Kamis 31 Jul 2014 16:00 WIB

Cile dan Peru tarik Dubes

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID,SANTIAGO -- Tekanan internasional atas agresi Israel ke Jalur Gaza terus muncul. Kali ini dukungan besal dari Cile dan Peru.

Dua negara ini mengikuti langkah Brasil dan Ekuador yang pada dua minggu lalu menarik duta besarnya dari Israel. "Cile mengamati dengan penuh perhatian dan menyayangkan operasi militer Israel. Operasi ini seolah menjadi hukuman koletif terha - dap warga sipil yang bermukim di Gaza, sama sekali tak memenuhi norma fundamental hukum kemanu- siaan internasional," tulis Kementerian Luar Negeri Cile, seperti dikutip the Guardian, Rabu (30/7).

"Duta Besar Cile untuk Israel, Jorge Montero, telah diminta pulang ke Santiago untuk konsultasi," demikian pernyataan Cile, Selasa.

Penarikan ini dilakukan setelah mempertimbangkan makin gencarnya aksi militer Israel di Gaza. Pihaknya mengaku telah berkoordinasi dengan pejabatnya yang berada di Israel terkait penarikan sang duta besar.

"Sudah lebih dari 1.000 orang menja - di korban, termasuk perempuan dan anak-anak, yang juga menyasar rumah sakit dan sekolah," tulis Kemenlu Cile, dikutip dari Ecuador Times.

Pernyataan serupa dirilis pula Kemenlu Peru. Negara-negara di Ame rika Latin mendukung penuh Palestina sebagai pengamat nonanggota dalam keanggotaan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang diputuskan dalam Sidang Majelis Umum PBB pada 29 November 2012.

Brasil, Ekuador, Cile, dan Peru me rupakan di antara 138 negara yang mendukung penuh status Palestina di keanggotaan PBB. Sedangkan, Ame - rika Serikat, Kanada, dan Israel meru pakan di antara sembilan negara yang menolak resolusi keanggotaan Palestina di PBB.

Aktris Penelope Cruz dan suaminya, Javier Bardem, serta sejumlah bin tang film asal Spanyol menulis surat terbuka untuk Israel. Surat terbu - ka tersebut berisi kecaman terhadap Israel atas agresinya ke Gaza.

Pasangan aktor dan aktris terse- but bersama Pedro Almodovar berga - bung dengan para eksekutif industri di Spanyol untuk mendesak para pe - jabat Uni Eropa menghukum Israel.

Dalam surat yang diterbitkan salah satu surat kabar lokal di Spanyol, Selasa mereka menuduh para pemimpin Israel memimpin genosida atau pembunuhan massal. Mereka menuntut dilakukannya gencatan senjata.

Kendati menuai kecaman inter- nasional, agresi ke Gaza didukung war ga Yahudi. Dari jajak pendapat yang dilakukan Tel Aviv University pada Selasa (29/7), sebanyak 95 persen war ga Yahudi Israel merasa agresi itu su dah benar. Hanya empat persen war ga Yahudi yang meyakini aksi mi li ter itu terlalu berlebihan.

Pada Selasa (29/7), Perdana Men - teri Inggris David Cameron mendesak kedua pihak melakukan gencatan sen jata tanpa syarat untuk kemanusaan. "Apa yang kita lihat benar-benar menyayat hati dengan hilangnya begitu banyak nyawa. Semua orang menginginkan hal ini dihentikan,"

kata Cameron.

Dengan menyalahkan Hamas yang memicu konflik, menurut Came - ron, Hamas mesti menyetop serangan roketnya ke Israel. "Dengan itu, hal ini dimulai," kilah Cameron.

Upaya gencatan senjata memang sedang dilakukan. Pada Rabu, Israel mengumumkan "jendela kemanusiaan" selama empat jam yang dimulai pa da tengah hari. Namun, itu tak men cakup wilayah tempat serdadu Israel sedang menjalankan operasi.

Hamas menegaskan tak akan mematuhi jeda tersebut. Hamas hanya menginginkan diakhirinya blokade terhadap Gaza oleh Israel. (c92/ap/reuters, ed: nur hasan murtiaji)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement