Kasmi tampak sibuk membuat piring saji kue yang terbuat dari daun lontar. Seolah dirinya tidak memperhatikan sekelompok orang di sekitarnya yang menyaksikan karyanya. Dengan keterampilan yang dimilikinya, wanita berusia 35 tahun ini mencoba menampilkan kebolehannya dengan memotong tipis daun lontar untuk dianyam dan dijadikan wadah kue yang cantik. Selain menjadi tempat kue, daun lontar juga bisa digunakan untuk membuat lampu meja.
Foto:EDWIN DWI PUTRANTO/REPUBLIKA
Kasmi merupakan salah satu peserta kejar paket B di pusat kegiatan belajar masyatakat (PKBM) Sinar Ilmu yang berada di Kecamatan Bontoharu, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Selain belajar mata pelajaran umum, seperti IPA, IPS, bahasa Inggris, para siswa juga mendapatkan pendidikan keterampilan untuk bekal wirausaha.
Belajar kejar paket menjadi solusi dari program belajar sembilan tahun yang belum bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat. Pendidikan terbuka ini pula yang menjadi kesempatan memperoleh pendidikan yang layak. Mengingat, sampai kini masih banyak masyarakat yang tidak mampu menamatkan pendidikan SMA, SMP, atau bahkan SD.
Pemerintah juga terus memacu angka partisipasi kasar (APK) masyarakat melalui berbagai program, salah satunya sekolah paket. Jika pendidikan regular umumnya lebih mengutamakan pengetahuan, pendidikan kejar paket mengutamakan skill atau keterampilan siswa.
Instansi pendidikan bersama pemerintah daerah juga memiliki kiat khusus agar orang tertarik untuk mengejar ketertinggalannya dalam pendidikan. Hasudin, tutor PKBM Sinar Ilmu, mengatakan bahwa pendidikan keterampilan yang diberikan kepada peserta menjadi salah satu cara agar masyarakat tertarik mengikuti pendidikan paket.
Pendidikan keterampilan yang diberikan menyesuaikan potensi daerah dan potensi masyarakat setempat. Di lokasi PKBM-nya yang terletak dekat dengan pantai membuat pelatihan kerajinan tangan dari daun lontar menjadi potensi yang dirasa paling pas untuk memberdayakan peserta didik.
Di institusi tempatnya bekerja, ada sekitar 20 warga yang mengikuti kegiatan kejar paket. Kewajiban untuk memiliki ijazah minimal setingkat SMP bagi masyarakat yang ingin bekerja di kantor pemerintahan setempat membuat masyarakat cukup termotivasi dalam mengambil kejar paket.
Masyarakat yang mengikuti kegitaan kejar paket ini umumnya tinggal jauh dari kota sehingga mereka belum mendapatkan kesempatan untuk mengenyam bangku pendidikan yang baik. "Dulu, angkatan mereka kan belum ada sekolah. Tempat tinggalnya jauh dari kota, mereka tinggal di pulau sendiri, jadi tidak bisa sekolah," ujar Hasudin di sela lomba motivasi belajar mandiri (LOMOJARI) bidang akademik dan lomba kecakapan karya ketErampilan (LK3) tingkat nasional di Jakarta beberapa waktu lalu.
Keterampilan dan motivasi
Lina Nilamsari, tutor dari PKBM Agung yang berlokasi di Denpasar, Bali, mengatakan, selain memberikan keterampilan, instutusi PKBM berperan penting untuk memotivasi dan menumbuhkan semangat anak didik. Bagaimanapun, putus sekolah itu tidak mudah. Banyak orang yang terkendala biaya sehingga harus putus sekolah. Hal ini kadang membuat peserta kejar paket memiliki sedikit rasa minder. "Biaya pendidikan alangkah mahalnya. Artinya menunjukkan tidak setiap orang mampu. Kita harus memotivasi karena memang sekolah tidak mudah," katanya.
Setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat mulai dari pukul 19.00 siswa-siswa yang terdiri atas penjaga toko, asisten rumah tangga belajar paket B. Sebelum belajar, biasanya para siswa akan diberi keterampilan, seperti menari, merias, salon, serta facial. Siswa-siswa diberi beasiswa dan modal bergulir.
Lokasi PKBM yang berada di dekat pasar atau keramaian membuat masyarakat juga ikut tertarik untuk belajar. Kiprah PKBM Agung dalam dunia tata rias makin eksis. PKBM ini dipercaya merias tokoh-tokoh besar yang kebetulan sedang berada di Bali. Alumni PKBM Agung juga makin beragam. Ada yang kini bekerja, menjadi wirausaha, atau melanjutkan kuliah hingga kembali menjadi tutor di sana.
Peserta kejar paket B tak hanya orang dewasa. Winunik (14 tahun) menjadi peserta PKBM Bhakti Insani. Selain memberikan pelajaran umum, PKBM yang berlokasi di Jember ini memberikan keterampilan di bidang jahit-menjahit, kerajinan dari kertas semen bekas, dan kain perca.
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar (Dirjen Dikdas) Hamid Muhammad mengatakan bahwa keterampilan kini sudah diintegrasikan dan menjadi bagian dalam peningkatan mutu pendidikan menengah, termasuk dari pendidikan paket. Pemerintah memberikan bantuan dana untuk meningkatkan keterampilan anak didik.
Pemerintah juga berupaya memfasilitasi penyelenggara kejar paket untuk unjuk gigi menunjukkan kemampuannya melalui berbagai kompetisi. "Kalau pendidikan kesetaraan kita melihat skill-nya. Di SMP-SMA regular kita fasilitasi untuk olimpiade sains;untuk pendidikan kesetaraan, kita coba fasilitasi lomba keterampilan," ujarnya.
Hingga tahun pelajaran 2014/2015, jumlah peserta pendidikan kesetaraan program paket B sebanyak 163.522 peserta didik yang dilayani 3.667 lembaga. Jumlah tutor di lembaga penyelenggara paket B sebanyak 22.132 orang dan sebanyak 2.576 tutor mengajarkan keterampilan. rep:dwi murdaningsih ed: hiru muhammad