JAKARTA -- Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memiliki kekuasaan parlemen yang berpengaruh pula pada tatanan eksekutif dan yudikatif. Karena itu, mantan ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Hasyim Muzadi meminta gerakan rakyat untuk mengawasi DPR.
"DPR RI selain mengambil hak legislatif secara penuh, seperti anggaran, perundang-undangan, dan pengawasan, juga dapat merekomendasikan seseorang untuk menjabat di posisi lembaga yudikatif, antara lain KPK dan MA," ujar Hasyim Muzadi dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Senin (6/10).
Tak hanya itu, katanya, legislatif dapat merasuk ke eksekutif berupa penjatahan menteri sesuai dengan besar kecilnya suatu partai. Sehingga, lanjut dia, ada pembagian jatah menteri oleh partai politik. "Partai tidak bisa mengontrol kadernya yang duduk di DPR/DPRD sehingga wakil rakyat tersebut harus dikontrol oleh rakyat agar semuanya dapat menunaikan janjinya ke rakyat," ujar dia.
Ia mengatakan, anggota DPR dapat membuat undang-undang yang merugikan masyarakat, misalnya UU Migas yang akhirnya dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi. "Karena itu, rakyat harus mengawal wakilnya untuk menggunakan wewenangnya sebaik mungkin," kata dia.
Ia berharap generasi penerus bangsa, tokoh nasional, dan cendekiawan yang jujur dan bersih dapat menjadi motor dari gerakan rakyat mengawal wakil rakyat. Sebanyak 560 anggota DPR yang baru dilantik diharapkan tidak mengulangi kekecewaan rakyat terhadap anggota DPR sebelumnya.
"Karena selama ini, banyak anggota dewan yang menyapa hati masyarakat hanya jelang pemilu legislatif saja. Ini sangat ironis tentunya," kata pengamat politik dari The Politician Literacy Institute, Adi Prayitno.
Adi berharap anggota dewan baru mampu mengedepankan kepentingan rakyat bukan kepentingan partai. Selain itu, lanjut dia, anggota dewan baru harus mampu memberikan warna di parlemen. "DPR terpilih ini harus mampu membangkitkan optimisme publik bahwa mereka akan bekerja maksimal untuk memperjuangkan hak-hak rakyat seperti yang mereka janjikan saat kampanye pemilu legislatif," katanya.
Jika dilihat dari komposisi anggota dewan yang baru, saat ini antara wajah lama dan wajah baru cukup berimbang. Menurutnya, publik menanti kolaborasi yang baik antara anggota lama dan baru untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyat.
Selain menanti kinerja yang baik, publik juga sedang menanti sosok anggota dewan yang rela meninggalkan kehidupan glamor di tengah kemiskinan rakyat indonesia. Karena, kata Adi, anggota dewan yang merakyat, tidak elitis, dapat memeluk hati dan harapan rakyat yang diwakilinya. rep:antara/c62 ed: muhammad fakhruddin