Selasa 06 Dec 2016 14:00 WIB

Dwi Andreas, Guru Besar Fakultas Pertanian IPB:Pengelolaan Cabai Harus Lebih Baik

Red:

Harga cabai mengalami peningkatan di beberapa daerah. Bagaimana tanggapan Anda?

Harga cabai kan memang tiap tahun seperti ini. Agustus itu pasti sudah meningkat. Pemerintah bisa mengelola lebih baik. Dalam arti, pertama, soal produksi. Idealnya cabai bisa diproduksi terus-menerus. Maka perlu skema dan pengelolaan yang lebih baik.

Langkah kedua memang Impor, tapi pemerintah harus hati hati. Sebab, tindakan impor ini juga bisa menghancurkan petani lagi. Ketika lagi masa panen, petani hancur karena gempuran impor. Pemerintah harus bisa mengelola dinamika cabai.

Salah satu langkah pemerintah terkait harga cabai adalah mengeluarkannya dari harga acuan. Apa permasalahan yang Anda cermati?

Harga acuan memang sebenarnya sudah agak lama kita kritisi. Ada dua sisi. Pertama, harga acuan penjualan di level konsumen. Level konsumen lebih rendah daripada harga yang sudah terbentuk, beberapa malah jauh di bawah kondisi. Misalnya beras, harga acuannya Rp 9.500 per kg, padahal di pasar sudah di atas Rp 10.500 per kg untuk beras medium rata-rata nasional.

Di sisi lain, pemerintah menetapkan harga acuan pembelian di level petani jauh lebih rendah sehingga harga acuan tersebut tidak realistis. Harga acuan di level petani malah menyusahkan petani. Tidak membela petani.

Apakah benar harga acuan ini tidak melibatkan petani?

Iya, harga acuan paling tidak harus realistis. Maksudnya sih baik, harga acuan itu di tata kelola pangan itu baik. Harga atas dan bawah itu dari sisi itu sih betul, karena selama ini kan hanya ditetapkan HPP saja, di level konsumen tidak dikontrol. Kenyataannya tidak baik. tidak melihat harga di level petani dan di masyarakat. Biaya produksi petani itu lebih besar dari harga acuan.

Pemerintah melakukan beberapa intervensi dalam skema harga acuan. Dukungan dari pemerintah apakah sudah efektif dalam memberikan subsidi?

Subsidi tetap jalan, untuk pupuk, benih, bantuan. Tapi, pertanyaannya, memang ini seefektif apa? Ini tetap tidak bisa menutup kebutuhan petani.

Lalu, apa solusi ke depannya?

Pemerintah perlu mengajak petani dan pedagang untuk menetapkan harga acuan yang kira-kira bisa diimplementasikan. Kecuali untuk dua lah, harga gula pasir dan harga acuan untuk bawang merah, yang lain kacau semua. Oleh Intan Pratiwi ed: Muhammad Iqbal

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement