Apa sebenarnya penyebab terjadinya kemacetan di akhir tahun ini?
Sebenarnya sederhana, kemacetan itu terjadi karena infrastrukturnya tidak berubah, angkutannya tidak berubah, sedangkan permintaan banyak. Orang melakukan perjalanan tiga kali dari biasanya, sedangkan kapasitas jalan, khususnya jalan tol yang kita miliki tidak berubah, sehingga terjadi akumulasi jumlah penumpang pada 24 Desember itu, dan akhirnya tidak bisa ditampung jalan kita, terjadilah kemacetan luar biasa, fenomenanya seperti itu.
Apa yang harus dilakukan pemerintah, khususnya di arus balik?
Saya yakin untuk arus baliknya itu tidak akan terjadi kemacetan, karena waktunya cukup banyak, yaitu 1 Desember, 2 Desember, dan 3 Desember. Sehingga, yang perjalanannya kemarin satu hari, sekarang bisa tiga hari, dan orang bisa kembali ke tempat asalnya, sehingga tidak akan separah pada libur Natal kemarin. Jadi, saya tidak begitu khawatir tentang arus baliknya, tidak perlu dikhawatirkan.
Perlukah pemerintah tetap melakukan upaya-upaya untuk mencegah kemacetan?
Iya, pada 24 Desember kemarin juga sebenarnya pemerintah itu, khususnya di jalan tol, bisa membuka lajur berlawanan yang memang contra flow. Saya amati kemarin kan hanya satu sisi yang keluar Jakarta, yang masuk ke Jakarta kosong atau sepi. Nah, itu sebenarnya bisa dipakai dua lajur atau contra flow. Nah, pada saat yang sama, kalaupun nanti yang masuk Jakarta besar, itu kita bisa menggunakan dua lajur lawannya untuk penambah lajur sementara. Itu bisa digunakan untuk mengatasi kapasitas yang terbatas pada jalur jalan tol.
Kemacetan-kemacetan yang sering terjadi di mana saja?
Kalau yang saya lihat kemarin tetap di jalan tol, karena kalau di jalan yang bukan jalan tol itu sudah penuh traffic-nya. Polanya hampir sama seperti kemarin, tapi dalam arus yang sebaliknya.
Jika kemacetan terjadi di arus balik siapa yang harus bertanggung jawab?
Kita semua saya rasa bisa memberikan kontribusi ya, informasi itu bisa diolah dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub), tapi sebenarnya tidak menyalahkan Kemenhub saja, itu tanggung kolektif ya kalau sudah berbicara angkutan selama Natal ini. Karena, kalau dilihat dari solusinya tadi seperti masalah cuti, masalah pemberian tunjangan tahun baru secara bertahap itu bukan hanya Kemenhub, tapi Kemanaker, dan juga kementerian lainnya. Jadi, banyak pihak yang bisa diminta kontribusi untuk perbaikan itu. Sebenarnya studinya sudah dilakukan oleh Kemenhub sendiri, hanya tidak tahu mengapa mereka tidak menggunakan hasil studi tersebut untuk mengambil kebijakan.
Secara keseluruhan mengapa kemacetan masih sering terjadi di Indonesia?
Pilihan angkutan umum tidak berjalan dengan baik, dan itu memberikan dampak terhadap ketergantungan pribadi yang luar biasa. Kalau dari lihat datanya, pertumbuhan pembelian mobil pribadi sekitar dua kali dari pertumbuhan ekonomi. Ya kalau dilihat pertumbuhan ekonomi kita 5 persen, otomatis kendaraan itu sekitar 8 persen per tahun. Itu kan kepemilikan kendaraan pribadi kita jauh lebih tinggi daripada kapasitas kita menyediakan infrastruktur dan angkutan umum, itu yang saya kira terjadi, sehingga tidak bisa ngejar.
Selain itu, pemerintah harus fokus pada pembangunan transportasi publik, walaupun sebenarnya pemerintah seharusnya melakukan pembangunan terhadap transportasi publik itu sejak 15 tahun lalu, tapi saya kira lebih baik terlambat daripada tidak dimulai sama sekali. c39 ed: Fitriyan Zamzami