Rabu 21 Sep 2016 16:00 WIB

Menuju DKI 1

Red:

Peta partai pendukung calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta mulai tergambar jelas. PDI Perjuangan yang selama ini belum menentukan sikap secara tegas calon gubernur yang akan didukungnya, tadi malam sudah bulat untuk mendukung calon pejawat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan wakilnya, Djarot Saiful Hidayat .

Meski baru tadi malam mengumumkan nama Ahok, sebenarnya pilihan PDI Perjuangan bukan sesuatu yang  mengejutkan. Sejak beberapa bulan lalu partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri ini sudah menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka akan memilih Ahok. Itu setelah calon PDIP sendiri yang  digadang-gadang, yaitu Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, lebih memilih untuk tetap memimpin Surabaya sampai masa kepemimpinannya selesai empat tahun ke depan.

Dengan bergabungnya PDIP ke partai pendukung Ahok, tinggal Gerindra, Demokrat, PKS, PKB, PPP dan PAN yang belum mengumumkan calon gubernur dan wakilnya. Sebelum ini, Partai Golkar, Hanura, dan Nasdem sudah menyatakan mengusung Ahok sebagai gubernur periode 2017-2022. Bila tak ada partai yang  menarik dukungan terhadap Ahok, pasangan Ahok-Gatot akan diusung oleh empat partai.

Kita memahami, perebutan kursi gubernur Jakarta bagi partai-partai bukan hanya sekadar menang atau kalah. Namun, partai besar menggunakan DKI Jakarta sebagai barometer untuk menaikkan gengsi dan harga diri. Semua partai ingin memenangi pertarungan di Jakarta.

Namun, jumlah calon yang terbatas membuat seakan-akan pejawat sulit dikalahkan. Kesan  itulah yang menyebabkan partai ingin jalan pintas dengan mengusung Ahok. Padahal, anggapan seperti itu belum tentu benar. Tidak sedikit pejawat yang secara kerja mungkin baik tetapi dapat dikalahkan dalam pilkada.

Kesan yang dibuat bahwa Ahok adalah calon yang sudah pasti akan didukung oleh rakyat dalam pilkada tahun depan merupakan kerja politik. Dan hal itu wajar-wajar saja dalam dunia politik. Namun, peluang calon lain pun masih cukup besar. Sejauh ini ada tiga tipe pemilih di DKI Jakarta. Yang pertama adalah pendukung Ahok. Ahok diterpa isu apa pun, para pemilih tipe ini tidak akan mengalihkan pilihannya.

Tipe yang kedua adalah anti-Ahok. Mereka adalah pemilih yang tidak suka dengan Ahok dan siap memilih siapa pun calon gubernur dan wakil gubernur, yang penting bukan Ahok. Pemilih tipe ini tidak akan mengalihkan pilihannya ke Ahok walaupun Ahok memiliki prestasi yang bagus dalam memimpin DKI Jakarta.

Tipe ketiga adalah massa mengambang yang belum menentukan pilihan. Pemilih tipe inilah yang nanti akan diperebutkan dan menentukan pemenang pertarungan di DKI 1. Jumlah  pemilih yang belum menentukan sikap cukup besar, diperkirakan melebihi tipe pemilih pendukung Ahok. Pemilih tipe ini juga diperkirakan di atas pendukung anti-Ahok.

Dengan peta seperti itu, terlalu dini bila pendukung Ahok merasa calon yang diusungnya bakal dengan mudah menjadi gubernur kembali. Di sisi lain, lawan Ahok jangan berkecil hati. Sebab, peluang untuk mengalahkan Ahok cukup besar. Asalkan mempunyai calon yang bisa diterima oleh pemilih mengambang dan belum menentukan pilihannya sampai saat ini. Karena itu, mari kita tunggu langkah Gerindra, Demokrat, PKS, PKB, PPP, dan PAN yang berencana mengumumkan jagoannya di hari ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement