Banyak orang yang mencibir ketika FC Porto membanderol James Rodriguez senilai 45 juta euro (Rp 741 miliar) pada musim panas 2013. Alasannya, saat itu usia Rodriguez 20 tahun. Sebagian pengamat merespons negatif ketika AS Monaco menyanggupi banderol tersebut untuk memboyong Rodriguez ke Ligue 1 Prancis. Rodriguez tak pusing dengan keraguan orang. Gelandang kelahiran Cucuta, Kolombia, menjawabnya di lapangan. Ia menorehkan 10 gol dan 12 assist membawa Monaco finis pada peringkat kedua liga.
Menjelang Piala Dunia 2014, keraguan mengarah pada Rodriguez bersama tim nasional Kolombia. Rodriguez dan anak asuh Jose Pekerman diragukan bisa mempertahankan performa gemilang pada babak kualifikasi zona Amerika Selatan di Brasil. Performa Kolombia diprediksi menurun di Brasil, karena cederanya bintang sekaligus rekan setim Rodriguez di Monaco, Radamel Falcao.
Namun, Rodriguez menjawab keraguan tersebut. Ia mengambil alih tugas Falcao sebagai monster di depan kotak penalti lawan. Ia tak pernah absen mencetak gol dalam tiga laga Grup C. Alhasil, Kolombia mencatatkan rekor sempurna sebagai juara grup dengan catatan sembilan gol. Hanya Belanda yang mengungguli produktivitas Kolombia dengan torehan 10 gol.
Kualitas Rodriguez sebagai bintang baru dan masa depan Kolombia diuji pada laga perdelapan final melawan Uruguay, Ahad (29/6). Jika mampu mempertahankan standar permainannya pada fase grup, maka
Rodriguez diprediksi mampu melewati ujian ini. rep:adi wicaksono ed: israr itah