Kamis 17 Jul 2014 13:00 WIB

Graha Tahfidz di Gaza Segera Diperbaiki

Red:

JAKARTA -- Darul Quran (Daqu) segera memperbaiki Graha Tahfidz yang hancur akibat serangan rudal Israel pada Senin (14/7). Rudal pesawat tempur Israel telah merusak 85 persen bangunan bertingkat yang berdiri atas donasi Muslim Indonseia.

"Kami segera memperbaiki gedung tersebut dan memulai kembali aktivitas yang sudah berjalan dua hari di gedung tersebut," ujar Ketua Program Darul Quran Sunaryo Adiyatmoko saat berkunjung ke kantor Republika di Jakarta, Rabu (16/7).

Dia melanjutkan, perang antara Israel dan Palestina di Jalur Gaza tidak boleh menghentikan kegiatan pendidikan di sana. Apalagi, tujuan berdirinya Daqu di Gaza adalah untuk membantu memberikan pendidikan tahfidz quran kepada masyarakat Gaza. Meskipun kegiatan menghafal Alquran sudah menjadi budaya yang melekat di seluruh rakyat Palestina, namun sarana pendidikan untuk memfasilitasi kegiatan tersebut tetaplah harus terus ditingkatkan.

Graha Tahfidz yang didirikan oleh Yayasan Darul Quran baru selesai dibangun sebulan yang lalu dan baru dua hari melaksanakan aktivitasnya di gedung tersebut. Belum sempat diperkenalkan secara resmi oleh Yayasan Darul Quran, gedung Daqu di Gaza hancur oleh rudal pesawat Israel.

Sunaryo melanjutkan, sebelum gedung tersebut jadi, kegiatan tahfidz Alquran sudah berjalan selama dua bulan. Sebelum peristiwa pengeboman terjadi, Daqu berencana melengkapi Graha Tahfidz dengan bangku dan kursi. "Namun, kenyataannya berkehendak lain," ujarnya.

Pimpinan Harian Yayasan Darul Quran Ahmad Jameel menyatakan, kapasistas gedung mampu menampung 200 anak-anak. Kini, rata-rata murid yang terdaftar di Daqu berusia antara 9 dan 15 tahun. "Alhamdulillah, di sana sudah terdapat empat orang guru asli warga Palestina. Bahkan, tadinya kami berencana untuk memanggil salah satunya syeikh yang mengajar di sana untuk mengisi kegiatan tahfidz di Indonesia," kata Ahmad seraya mengatakan pengurus Daqu akan berkunjung ke Gaza bersama wartawan Republika pascalebaran.

Tekait bantuan untuk rakyat Gaza, Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin menegaskan, ACT akan membuka kantor perwakilan di Gaza dalam waktu dekat. Kantor perwakilan ACT di Gaza berfungsi memediasi bantuan kemanusiaan rakyat Indonesia terhadap rakyat Gaza. "Pembukaan kantor ini penting mengingat konflik Israel-Palestina dipastikan bakal berkepanjangan," ujar Ahyudin.

Dia berharap, adanya kantor perwakilan ACT bisa mempercepat bantuan kemanusiaan sampai ke tengah-tengah warga Gaza, baik yang bersifat darurat maupun restorasi dan renovasi bangunan yang hancur.

Dari Gaza dilaporkan, otoritas Palestina menolak pasokan donor darah yang ditawarkan Israel untuk warga Gaza. Seperti yang dikutip Haaretz, Selasa (15/7), tawaran donasi darah diajukan oleh Magen David Adom (MDA), sebuah organisasi layanan darurat Israel.

Direktur MDA Eli Bin mengatakan, organisasi telah menawarkan bantuan ke Palestina dengan memfasilitasi donor darah dari warga Arab Palestina atau Israel. Namun, tawaran itu telah ditolak oleh otoritas Palestina. Eli melanjutkan, upaya donasi darah merupakan tanda misi kemanusiaan yang menjadi tujuan terbentuknya MDA. "Saya percaya hal ini membawa kita untuk saling menghargai antara manusia," katanya.

Sampai kemarin, belum ada tanda-tanda militer Israel menurunkan intensitas serangan di Jalur Gaza. Bahkan, Israel telah memerintahkan ribuan warga Palestina di timur dan utara Gaza City untuk meninggalkan rumah mereka. rep:hannan putra/ c64 ed: eh ismail

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement