Jumat 11 Jul 2014 14:21 WIB

Dominasi Asing Perlu Dikurangi

Red:

JAKARTA -- Pemegang saham lokal Bank Muamalat Indonesia bertekad meningkatkan kontribusi saham mereka. Minimal, mereka bisa meningkatkan saham sebesar 10 persen.

Hal ini dilakukan agar pemegang saham lokal bisa kembali bersuara dalam mengendalikan serta mengawasi pengoperasian Bank Muamalat Indonesia (BMI). Selain itu, menjaga visi misi awal pendirian bank syariah pertama di Indonesia ini.

Pengamat ekonomi syariah Agustianto mengapresiasi rencana pemegang saham lokal untuk meningkatkan nilai sahamnya. Ia pun menilai, rencana ini patut didukung dewan komisaris dan pemegang saham lainnya.

Karena, tutur dia, pemegang saham lokal harus secara maksimal menjaga bank syariah. "Selain itu, agar bank syariah pertama di Indonesia ini tak lagi didominasi asing," ujar Agustianto di Jakarta, Kamis (10/7).

Bagi dia, Bank Muamalat Indonesia adalah simbol umat. BMI lahir dari dua organisasi besar, yaitu Majelis Ulama Indonesia (MUI)  dan Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI). Sehingga, BMI tak semata-mata entitas bisnis, tapi juga sebagai wadah dakwah umat Islam.

''Kalau dikuasai asing, orientasinya bisa lari dari khittah awal mereka,'' tuturnya. Apalagi, ada kebiasaan di dunia bisnis di mana pemegang saham dominan mencampuri keputusan direksi.

Hal itu bisa saja terjadi demi menyelamatkan dan mengembangkan dana pemegang saham di sebuah perusahaan. "Hanya saja, BMI sebagai cerminan umat juga harus memperhatikan pandangan kelompok Islam yang ada di masyarakat," tegas Agustianto.

Dalam laman resmi Bank Muamalat Indonesia disebutkan, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabiul Akhir 1412 H atau 1 November 1991, diprakarsai Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahim peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar.

Pada saat terjadi krisis moneter akhir 1990 Bank Muamalat juga terkena imbasnya. Untuk mengatasinya, BMI kemudian mencari investor potensial. Sejumlah investor dari luar negeri pun menyuntikkan dananya ke Bank Muamalat.

Data terkini, setelah Penawaran Umum Terbatas (PUT) V November 2013, sekitar 85 persen saham BMI dikuasai asing, tepatnya investor dari Timur Tengah. Mereka, antara lain, Islamic Development Bank (IDB), Boubyan Kuwait, Atwill Holding Ltd, National Bank of Kuwait, dan IDF Foundation.  Adapun pemegang saham lokal jumlahnya minoritas. (lihat Tabel).

Sebelumnya, salah satu pemegang saham Bank Muamalat Indonesia (BMI) Iskandar Zulkarnain berharap, para tokoh pendiri bank tersebut segera bertindak. "Khususnya, dengan mendorong penambahan setoran modal pemegang saham lokal sebesar 10 persen, sehingga pemegang saham lokal bisa kembali bersuara dalam mengendalikan serta mengawasi pengoperasian BMI. Selain itu, menjaga visi misi awal pendirian bank syariah pertama di Indonesia ini," papar Iskandar Zulkarnain.

Pernyataan Iskandar didukung mantan Direktur Utama BMI A Riawan Amin. Menurutnya,  inisiatif tersebut sangat strategis dan penting untuk memastikan kemurnian misi pendirian dan kemurnian tata kelola. "Selain itu, juga menjaga branding syariah yang dulu dengan susah payah dibangun," ujarnya,  Selasa (8/7). rep:ichsan emrald alamsyah  ed: irwan kelana

***

Pemegang Saham Bank Muamalat Indonesia per 19 November 2013

Islamic Development Bank        32,74%

Boubyan Kuwait                        22%

Atwill Holding Ltd                       17,91%

National Bank of Kuwait               8,45%

IDF Foundation                           3,48%

BMF Holdings Ltd                         2,84%

H Abdul Rohim                            2,69%

Ir M Rizal Ismael                        2,34%

Kopkamindo                               1,39%

Masyarakat lain                          6,16%

Sumber: www.muamalat.com

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement