SENTUL — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan pesan khusus pada calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres) dan para tim suksesnya terkait masa kampanye. Ia meminta agar kedua kandidat tidak perlu saling merusak citra.
Menurutnya, masih banyak cara yang bisa dilakukan untuk memenangkan kandidat yang diusung.Ia beranggapan, cara di luar fitnah ataupun merusak artinya berkompetisi secara ksatria dan menang secara terhormat. “Saya pesan, tentu bagus kalau kompetisi sehat, sehingga masyarakat tidak mendapatkan gambaran keliru.
Ingat, salah satu di antara beliau itu akan menjadi pemimpin kita semua,” kata SBY saat membuka rapat koordinasi na sional (rakornas) pemantapan pelaksanaan pemilihan presiden dan wakil presiden 2014 di Sen tul, Bogor, Jawa Barat, Selasa (3/6).
Ia memaklumi jika dalam kompetisi, terutama pada pemilihan presiden (pilpres) ada berbagai strategi, siasat, dan taktik yang digunakan. Bahkan, kata dia, terkadang kreatif dan inovatif mulai dari cara yang biasa hingga yang agak keras. Namun, lanjut dia, harus diingat ada batasan-batasan.
“Kalau niatnya saling merusak, menghancurkan, disertai fitnah, dan black campaign, itu tidak baik. Memimpin kita lima tahun mendatang, tapi belum apa-apa kompetisi sudah tidak sehat, sudah memberikan persoalan bagi 240 juta lebih warga Indonesia,” kata dia.
Menurutnya, kompetisi secara ksatria bukan teori semata. Ia juga mengatakan, kompetisi yang baik tidak harus menimbulkan kerusakan. “Selalu ada jalan yang lebih baik, ada batas annya,” katanya.
SBY juga mengamati perang antarpendukung kedua kandidat di media sosial. “Perang di so sial media. Luar biasa. Saya kadang-kadang juga senang rakyat kita peduli pada politik.
Tapi, prihatin karena bahasa, kata-kata, dan ungkapannya me lebihi kepatutan,” katanya. Menurutnya, para capres punya tanggung jawab pula untuk ikut mendidik dan mencerdaskan masyarakat Indonesia dalam pesta demokrasi saat ini.
Apalagi, lanjut SBY, pilpres tahun ini sedikit istimewa karena tidak ada babak penyisihan dan hanya melibatkan dua kandidat.Ia mengibaratkan pilpres kali ini seperti pertandingan olah raga dan langsung babak final. Berbeda dengan 2004 yang melibatkan lima kandidat dan ada putaran kedua ataupun pilpres 2009 yang melibatkan tiga kandidat.
Dengan hanya dua kandidat, ada kekhawatiran ekses dan benturan fisik timbul karena persaingan yang keras. Pre siden pun meminta agar ketertiban kampanye pemilu diperhatikan.
“Jaga kedamaian dan ketertiban kampanye pemilu.Mari cegah penyataan, aksi provokatif, dan agitatif, baik capres, cawapres, dan tim sukses bisa menyulut emosi. Banyak cara kampanye tanpa harus menimbulkan
ekses dan benturan fisik yang tidak perlu,” katanya.Sementara itu, anggota Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid mengatakan, momentum pilpres harus menjadi sarana pendidikan politik bagi rakyat secara menyeluruh. Para calon yang ada harusnya saling adu gagasan, adu visi misi untuk mem berikan pendidikan politik yang baik.
Hidayat mengusulkan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menggagas aturan untuk menjerat pelaku kampanye hitam. Jika terus dibiarkan, kata dia, publik tidak akan mem peroleh haknya untuk mendapat pendidikan politik yang baik. “Siapa pun yang mela kukan kampanye hitam harusnya ada mekanisme yang menjerat mereka,” katanya.
Hidayat memperkirakan, kampanye hitam masih terus berlanjut. Dia mengaku, sering menerima pesan singkat terkait kampanye hitam. rep:esthi maharani/c30 ed: muhammad fakhruddin