TASIKMALAYA — Para politisi Partai Golongan Karya (Golkar) mulai melakukan manuver pascapemilihan presiden pekan lalu. Dua usulan yang muncul dari kader Partai Golkar, yaitu agenda musyawarah nasional (munas) dipercepat dan peralihan dukungan ke pasangan calon presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK).
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono mengatakan, munas harus diselenggarakan tahun ini. "Sesuai AD/ART, munas diselenggarakan setiap lima tahunan. Berdasarkan perhitungan, Oktober ini," kata Agung, di Tasikmalaya, Jawa Barat, Ahad (13/7).
Golkar terakhir kali menggelar munas pada Oktober 2009. Namun, Munas Golkar 2009 itu mengamanatkan penyelenggaraan munas berikutnya dilakukan pada April 2015. Namun, Agung tidak menginginkan agenda lima tahunan untuk pergantian kepemimpinan itu diundur hingga tahun depan.
Agung menyatakan, munas harus diselenggarakan sesuai Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). DPP Partai Golkar juga harus mematangkan penyelenggaraan munas kali ini. Ia berharap agenda ini dibicarakan pada rapat pimpinan nasional (rapimnas) Partai Golkar setelah KPU mengumumkan pemenang pilpres.
Pada kesempatan tersebut, Agung mengutarakan keinginannya menggantikan Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum Golkar. Beberapa nama yang akan menjadi pesaingnya, yaitu MS Hidayat, Mahyudin, Priyo Budi Santoso, dan Fadel Muhammad.
Jika Agung berambisi menggelar munas tahun ini, anggota Tim Pemenangan Jokowi-JK Poempida Hidayatullah berharap Golkar mengalihkan dukungan ke pasangan nomor urut dua tersebut. Menurutnya, kader Partai Golkar tidak perlu ragu mendukung Jokowi-JK.
"Saya mengimbau agar seluruh kader Golkar pendukung Jokowi-JK agar tidak ragu lagi untuk muncul ke permukaan dan unjuk gigi kita bersama amankan rekapitulasi suara," ujar Poempida.
Ia menyatakan, peralihan dukungan seharusnya tidak sulit dilakukan karena banyak kader Partai Golkar yang mendukung pasangan Jokowi-JK pada Pilpres 2014. Namun, para kader partai berlambang pohon beringin itu tidak memperlihatkan secara terbuka karena pertimbangan tertentu.
Poempida menambahkan, kader Partai Golkar sudah mulai menunjukkan dukungan terbuka terhadap pasangan Jokowi-JK karena mempertimbangkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei. "Hal ini dibaca oleh seluruh kader Golkar di daerah yang secara serentak mulai menunjukkan dukungan walaupun secara tidak terbuka kepada Jokowi-JK," katanya.
Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing, menyatakan bahwa ada dua opsi bagi Golkar untuk bisa bergabung dengan koalisi PDI Perjuangan apabila Jokowi-JK terpilih sebagai pemenang pilpres. "Perubahan kepemimpinan di Golkar atau Aburizal Bakrie (selaku ketua umum) mengubah sikap," ujarnya.
Dari kedua hal tersebut, Emrus menyatakan, hal paling realistis penyelenggaraan Munas Golkar yang dipercepat. Sehingga, ia mengungkapkan, ada reposisi atau penggantian pimpinan Partai Golkar yang sejalan dengan perjuangan politik JK.
Sejumlah lembaga survei memenangkan pasangan Jokowi-JK dengan kisaran perbedaan suara sekitar lima persen. Namun, kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa juga mengklaim unggul berdasarkan penghitungan cepat beberapa lembaga survei.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Tantowi Yahya membantah partainya akan beralih mendukung Jokowi-JK. Partai Golkar tetap berada dalam Koalisi Merah Putih yang mendukung Prabowo Subainto-Hatta Rajasa.
rep:erdy nasrul/antara ed: ratna puspita
***
Tak Pernah Jadi Oposisi
2004
Perolehan Suara Golkar pada Pileg: 24.480.757 suara atau 21,58 persen (peringkat pertama)
Jumlah kursi di DPR: 128 kursi
Kandidat yang diusung Golkar, yaitu Wiranto-Salahuddin Wahid
Perolehan Suara Wiranto-Gus Sholah: 26.286.788 atau 22,15 persen (peringkat ketiga)
2009
Perolehan Suara Golkar pada Pileg: 15.037.757 suara atau 14,45 persen (peringkat kedua)
Jumlah kursi di DPR: 107 kursi
Kandidat yang diusung Golkar, yaitu Jusuf Kalla-Wiranto
Perolehan Suara JK-Wiranto: 15.081.814 atau 12,41 persen (peringkat ketiga)
2014
Perolehan Suara Golkar pada Pileg: 18.432.312 suara atau 14,75 persen (peringkat kedua)
Jumlah kursi di DPR: 91 kursi
Kandidat yang diusung Golkar, yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa
Perolehan Suara Prabowo-Hatta diumumkan pada 22 Juli 2014
Musyawarah Nasional Golkar
.) Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Tantowi Yahya menyatakan, tidak ada agenda mempercepat munas untuk kepemimpinan baru partai. Golkar tetap mengacu pada keputusan munas Riau, yaitu munas berikutnya diselenggarakan pada April 2015.
.) Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono menyatakan munas Golkar harus diselenggarakan tahun ini. Agenda munas berkaitan dengan pergantian kepemimpinan di partai berlambang beringin itu.
Nama-nama yang disebut menjadi kandidat pengganti Aburizal Bakrie
1. Agung Laksono
2. Priyo Budi Santoso
3. Zainal Bintang
4. Agus Gumiwang Kartasasmita