Kabar gembira mengenai penurunan harga BBM yang pertama disampaikan pemerintah saat menyambut tahun baru 2015. Sebelumnya, harga BBM mengalami kenaikan yang disertai penolakan oleh komponen lapisan masyarakat yang keberatan dengan kenaikan tersebut.
Bagi masyarakat penurunan harga BBM tentu sangat menyenangkan dengan harapan dapat mengurangi beban biaya hidup yang selama ini sudah telanjur tinggi. Karena sebelumnya, saat kenaikan harga BBM untuk pertama kalinya di pemerintahan Jokowi dibarengi dengan kenaikan harga bahan kebutuhan pokok, tarif angkutan umum, dan lainnya sebagai dampak kenaikan harga BBM.
Setelah harga BBM turun pada awal tahun baru, kini pemerintah kembali menurunkannya. Alasan yang sering didengar oleh masyarakat saat pemerintah menaikkan dan menurunkan harga BBM tidak jauh dari melihat perkembangan harga minyak mentah dunia dan mengurangi beban subsidi. Segala bentuk penurunan ini tentu disambut baik masyarakat.
Namun yang menjadi masalah, bagaimana dengan konsekuensi harga kebutuhan hidup yang sudah telanjur naik. Inilah yang membuat masyarakat menjadi bingung. Jika harga BBM mengalami penurunan, harus diikuti pula dengan penurunan harga di pasar. Begitu juga dengan komponen harga lainnya yang sudah telanjur naik, termasuk tarif angkutan umum.
Pemerintah sebaiknya dapat mengontrol stabilitas harga agar menyesuaikan dengan penurunan harga BBM tersebut. Pengontrolan pemerintah lewat kementerian terkait harus betul-betul dilakukan agar dampak penurunan BBM itu benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat kecil. Jika tidak, penurunan itu tidak akan memberi dampak banyak pada masyarakat.
Sebaiknya, pemerintah beserta seluruh jajarannya, Kementerian ESDM, Menko Perekonomian, dan kementerian terkait lainnya diharapkan lebih serius merancang kebijakan ekonomi terkait harga BBM. Tidak terlalu bagus juga jika harga naik turun seperti ini dalam waktu yang singkat. Karena dampak dari naik turun tersebut akan berimplikasi pada banyak hal.
Takutnya, besok minyak dunia naik lagi lantas harga BBM ikut naik lagi? Seperti hidup di negara yang sedang bermain akrobat saja nantinya.
Donk Ghanie
Pamulang Permai I Tangerang Selatan, Banten