JAYAPURA — Tak optimalnya pelayanan kesehatan masyarakat di Papua kembali terungkap.
Puskesmas Pembantu (Pustu) Kampung Koya Koso, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Provinsi Papua, diketahui tak beroperasi sepanjang Agustus 2014 karena ketiadaan tenaga medis.
Hal itu diketahui saat Wali Kota Jayapura Benhur Tomy Mano melakukan inspeksi mendadak (sidak) di pustu tersebut, Rabu (3/9). Saat sidak di pustu tersebut, Wali Kota Benhur memeriksa buku daftar pelayanan terhadap pasien dan menemukan indikasi pelayanan medis di pustu itu hanya dilakukan sejak Januari hingga Juli 2014.
Pelayanan medis tidak dilakukan pada Agustus dan tidak ada nama pasien yang dilayani.
Buku daftar pelayanan tersebut baru berisi pasien sejak September. Selain itu, tak ada petugas pustu yang tercatat mengabsen.
Sidak yang sama juga dilakukan di Puskemas Pembantu Kampung Nafri dan Puskesmas Abepantai. Wali Kota Benhur mengatakan, sidak itu dilakukan untuk mengecek kesediaan obat serta pelayanan yang dilakukan. "Pelayanan pustu di Nafri dan Puskesmas Abepantai telah berjalan baik karena petugasnya aktif," ujarnya.
Mantan kepala Dinas Pendapatan Kota Jayapura itu mengatakan, petugas di Pustu Koya Koso tidak berada di tempat karena mereka sedang ke Puskesmas Koya untuk mengambil obat. "Terkait buku pelayanan di Pustu Koya Koso yang kosong itu, apakah tidak ada pelayanan ataukah tidak ada pasien. Saya akan perintahkan Dinas Kesehatan untuk memeriksa lagi," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura Dolarina de Breiving saat dikonfirmasi mengatakan, petugas Pustu Koya Koso tidak berani menetap dan melayani sebab pemilik hak ulayat selalu menuntut pembayaran tanah. Dia menambahkan, selama ini petugas di pustu itu melakukan pelayanan dari pintu ke pintu di daerah tersebut. Selain itu, pelayanan posyandu dan pelayanan rutin sementara dilakukan di Puskesmas Abepantai.
Sebelumnya, Kepala Dinkes Mimika Ibrahim Iba juga mengungkapkan masih minimnya pustu di daerah tersebut. Dia mengatakan, dari 152 kampung (desa) di Mimika, baru tersedia 32 pustu. Tidak semua pustu memiliki fasilitas baik kantor maupun rumah tinggal petugas medis. Bahkan, ada pustu yang belum dilengkapi dengan tenaga medis baik perawat maupun bidan. "Petugas kami banyak yang tinggal di rumah-rumah penduduk. Kadang ada petugas yang tinggal di balai kampung (balai desa). Ini menjadi salah satu kesulitan kami," ujar Ibrahim. antara ed: fitriyan zamzami