Selasa 01 Jul 2014 13:00 WIB
samba 2014

Dominasi Messi

Red:

SAO PAOLO -- Bintang Argentina Lionel Messi memiliki kenangan tiap kali Albiceleste berhadapan dengan Swiss. Adalah tiga gol ke gawang Swiss dalam laga uji coba tahun 2011, yang mengantarkan Messi mencetak hattrick pertamanya pada kancah internasional. Messi pun menjadi kekuatan utama Argentina kala bertemu Swiss di babak 16 besar Piala Dunia 2014, pada Selasa (1/7) malam WIB.

Pelatih Swiss Ottmar Hitzfeld menegaskan tidak menempatkan satu orang pemain untuk melakukan penjagaan khusus terhadap pemain berjuluk Messiah itu. Tapi, pelatih asal Jerman mengakui, bintang Barcelona itu adalah pemain terbaik sepak bola modern saat ini. Akhirnya, menjadi tugas anak-anak asuhnya menghentikan aksi Messi di babak 16 besar Piala Dunia 2014.

Mantan pelatih Bayern Muenchen itu tidak ingin kejadian pada laga persabahatan Februari 2012 terulang. Dalam laga yang digelar di Bern, Messi memborong tiga gol dan menajamkan dominasi Argentina atas Swiss. Memang dalam enam pertemuan terakhir, Swiss tidak menang atas Albiceleste, dengan catatan dua kali imbang dan empat kali kalah.

''Kami menghentikan Messi dengan organisasi permainan yang rapi, karena itu setiap pemain memiliki konsentrasi yang tinggi di sepanjang laga. Kami mengantisipasi semua gerakan dia dan tidak boleh melakukan kesalahan. Inilah cara menghentikan Messi,'' ujar Hitzfeld seperti dikutip Sportal.

Pengakuan yang sama diungkapkan penjaga gawang Swiss Diego Benaglio. Menurutnya, pemain yang mencetak empat gol dari tiga laga di Piala Dunia 2014 itu mengubah jalannnya laga. ''Kami tengah mempersiapkan diri seperti laga lainnnya. Tapi, diakui, Messi adalah tipe pemain yang menentukan arah pertandingan dan sulit dihentikan,'' ujar Benaglio pada the Guardian.

Namun, Hitzfeld menegaskan, timnya memanfaatkan status mereka bukan sebagai tim favorit pada laga tersebut. Swiss, lanjut Hitzfeld, tidak kehilangan apa pun jika kalah pada laga tersebut. Xherdan Shaqiri dan kawan-kawan mencoba bermain lepas dan memberikan ancaman kepada Argentina. Selain itu, Swiss terbiasa menghadapi tim asal Benua Amerika. Di fase grup E, Swiss mengalahkan Ekuador 2-1 dan Honduras 3-0.

Kendati begitu, Argentina berada pada kondisi terbaiknya. Dari tiga laga pada babak putaran grup, Messi dan kawan-kawan tampil sempurna. Mengalahkan Bosnia-Herzegovina 2-1, kemudian Iran 1-0, dan ditutup dengan kemenangan 3-2 atas Nigeria, penampilan Argentina dan Messi secara perlahan mulai membaik.

Namun, Messi berharap tidak ada lagi kesalahan yang membuat mereka tersingkir. ''Kami tidak boleh melakukan kesalahan pada fase ini. Jika tidak, kami mengubur mimpi meraih titel Piala Dunia,'' ujar Messi pada Reuters.

Meski diunggulkan, namun para penggawa Argentina tidak mengganggap remeh Swiss. Laga babak 16 besar Piala Dunia 2014 menyajikan kejutan apa pun, termasuk tersingkirnya Argentina yang digadang-gadang sebagai kandidat kuat juara. Pemain bertahan Argentina Javier Mascherano memiliki penilaian tepat soal kualitas pemain di kubu Swiss.

''Mereka adalah tim yang bermain dengan organisasi permain yang bagus dan didukung dengan pemain top. Shaqiri dan penyerang mereka, Haris Seferovic, tengah berada dalam kondisi puncak dan kami harus berhat-hati dengan pergerakan mereka,'' kata Mascherano seperti dikutip the Independent.

Berbagai persiapan dilakukan tim besutan Alejandro Sabella tersebut, termasuk melatih eksekusi tendangan penalti di kamp latihan mereka di Belo Horizonte pada sesi latihan terakhir sebelum berangkat ke Stadion Corinthians Arena, Sao Paolo. Dalam sesi latihan itu, Lionel Messi, Gonzalo Higuain, Ezequiel Lavezzi, Angel Di Maria, Javier Mascherano, Martin Demichelis terlihat berlatih bersama kiper Sergio Romero.

Satu-satunya kekurangan dalam persiapan Argentina adalah absennya Sergio Aguero lantaran mengalami cedera. Posisinya digantikan Lavezzi. Namun, gelandang veteran timnas Argentina Maxi Rodriguez menegaskan, mentalitas timnya sama, yaitu berusaha mencetak gol sebanyak mungkin.

''Di Piala Dunia, kami konsentrasi 100 persen. Faktanya, banyak tim besar yang tersingkir akibat gagal mempertahankan konsentrasi. Jika tidak, setiap tim mengalahkan Anda,'' ujar Rodriguez pada Four Four Two. ed: abdullah sammy

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement