JAKARTA - Calon Presiden Terpilih Joko Widodo (Jokowi) menunjuk mantan kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono sebagai anggota tim penasihat Tim Transisi, Sabtu (9/8). LSM Komisi untuk orang hilang dan korban tindak kekerasan (Kontras) menyesalkan langkah tersebut.
Koordinator Kontras Haris Azhar menilai, penunjukan tersebut adalah pengabaian terhadap semangat penegakan HAM dalam pemerintahan yang baru akan dibangun. "Joko Widodo sepatutnya paham dengan sejumlah kejahatan kemanusiaan di Indonesia di mana salah kasusnya adalah Talangsari 1989," kata Haris, Ahad (10/8).
Menurutnya, Hendropriyono adalah orang yang bertanggung jawab dalam kasus yang menyebabkan terbunuhnya sejumlah pihak di Talangsari, Lampung, pada 1989. Saat itu, Hendropriyono menjabat sebagai danrem Garuda Hitam, Lampung. Ia juga mengingatkan bahwa kasus pembunuhan aktivis HAM Munir Said Thalib terjadi semasa Hendropriyono menjabat sebagai kepala BIN.
Foto:antara
HENDROPRIYONO.
Haris sebelumnya berharap, Joko Widodo menyusun agenda penanganan keadilan bagi korban-korban pelanggaran HAM dalam tim transisi. Penunjukan Hendropriyono membuat Kontras mempertanyakan agenda transisi Joko Widodo.
"Apa yang dijadikan agenda transisi? Apa ukuran dan cara penyusunan prioritasnya? Mengapa RPJM dijadikan rujukan? Lalu apa pentingnya Hendro ada dalam tim tersebut?" tanya Haris.
Agenda kerja tim transisi tersebut menurut dia patut diduga sebagai upaya perluasan kuasa baik dari pihak Joko Widodo maupun Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai presiden incumbent. Menurutnya, Jokowi butuh kekuatan lebih dari SBY untuk menghadapi di parlemen. "Hendro saya duga sebagai penghubung komunikasi antara Joko dan SBY," imbuhnya.
Hendropriyono mengumumkan sendiri penunjukan dirinya sebagai penasihat tim transisi pada Sabtu (9/8) malam. Hal itu ia sampaikan selepas melakukan rapat yang dipimpin Jokowi di kantor Tim Transisi. "Jadi, saya segera menyiapkan diri memberikan nasihat. Kita semua ingin apa yang jadi tujuan rumah transisi tercapai efektif dan efisien," kata Hendropriyono.
Ia menjelaskan akan memberikan nasihat terkait bidang-bidang yang ia kuasai. "Nasihat di bidang dan lingkup yang saya tahu. Saya akan memberi nasihat sekitar intelijen," kata dia. Saat ini, Hendropriyono adalah guru besar bidang intelijen dari Sekolah Tinggi Intelijen Negara.
Jokowi tak memberikan komentar seusai rapat yang berujung pada penunjukan Hendropriyono. Ia belum berhasil dimintai konfirmasi soal penunjukkan tersebut.
Tak terlibat
Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Hukum Trimedya Panjaitan mengungkapkan, penunjukan Hendropriyono adalah keputusan Jokowi. Menurutnya, putusan itu pasti telah dipertimbangkan secara matang.
Menurutnya, PDI Perjuangan, parpol utama pendukung Jokowi, tak dilibatkan dalam keputusan tersebut. "PDIP tidak dilibatkan, tapi saya pikir pertimbangan Jokowi sudah matang."
Ia tak sepakat soal keberatan Kontras atas penunjukan Hendropriyono. Menurut dia, Hendropriyono tak pernah terbukti bersalah melakukan pelanggaran HAM. Tudingan terhadap Hendropriyono menurutnya baru sebatas dugaan-dugaan. Ia menjanjikan, keputusan itu tak mengubah komitmen Jokowi membenahi persoalan HAM di Tanah Air.
Kepala Relawan Tim Pemenangan Jokowi-JK, Eva Kusuma Sundari, mengatakan, Hendropriyono dipilih karena sudah senior dan kerap membantu PDI Perjuangan dan Jokowi. Ia juga dinilai memahami isu-isu strategis politik dan keamanan dalam negeri.
Eva menegaskan, Hendropriyono tak berwenang menyetir kebijakan-kebijakan Jokowi-JK. Ia hanya dimintai pendapat bila ada isu-isu yang hendak ditanyakan Tim Transisi.
Deputi Tim Transisi dari Partai Nasdem, Akbar Faisal, mengiyakan, pertimbangan Hendropriyono diangkat sebagai penasihat Tim Transisi merupakan kewenangan Jokowi. Ia mengaku tak mengetahui banyak soal alasan di balik penunjukan tersebut.
Akbar menambahkan, selain Hendropriyono, sejumlah nama juga secara resmi telah ditunjuk menjadi anggota tim penasihat. Di antaranya, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Jenderal (Purn) Luhut Panjaitan dan Gubenur Kalimantan Barat Conelis.
Menurut dia, tidak ada pembagian tugas pada masing-masing anggota penasihat dalam menjalankan tugasnya. Mereka semua bekerja memberikan saran serta masukan kepada tim transisi tanpa melihat latar belakang keahliannya. "Tidak ada pembagian tugas pada tim penasihat. Mereka hanya bertugas memberikan nasihat," ujar dia.
Sebelumnya, Deputi Tim Transisi Hasto Krisyanto mengatakan, mantan ketua umum PP Muhammadiyah, Syafii Ma'arif, juga dilamar sebagai anggota tim transisi. Mengenai klaim tersebut, Syafii Ma'arif mengakui pernah dihubungi Tim Transisi.
Kendati demikian, yang bersangkutan masih belum memutuskan untuk menerima atau tidak tawaran tersebut. "Saya belum memberikan jawaban," ujar dia.
Sehubungan dengan status tersebut, ia enggan menanggapi penunjukan Hendropriyono sebagai anggota tim transisi. "Saya tidak usah komentarlah, tidak elok," kata dia.
rep:erdy nasrul/muhammd akbar wijaya/Andi Mohammad Ikhbal ed: fitriyan zamzami
***
Rekam Jejak Sang Intelijen:
Titian Karier:
1968-1972:
Komandan Pleton Kopassus TNI-AD Magelang
1972-1974:
Komandan Kompi Prayuda Kopasandha
1985-1987:
Asisten Intelijen Kodam V Jaya
1987-1991:
Danrem 043/Garuda Hitam Lampung. Pada 1998 puluhan tewas dalam penyerangan aparat TNI terhadap kelompok keagamaan di Talangsari, Lampung Timur.
1993-1994:
Panglima Kodam V Jaya.
2001-2004:
Kepala Badan Intelijen Negara. Pada 2004 aktivis HAM Munir Said Thalib tewas dalam penerbangan ke Amsterdam. Dalam persidangan, BIN disebut terlibat pembunuhan, tapi tak ada petinggi atau mantan petinggi yang divonis bersalah.
Hendropriyono dan Jokowi
6 Mei 2014:
Joko Widodo menghadiri pengukuhan Hendropriyono sebagai guru besar bidang intelijen.
21 Mei 2014:
Hendropriyono menghadiri rapat dengan tim pemenangan pasangan Jokowi-JK. Hal itu mengonfirmasi bergabungnya Hendropriyono dengan tim Jokowi-Jusuf Kalla (JK).
23 Mei 2014:
Hendropruyono ditunjuk sebagai anggota tim pengarah pemenangan pasangan Jokowi-JK.
3 Juni 2014:
Sebagai anggota tim pemenangan Jokowi-JK, Hendropriyono menuding calon presiden Prabowo Subianto memiliki gangguan jiwa.
4 Juni 2014:
Hendropriyono mendatangi markas Lembaga Dakwah Islam Indoensia (LDII) dan memohonkan dukungan untuk Jokowi.
9 Agustus 2014:
Hendropriyono menyatakan telah ditunjuk sebagai penasihat Tim Transisi Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Jokowi-JK.
Sumber: Pusat Data Republika