oleh:Ichsan Emrald Alamsyah -- Bank Muamalat gandeng PDAM di berbagai daerah.
JAKARTA -- PT Bank Muamalat Indonesia terus memperluas kerja sama dengan para mitra kerja. Langkah ini, selain untuk inovasi produk dan mengukuhkan aksesibilitas, dilakukan dalam upaya menciptakan kenyamanan dan loyalitas nasabah.
Khususnya, dalam strategi mengakuisisi dan retensi nasabah pendanaan guna mencapai pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) ritel. Lebih tepatnya, pada produk dana murah dengan upaya meningkatkan transaksi dan menyempurnakan fitur e-Muamalat.
Pekan ini, Bank Muamalat menyelenggarakan acara seremonial kerja sama dengan beberapa mitra perusahaan air minum di berbagai daerah, seperti PDAM Surabaya, PAM Aetra, PAM Palyja, PDAM Banjarmasin, PDAM Banyumas, PDAM Cilacap, PDAM Semarang, PDAM Malang, PDAM Bondowoso, PAM Tirta Tamiang, PDAM Bontang, dan beberapa Pejabat/Direktur dari PDAM lainnya.
Direktur Keuangan & Operasional Bank Muamalat Hendiarto menyampaikan kalau perseroan akan terus mengembangkan kapabilitas e-channel. E-channel, bagi dia, adalah kunci untuk mendukung posisi bank sebagai bank transaksional.
Selain itu, mengoptimalkan perputaran dana nasabah dan meningkatkan potensi pendapatan fee based transaksi. Perseroan pun berharap, kerja sama dengan beberapa perusahaan air minum bisa mendorong pertumbuhan e-banking hingga 30 persen.
Saat ini, biller yang tercatat pada layanan e-Muamalat, di antaranya, Telkom, PLN, Telkomsel, Indosat, Garuda Indonesia, Takaful, Baitulmaal Muamalat (BMM), Baznas (Badan Amil Zakat Nasional), XL, Tri, Axis, Esia, Flexi, Smartfren, Indovision, Top TV, OKVision, Orange TV, Telkomvision, dan Asuransi Sinarmas. Dengan banyaknya biller yang telah terimplementasikan akan semakin memudahkan nasabah dalam bertransaksi.
Tahun lalu, total transaksi e-channel sebanyak 22.717.821, meningkat 64,15 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2012 e-channel Muamalat hanya mencapai 13.839.769.
Hendiarto mengemukakan, memasuki 2014, pertumbuhan total dana pihak ketiga (DPK) Bank Muamalat terus meningkat. Peningkatan tiga bulan pertama 2014 mencapai 17,82 persen jika dibandingkan kuartal I tahun lalu.
Ia menyebutkan, volume aset DPK tumbuh sebesar 17,82 persen dari periode yang sama pada tahun lalu menjadi Rp 54,7 triliun. Tahun sebelumnya, DPK hanya mencapai Rp 46 triliun. "Dengan demikian, strategi peningkatan DPK yang telah diimplementasikan Bank Muamalat menuai dampak positif terhadap laju pertumbuhan DPK," tuturnya.
Berdasarkan data Bank Muamalat, DPK hanya mencapai Rp 40,25 triliun, meningkat 16,32 persen dari kuartal I 2013 sebesar Rp 34,6 triliun. Hanya saja, jika dibandingkan kuartal IV 2013, DPK Bank Muamalat menurun dari angka Rp 41,8 triliun.
Data lainnya menyebutkan, current account (CA) mencapai Rp 4,01 triliun meningkat tujuh persen dari sebelumnya Rp 3,7 triliun. Sedangkan, saving account sebesar Rp 11,135 triliun atau meningkat 19,17 persen dari periode yang sama 2013, Rp 9,3 triliun.
Sedangkan, dana mahal (TD) tumbuh 16,65 persen (yoy). Angkanya meningkat dari kuartal I 2013, Rp 21,5 triliun, menjadi Rp 25 triliun.ed: irwan kelana