Jumat 25 Jul 2014 14:00 WIB

Gunakan Jalur Tengah

Red:

KARAWANG -- Kemacetan di daerah Cikopo selalu terjadi pada saat arus mudik. Cikopo yang menjadi gerbang utama menuju jalur pantai utara (pantura) tak kuat menahan beban ribuan kendaraan dari Jakarta. Tak jarang, kemacetan di Cikopo akan mengekor sampai beberapa kilometer sebelum pintu keluar Tol Cikampek.

Para pemudik yang ingin terbebas dari cerita kemacetan saat mudik bisa menghindari Cikopo dengan memilih jalur alternatif tengah. Jalur tengah ini merupakan salah satu alternatif pemudik untuk melintasi Provinsi Jawa Barat.

Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Barat Djoko Rudi menuturkan, jalur tengah biasanya digunakan untuk mengalihkan kerumunan kendaraan menuju pintu keluar Tol Cikampek.

"Kalau sudah macet sampai gerbang tol, kendaraan yang paling belakang akan kita geser ke jalur tengah melewati Sadang," kata Djoko, di Karawang, Kamis (24/7).

Jalur tengah dimulai saat memasuki Sadang, Purwakarta. Untuk mencapai daerah ini, pemudik bisa masuk ke Tol Purbaleunyi dan keluar di Tol Sadang. Jalur lainnya bisa didapat dengan masuk ke Sadang atau berbelok ke kanan setelah keluar dari Tol Cikampek.

Dari Sadang, kendaraan pemudik bisa melewati Kalijati sepanjang 38 kilometer sampai ke perempatan Kota Subang. Dari perempatan ini, pemudik bisa berbelok ke kiri yang menembus ke Pamanukan atau pantura Kota Subang.

Jika pemudik ingin menuju Cirebon, setelah perempatan Subang pemudik bisa menggunakan jalur Buah Dua. Jalan sepanjang 63 kilometer ini akan berujung di Cijelag.

Dari pertigaan Cijelag, pemudik bisa berbelok ke kanan ke daerah Sumedang. Apabila pemudik berbelok ke kiri, kendaraan akan menuju ke perempatan Kadipaten. Mengambil arah lurus dari Perempatan Kadipaten, pemudik bisa berkendara ke Palimanan dan terus sampai Kota Cirebon untuk selanjutnya masuk ke jalur utama pantura.

Namun, apabila dari perempatan Kadipaten pemudik mengarahkan ke kiri, kendaraan akan bermuara di Majalengka. Dari Kota Majalengka, pemudik bisa mengarah ke Sumber-Md Rancan-Cilimus-Cidawu-Ciledug. Dari Ciledug pemudik bisa mengarahkan kendaraan ke Brebes.

Menurut Djoko, jalur alternatif dari Cikampek menuju Cirebon melalui Majalengka dapat dipilih sebagai solusi untuk menghindari kepadatan lalu lintas di jalur pantura.

"Karena jalur utama melalui jalur pantura sangat berpotensi untuk terjadi kemacetan panjang, maka jalur melalui Majalengka cukup efektif untuk digunakan sebagai jalur alternatif," ujar Djoko.

Selain bisa terhindar dari kemacetan di jalur pantura, pemudik juga dapat merasakan pengalaman perjalanan yang cukup menarik. Meskipun jalur alternatif tengah memiliki ruas jalan yang tidak terlalu lebar, karena jalur tersebut merupakan jalur yang melalui perbukitan, akan banyak melalui jalan yang berliku dan pemandangan yang cukup indah.

Kondisi jalan jalur tengah umumnya dalam kondisi cukup baik. Terdapat kombinasi antara jalan aspal dan jalur yang menggunakan jalan beton. Pada beberapa titik, memang masih terlihat pekerja yang sedang melakukan perbaikan jalan. Namun, hal itu relatif tidak berpengaruh pada arus lalu lintas. Hanya saja, beberapa ruas jalan di Subang, Cikamurang, dan Jatiwangi masih bergelombang. Di sepanjang jalur tengah terdapat pula pasar tradisional. Akan tetapi, keberadaan pasar tidak terlalu mengganggu arus lalu lintas.

Berdasarkan pantauan Republika, di jalur alternantif tengah terdapat sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang cukup banyak. Masjid dan mushala pun cukup memadai dengan halaman parkir yang baik.

"Mulai hari ini sudah mulai ada peningkatan volume kendaraan yang melintas pada jalur alternatif tengah," ucap Briptu Fikri, petugas pengamanan jalur mudik Polri di Pejagan, Kamis (24/7).

Operator Pospam Cikopo Polres Purwakarta Brigadir Zaenal Arifin mengatakan, kondisi jalan di jalur tengah wilayah Purwakarta bagus serta tidak memiliki kendala adanya perbaikan jalan berlubang. Kondisi jalur pun lurus dan tidak terlalu membingungkan. rep: c56/c72/c75 ed: eh ismail

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement