REPUBLIKA.CO.ID,
Politik tak mengenal istilah kawan dan lawan. Yang ada hanyalah kepentingan. Kisruh di tubuh Partai Golkar antara kubu Ketua Umum DPP hasil Munas Bali, Aburizal Bakrie, dengan Ketua Umum DPP hasil Munas Ancol, Agung Laksono, turut berdampak kepada perseteruan Heru Sambodo dengan ayahnya, Dianis Thabranie.
Heru merupakan Ketua Fraksi Partai Golkar di DPRD Kota Bandar Lampung. Sejak Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengeluarkan surat yang mengesahkan Golkar pimpinan Agung Laksono, Heru terpaksa meninggalkan pilihan politik bapaknya yang berkiblat kepada kubu Ical.
Pilihan politik tersebut bertepuk kedua tangan. Agung Laksono menunjuknya untuk duduk di jabatan Ketua Umum DPD I Golkar Lampung Munas Ancol. Dia menjabat sebagai pelaksana tugas untuk menggantikan bapaknya, Alzier Dianis Tabranie.
Cikal bakal perbedaan politik bapak-anak ini sudah terlihat menjelang pemilihan anggota legislatif lalu. Heru yang menjabat Ketua DPD II Golkar Lampung, selalu berseberangan dengan bapaknya selaku Ketua DPD I. Saat Munaslub DPD II Golkar Lampung dihelat, Heru terjegal. Posisinya digantikan Toni Eka Chandra. Namun, Heru masih duduk di kursi DPRD Kota Bandar Lampung, untuk periode yang kedua.
Alzier yang dikenal sangat sayang kepada anak-anaknya, tidak terpengaruh dengan langkah politik mereka. Menurut dia, urusan politik adalah politik, bukan untuk memisahkan anggota keluarga. Dia tetap mendorong Heru untuk menuju dunia politik. Alzier ingin menyumbangkan pengalamannya yang sudah malang melintang di kancah politik, termasuk menjadi calon gubernur yang gagal dilantik di era Presiden Megawati Soekarnoputri pada Desember 2002.
Meski demikian, sikap Alzier kukuh. Dia yakin, kader, pengurus, dan anggota DPRD se-Lampung tetap solid menyikapi perbedaan yang terjadi di tubuh partai berlambang beringin tersebut, baik nasional maupun lokal. Menurutnya, semua kader, pengurus, dan anggota dewan tetap mendukung kepemimpinan Aburizal Bakrie (Ical) sebagai ketua umum.
“Sampai saat ini, kami, kader dan pengurus, termasuk anggota dewan dari Golkar masih solid mendukung ARB,” kata Alzier Dianis Thabranie kepada Republika, Senin (16/3). Ia mengatakan, surat Menkumham bukan surat keputusan, apalagi penetapan kubu Agung Laksono yang sah. “Jangan seolah-olah surat Menkumham itu sudah mendapat pengesahan dari pemerintah (kubu Agung Laksono),” katanya. Apalagi, kata dia, DPP PG sudah mengajukan gugatan hukum ke pengadilan negeri terkait persoalan ini.
Heru mengambil pilihan berbeda. Atas sikapnya itu, Agung Laksono pun menghadiahi Heru kursi empuk DPD I Lampung. Menurut DPP versi Agung, ujarnya, Ketua Umum DPD I PG Lampung (Alzier), tidak mampu menjalankan roda organisasi dengan baik. “Mungkin DPP melihat DPD I tidak ada program dan grand desain untuk membesarkan partai, yang ada memecat kader berprestasi,” katanya.
Dia mengaku akan memperkuat kepengurusan DPD I setelah keluarnya surat Menkumham. Ia mengatakan, nama-nama yang akan masuk kepengurusan DPD I masih dalam pembahasan. Yang jelas, ungkap dia, nama-nama koordinator daerah kabupaten/kota akan masuk dalam jajaran pengurus. “Sudah banyak yang ingin merapat ke kubu Agung,” katanya.
Adanya upaya 'invasi' dari sang anak, tidak membuat Alzier diam. “Seluruh kader dan pengurus, apalagi anggota dewan dari Golkar, tetap setia dan solid mendukung ARB,” katanya. n ed: a syalaby ichsan