Saat ini apakah sudah ada temuan individu yang tertular virus zika di Indonesia?
Sejauh ini belum ada temuan. Kami sudah menempuh upaya penelusuran terhadap sampel darah dari penderita demam berdarah (DB) dari rumah sakit (RS) di seluruh Indonesia. Sudah ada 167 RS yang mengirim sampel. Hasilnya, semuanya berstatus negatif terhadap virus zika.
Penelusuran ini kami lakukan karena kami ingin memastikan. Sebab, DB dan zika ditularkan oleh medium yang sama, yakni nyamuk Aedes Aegypti.
Berarti memang belum ada kemungkinan virus ini masuk ke Indonesia?
Untuk penderita yang tertular belum ada. Namun, kami tidak mengatakan di Indonesia tidak ada virus tersebut. Bisa saja saat ini virus ada di dalam tubuh nyamuk Aedes Aegypti yang memang banyak terdapat di Indonesia.
Jadi, bagaimana status zika di Indonesia?
Kami menyebutnya sebagai daerah yang masih bebas. WHO menyebut Indonesia sebagai negara yang mungkin menjadi endemik penularan zika. Sebab, ya itu tadi, banyak sekali nyamuk Aedes Aegypti di Indonesia.
Seperti apa upaya Kemenkes dalam mengantisipasi penularan zika di Indonesia?
Pertama, sejak awal tahun, sekitar Januari-Februari lalu, kami sudah mengirimkan surat edaran kepada dinas kesehatan provinsi, kabupaten, dan kota agar meingkatkan kewaspadaan terhadap virus zika. Dalam edaran, kami juga meminta tenaga kesehatan memberikan edukasi mengenai virus asal Amerika Latin ini.
Kami tekankan pula bahwa virus zika harus diwaspadai oleh ibu hamil. Karena penularan zika melalui nyamuk yang sama dengan DB, maka masyarakat diminta lebih rajin menghentikan potensi pertumbuhan jentik nyamuk di rumah.
Kedua, kami lakukan penelusuran sampel darah penderita DB untuk memastikan ada atau tidaknya WNI yang tertular zika.
Terakhir, kami berikan health alert card (HAC) kepada WNI yang baru datang dari luar negeri. Utamanya bagi mereka yang baru saja datang dari Singapura atau negara yang warganya positif telah tertular virus ini .
Kartu kewaspadaan itu dibagikan di bandara yang melayani penerbangan internasional dan pelabuhan penyeberangan internasional, misalnya, di Batam.
Dalam kartu ada keterangan nama, nomor penerbangan, nomor seat, tanggal kedatangan, jenis penerbangan, dan sebagainya. Nanti ada keterangan yang menjelaskan tanda-tanda jika individu sudah tertular virus zika. Contohnya, ketika telah berada di rumah selama tujuh hingga 10 hari, kemudian menderita demam tinggi di atas 38,5 derajat (Celcius) serta terdapat ruam-ruam merah di kulit.
Jika muncul tanda seperti itu, silakan pergi ke RS atau puskesmas sambil membawa kartu waspada tersebut.
Jadi, apa yang perlu dilakukan masyarakat untuk menghindari penularan virus zika?
Pertama, waspada terhadap nyamuk Aedes Aegypti. Kedua, meningkatkan kesadaran untuk segera melapor kepada tenaga kesehatan jika mengalami tanda-tanda tertular zika. Utamanya bagi WNI yang sering ke luar.negeri atau sering bepergian ke Singapura. Oleh Dian Erika Nugraheny, ed: Fitriyan Zamzami