita lakukan agar masa depan anak cucu kita terjamin.”
Acara open day di masjid ini disorot oleh publik dan banyak menerima pujian karena dapat mempertemukan warga dengan budaya yang berbeda. “Bagi banyak orang, ini adalah kali pertama mereka menginjakkan kaki ke masjid,” ujar seorang warga yang merupakan anggota Gereja Episkopal, Vicki Tamoush.
Ia mengakui, ia dan banyak warga non-Muslim lainnya selama ini telah memendam pemikiran yang salah tentang warga Muslim. “Kami hanya mendapatkan informasi dari media mainstream dan orang-orang yang fanatik yang memang tidak suka dengan Islam,” ujarnya.
Dengan adanya open day ini, Tamoush bersama warga lainnya bisa melihat secara langsung kegiatan warga Muslim dan mendapatkan informasi yang objektif tentang Islam. Ia bahkan mengatakan acara seperti ini perlu diadakan lebih sering dari sebelumnya.
Ia juga mengakui, sebenarnya warga non-Muslim pun ingin tahu tentang Islam. Namun, mereka tidak tahu bagaimana cara mendapatkan informasi yang tepat dari mulut para Muslim sendiri. “Sebenarnya, kami malu jika kita datang ke masjid untuk mencari informasi ini pada hari biasa. Meski, saya yakin kami akan disambut dengan ramah,” kata Tamoush.
Hal yang dirasakan pun berbeda ketika mereka melangkahkan kaki ke masjid pada saat open day. “Kami bisa datang beramai-ramai dengan tujuan yang sama, yaitu mencari jawaban, belajar, dan memahami apa itu Islam. Saya yakin semua orang di sini akan memberikan jawaban dengan jujur.” n ed: chairul akhmad
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.