Rabu 11 Jun 2014 14:30 WIB

Presiden Terpilih Harus Fokus Energi Terbarukan

Red:

JAKARTA -- Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) global yang bergerak dibidang lingkungan, Greenpeace Indonesia, mengharapkan presiden yang akan terpilih dalam pemilihan 9 Juli fokus pada pemanfaatan energi terbarukan. Sebab, Indonesia masih sangat tergantung dengan energi fosil.

Pengkampanye energi Greenpeace Indonesia Arif Fiyanto mengatakan, saat ini kedua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla, belum memiliki visi dan misi ideal. Karena, kata dia, masih fokus pada energi fosil. “Kita berharap, siapa pun yang terpilih bisa memenuhi kebutuhan energi dan fokus pada energi terbarukan,” kata dia di Jakarta, Selasa (10/6).

Memang, kedua capres tersebut tidak sepakat dengan pemanfaatan energi nuklir untuk pembangkit listrik (PLTN). Greenpeace pun menyambut baik visi dan misi para capres ini karena PLTN sangat berisiko.

Kedua capres dan cawapres juga sudah melihat energi terbarukan sebagai alternatif. “Keduanya sudah melihat energi terbarukan ini bisa dimanfaatkan, tapi belum fokus ke situ, masih tergantung pada energi fosil,” kata Afif.

Padahal, Greenpeace berpendapat, energi terbarukan bisa menjadi jalan keluar dari kekurangan energi listrik di Tanah Air. Indonesia juga mempunyai potensi energi terbarukan yang berlimpah. Namun, potensi itu belum dimanfaatkan secara maksimal. “Seperti, energi panas bumi, energi surya, angin, dan air,” ujar Afif.

Potensi energi panas bumi di Indonesia terbesar di dunia, yaitu mencapai 29 gigawatt. Sedang, energi matahari, sepanjang tahun selalu tersedia karena Indonesia merupakan negara tropis. “Untuk energi angin, di wilayah timur Indonesia memiliki potensi yang besar dan di pulau-pulau kita punya sungai-sungai besar yang airnya bisa dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga air,” kata dia.

Namun, menurut dia, masih ada hambatan, sehingga energi alternatif tersebut belum optimal dimanfaatkan meskipun pemerintah sudah menyadari potensi yang ada. “Misalnya, masalah regulasi dan belum ada kebijakan yang mendorong energi terbarukan. Selain itu, masih ada anggapan Indonesia masih memiliki banyak batu bara, gas, dan minyak," katanya.

Pilpres akan digelar pada 9 Juli 2014 dengan diikuti dua pasangan capres-cawapres, yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Hingga 5 Juli mendatang, kedua capres-cawapres sibuk berkampanye di Indonesia. antara ed: ratna puspita

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement