Jumat 05 Jun 2015 14:00 WIB

Lampung Surplus Beras

Red:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BANDAR LAMPUNG -- Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) Lampung menyatakan, Provinsi Lampung mengalami surplus beras dalam beberapa tahun terakhir. Besarnya produksi beras ini membuat Lampung siap "melempar" berasnya ke daerah lain yang membutuhkan. ''Kalau Lampung banyak sentra produksi berasnya, jadi surplus terus. Maka itu, sudah seharusnya Lampung melempar berasnya ke daerah lain yang membutuhkan,'' kata Kepala Bulog Divre Lampung, Asep Karyana, di Bandar Lampung, Kamis (4/6).

Menurut dia, stok beras di Lampung melebihi kebutuhan konsumsi masyarakatnya untuk beberapa bulan ke depan. Ia berharap pemerintah daerah dan pusat dapat menjembatani agar produksi yang melimpah ini dapat dikirim ke daerah lain.

Ia mengatakan, selama ini pihaknya masih terkendala regulasi sehingga beras yang tersimpan di gudang Bulog tidak termanfaatkan dengan baik dan menjadikan kualitasnya berkurang. Bulog tetap melakukan penyimpanan dan penyediaan stok beras dalam jumlah yang cukup ketika terjadi bencana, musibah, dan lain sebagainya.

Saat ini, sentra produksi beras terbesar di daerah ini masih dipegang Kabupaten Lampung Tengah, Tanggamus, Pringsewu, Pesawaran, Metro, dan Lampung Timur.  Mengenai tingginya harga beras beberapa waktu lalu, ia menyinyalir karena beras rakyat miskin (raskin) belum tersalurkan dengan baik.

Lambatnya distribusi ini menyebabkan banyak rakyat miskin menyerbu pasar untuk membeli beras. Sementara, petani belum panen sehingga menyebabkan hukum pasar terjadi. ''Karena banyak permintaan harga, beras jadi naik,'' ujarnya.

Dengan kondisi surplus, Bulog Lampung menjamin stok beras di gudangnya cukup untuk delapan bulan ke depan dan akan aman selama Ramadhan.

Menurutnya, selama Ramadhan dan Idul Fitri mendatang masyarakat tidak perlu khawatir bila kekurangan beras di pasaran. Bulog akan terus memantau stok dan harga beras serta akan menstabilkan harga bila terjadi gejolak harga di tingkat pedagang.

Elpiji aman

Sementara di Palembang, Sumatra Selatan, Pertamina menjamin pasokan gas elpiji tiga kilogram untuk wilayah Sumsel, khususnya Kota Palembang. Beberapa hari terakhir, warga di beberapa kelurahan mengaku kesulitan mendapatkan gas yang kerap disebut tabung melon itu.

Alicia Irzanova, senior supervisor external relations PT Pertamina MOR Marketing Operation Region (MOR) II, mengatakan, kesulitan warga mendapat gas epliji melon karena keterlambatan penyaluran gas elpiji dari pangkalan ke pengecer. ''Stok gas elpiji tiga kilogram di Palembang sampai saat ini sangat aman dan tak ada masalah sama sekali. Kami pastikan tidak akan ada kekosongan pasokan,'' katanya, Kamis (4/6).

Sementara untuk harga gas melon di tingkat agen dan pangkalan resmi, Alicia mengatakan sudah diatur oleh SK Gubernur Sumsel. Sesuai SK tersebut, harga ditetapkan yaitu Rp14.800 per tabung atau sesuai dengan surat keputusan bupati dan wali kota di masing-masing daerah.

Mengenai adanya pangkalan atau pengecer yang menjual gas elpiji dengan harga yang lebih tinggi, Alicia mengimbau agar konsumen untuk membeli gas elpiji tiga kilogram di agen, pangkalan resmi, dan SPBU serta minimarket. Di tempat-tempat itu, ia mengatakan harganya sesuai dengan harga yang sudah ditentukan.

Pemkot Palembang melalui Disperindagkop juga mulai menggelar pasar murah. Di pasar murah itu, dijual gas elpiji tabung tiga kilogram. Penjualan gas melon yang dibanderol harga Rp 14 ribu per tabung diserbu warga. Warga yang tahu ada penjualan gas elpiji melon buru-buru kembali ke rumahnya mengambil tabung gas.  rep: Mursalin Yasland, Maspriel Aries ed: Andi Nur Aminah

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement