Uji kelayakan dan kepatutan calon panglima TNI kemarin berjalan di Komisi I DPR. Calon tunggal yang menjalani uji tersebut adalah Jenderal Gatot Nurmantyo.
Di hadapan Komisi I DPR, Gatot mengungkapkan titik tekannya pada penguatan Angkatan Udara dan Angkatan Laut. Di dua matra tersebut memang banyak isu yang sangat penting ditangani.
Di laut, kita banyak memiliki titik lemah yang harus dibenahi. Wilayah perbatasan masih menjadi area yang mudah dimasuki kapal-kapal asing. Titik lemah di wilayah perbatasan juga menjadi pintu keluar masuk barang-barang selundupan juga perdagangan manusia. Fokus penguatan di Angkatan Laut menjadi hal penting yang bisa diharapkan untuk mengawal perbatasan wilayah kita.
Seperti halnya laut, wilayah udara kita juga belum semuanya terjaga dengan baik. Kasus pesawat asing yang masuk wilayah Indonesia berkali-kali terjadi. Ini menunjukkan pemantauan wilayah udara masih lemah. Udara menjadi wilayah yang sangat vital dalam elemen pertahanan nasional. Karena itu, menjadi pilihan yang tepat jika calon panglima TNI menjadikan udara sebagai fokus pembenahan.
Wilayah Indonesia memang sangat luas. Garis perbatasan dengan negara tetangga yang dimiliki Indonesia juga sangat panjang, baik berupa daratan maupun lautan. Atas nama kedaulatan bangsa, hampir semua titik di wilayah perbatasan itu penting untuk terus dijaga.
Akibat lengah menjaga perbatasan, kita banyak mendengar cerita soal penggeseran patok batas wilayah negara. Akibat lengah menjaga perbatasan pula, sebagian wilayah kemudian diklaim sebagai bagian negara tetangga. Kita tidak mau hal-hal serupa ini terus terjadi. Dampaknya bukan cuma soal pergeseran batas wilayah, melainkan juga menyangkut kewibawaan bangsa dan negara.
Di samping persoalan eksternal, TNI juga menghadapi tantangan internal yang tidak kalah beratnya. Musibah jatuhnya pesawat Hercules di Medan, Senin (30/6) lalu, mengingatkan soal pentingnya TNI untuk mengelola alat utama sistem persenjataan (alutsista). Musibah tersebut mendorong Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk langsung mengeluarkan peringatan soal pentingnya audit alutsista.
Problem alutsista ini memang pelik. Sejak proyeksi, perencanaan, pengadaan, pemakaian, dan perawatannya memerlukan perhatian yang sangat serius. Semestinya hal ini juga menjadi poin penting yang dipresentasikan calon panglima TNI dalam uji kelayakan. Manajemen alutsista ini memiliki peran yang sangat vital bagi kelangsungan berbagai aktivitas militer. Jika aspek ini dilupakan, secara signifikan kegiatan TNI dalam mengemban tugas bakal terganggu.
Salah satu persoalan krusial yang dihadapi dalam manajemen alutsista ini adalah soal proyeksi dan pengadaan. Pengadaan alutsista haruslah dihitung dengan membuat proyeksi tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan yang potensial dihadapi di masa mendatang. Persoalan ini sering kali terlewatkan dan tidak dibuka ke publik. Hal ini menjadikan sebagian alutsista yang sudah telanjur dibeli tidak bisa difungsikan secara maksimal.
Perawatan alutsista juga menjadi hal yang mendesak untuk dibenahi. Perawatan yang buruk akan membuat alutsista yang dimiliki TNI tidak bekerja dengan baik. Dampaknya bisa sangat berbahaya bagi personel TNI juga kedaulatan bangsa secara luas. Karena itu, program perawatan ini juga harus diawali secara ketat supaya benar-benar berjalan sesuai prosedur.
Berbagai tantangan eksternal maupun internal tersebut harus disiapkan program antisipasinya. Program-program untuk mengatasi tantangan itu menjadi alat ukur bagi kinerja panglima TNI di masa mendatang. Kita mengharapkan TNI bisa berperan semakin besar dalam menjaga kedaulatan dan kewibawaan bangsa.