Senin 16 Jun 2014 16:29 WIB

Upaya Mengembalikan Habitat Bekantan

Red:

Indonesia memiliki kekayaan satwa yang luar biasa banyak. Hampir setiap provinsi bahkan kota memiliki satwa masing-masing. Tidak sedikit dari satwa itu yang unik dan endemis. Di antaranya, monyet bekantan (Nasalis larvatus) yang hanya ada di Pulau Kalimantan.

Saat ini, populasi monyet berhidung besar tersebut terus merosot. Karena itu, dua perempuan kembar berusia 16 tahun, Giovanna Aanisa Thohir dan Gabriella Alifa Thohir, menaruh perhatian terhadap penurunan populasi Bekantan ini.

Melalui The Bekantan Twins Project, keduanya ingin mengajak masyarakat berpartisipasi untuk melakukan penanaman hutan kembali atau reboisasi serta pelestarian habitat Bekantan di Kalimantan Selatan. Bentuk partisipasi ini berupa pemberian donasi.

"Jadi, dengan uang yang didapat dari sini, kami akan pake untuk penanaman kembali bersama Sahabat Bekantan, komunitas lokal. Kami akan menanam kembali tanaman-tanaman. Jadi, habitatnya enggak berkurang," ujar Gabby, sapaan akrab Gabriella, kepada Republika pada peluncuran The Bekantan Twins Project, Ahad (15/6).

Menurut Gabby, penanaman kembali dan pelestarian habibat bekantan sangat perlu dilakukan. Sebab, bekantan merupakan jenis satwa yang tidak bisa dibawa keluar dari habitat aslinya. Jika dipindahkan, bekantan akan stres.

"Jadi, yang bisa kita lakukan adalah menanam kembali habitat mereka dan membawa kembali mereka ke habitat mereka," kata Gabby.

The Bekantan Twins Project sebenarnya sudah dimulai sejak 2013. Sebelum membuat proyek tersebut, kedua siswa SMA ini melakukan riset di habitat bekantan di Kalimantan. Hasilnya, situasi bekantan sangat darurat.

Ghea, sapaan akrab Giovanna, mengatakan, tidak banyak masyarakat yang mengenal bekantan meski hewan itu endemik dan hanya ditemukan di Kalimantan. Perhatian untuk bekantan juga sangat minim, Termasuk, dari pemerintah. "Mungkin karena bekantan enggak bikin banyak uang kayak Komodo," katanya dengan tersenyum.

Ghea dan Gabby berharap dukungan dari masyarakat sehingga semakin besar donasi yang bisa digalang. Keduanya juga menjual merchandise yang dananya digunakan untuk pelestarian habitat bekantan. Aktivitas The Twins Bekantan juga dimuat dalam website.

Rencananya, Gabby dan Ghea akan kembali ke Kalimantan pada Oktober. Dengan adanya proyek ini, keduanya berharap bisa ikut serta dalam mengedukasi masyarakat mengenai keberadaan bekantan. Selain bersama Sahabat Bekantan, keduanya didampingi mentor, M Arief Soendjoto.

Arief yang merupakan pemerhati bekantan menyatakan, bekantan sebenarnya dapat beradaptasi. Namun, habitat bekantan mengalami perubahan yang luar biasa sehingga populasi mereka menurun. Habitat bekantan berubah menjadi tambang, perkebunan kelapa sawit, pertanian, dan permukiman. Apalagi, katany, bekantan menghindari manusia. "Kalau dekat manusia, dia stres. Langsung lari," ujar Arief.

Biasanya bekantan hidup di hutan mangrove, hutan rawa, dan hutan tepi sungai. Namun, Arief mengaku pernah menemui bekantan di hutan karet dan bahkan baru-baru ini di hutan sengon. "Belum pernah ada catatan tentang itu," katanya.

Saat ini, Arief memperkirakan, ada 3.600-4.500 ekor bekantan di Kalimantan Selatan. Kemungkinan penurunan jumlah masih terjadi. Karena itu, Ghea, Gabby, dan Arief berharap proyek ini membuat semakin banyak masyarakat yang peduli. rep:c82 ed: ratna puspita

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement