Selasa 19 Aug 2014 17:30 WIB

The Royal Award untuk Pegiat Keuangan Syariah

Red:

Bank Negara Malaysia dan Otoritas Jasa Keuangan Malaysia di bawah naungan Pusat Keuangan Syariah Internasional Malaysia (MIFC) akan memberikan penghargaan The Royal Award kepada tokoh keuangan syariah dunia tahun 2014. Acara tersebut akan digelar pada 2 September 2014 di Kuala Lumpur, Malaysia.

Siaran pers MIFC yang diterima di Jakarta, Senin (18/8), menyebutka bahwa juri panel independen untuk penentuan pemenang penghargaan itu terdiri atas tujuh anggota, termasuk Ketua Dewan Kehormatan Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) sekaligus Ketua General Council for Islamic Banks and Financial Institutions (CIBAFI), A Riawan Amin, yang juga mantan direktur utama Bank Muamalat Indonesia. "Nominasi penerima The Royal Award for Islamic Finance ini akan meningkat sebanyak 25 persen sejak penghargaan perdana pada 2010 dengan kandidat dari seluruh dunia," kata Ketua Panel Juri The Royal Award, Tun Musa Hitam.

Ia menyebutkan melalui kepemimpinan dan dedikasi yang luar biasa dari para pelopor dan pemikir visioner itulah keuangan syariah dapat berkembang dengan cepat.

Para kandidat penerima The Royal Award 2014 datang dari berbagai belahan dunia, yaitu Afrika (dua persen), Eropa (19 persen), Timur Tengah (33 persen), Amerika Utara (tujuh persen), Asia Selatan (10 persen) dan Asia Tenggara (29 persen).

Jamuan makan malam dan penyerahan The Royal Award for Islamic Finance (The Royal Award) itu akan diselenggarakan pada 2 September 2014 bersamaan dengan Global Islamic Finance Forum 2014 (GIFF 2014). The Royal Award yang diadakan setiap dua tahun sekali dipelopori oleh Bank Negara Malaysia (setara dengan Bank Indonesia) dan Securities Commission Malaysia (setara dengan Otoritas Jasa Keuangan) di bawah naungan inisiatif Malaysia International Islamic Financial Centre (MIFC).

Anugerah akan diserahkan oleh oleh Raja Malaysia Yang Di-Pertuan Agong. The Royal Award memberikan pengakuan dan penghargaan kepada seorang visioner keuangan Islam yang berprestasi dan inovasinya memberikan kontribusi yang signifikan untuk pertumbuhan ekonomi global dan kemajuan sosial masyarakat di seluruh dunia.

Juri panel independen yang berisikan tujuh anggota dari belahan dunia ini diketuai oleh mantan wakil perdana menteri Malaysia dan Ketua World Islamic Economic Forum Foundation, Tun Musa Hitam, yang akan memilih individu yang layak untuk mendapat penghargaan. Anggota panel juri ini terdiri atas para pemimpin dan pakar industri keuangan Islam yang mewakili berbagai wilayah di Amerika Serikat, Eropa, Timur Tengah, dan Asia (khususnya Indonesia).

Proses seleksi The Royal Award sangat kompetitif, objektif, dan independen. Kriteria seleksi mencakup aspek kualitatif dan kuantitatif dalam kontribusi setiap calon terhadap keuangan syariah global. Ini termasuk inovasi keuangan dan kepeloporan, kepemimpinan yang luar biasa, adopsi dan pengakuan dalam industrinya dan inspirasi, serta pengaruh terhadap kemajuan dan perkembangan keuangan syariah.

Penerima penghargaan The Royal Award akan menerima medali, sertifikat penghargaan, dan uang tunai sebesar 250.000 dolar AS atau sekitar Rp 3 miliar. Penerima penghargaan akan memulai perjalanan untuk mendidik masyarakat tentang peran keuangan syariah dalam ekonomi global melalui kuliah umum dan khusus, seminar, serta konferensi.

Penerima penghargaan sebelumnya yang diakui sebagai upaya memajukan keuangan syariah, yakni Iqbal Khan pada 2012 dan Shaikh Saleh Abdullah Kamel pada 2010. The Royal Award pada 2010 juga mengakui Dr Ahmad el-Naggar dengan penghargaan khusus anumerta (posthumous honourable mention). Dikenal sebagai Bapak Perbankan Syariah Modern, el-Naggar memelopori eksperimen modern pertama pada perbankan syariah dengan menciptakan sebuah bank simpanan yang berbasis sistem bagi hasil.

Iqbal Khan yang akan berbicara pada GIFF 2014 dalam sesi "Mengembangkan Pasar untuk Hubungan Global" berperan penting dalam pengembangan pertama global sovereign sukuk yang dikeluarkan oleh Pemerintah Malaysia. Dengan motivasinya ia mendorong sukuk ke tingkat global dan memimpin proses pemikiran syariah ke arah pemahaman yang lebih besar pada konsep mata uang asing global sukuk.

Ia memainkan peran penting dalam membangun sejumlah lembaga dan inisiatif dalam industri keuangan syariah, termasuk Citi Islamic Investment Bank, Islamic Finance Project di Harvard University, Meezan Bank, HSBC Amanah, dan terakhir, Fajr Capital, ketika ia menjadi anggota Dewan Pendiri dan Chief Executive Officer.

Shaikh Saleh Abdullah Kamel merintis penerapan prinsip syariah di bidang perbankan dan bisnis serta merupakan salah satu orang pertama yang merancang kontrak Islam untuk digunakan pada 1960-an. Ia mendirikan sebuah kelompok perusahaan yang menyediakan syariah ritel, perbankan korporasi, investasi, dan jasa perbendaharaan, serta Islamic Arab Insurance Company, perintis perusahaan takaful (asuransi Islam).

Ia juga mendirikan Saleh Kamel Centre for Islamic Economy, Universitas Al-Azhar, Kairo, dan Saleh Kamel Centre for Banking Studies and Research, Universitas King Saud, Arab Saudi.

Selain itu, anggota juri lainnya, yakni Professor Dr Mohamed Ali Elgari, guru besar Ekonomi Syariah di Universitas King Abdul Aziz, Arab Saudi. Ia sebelumnya merupakan pemimpin Center for Research in Islamic Economics, Universitas King Abdul Aziz.

Ada pula Professor Dr Volker Nienhaus yang saat ini merupakan profesor tamu di University of Reading, Inggris. Ia merupakan anggota Governing Council of International Centre for Education in Islamic Finance (INCEIF) dan konsultan bagi Islamic Financial Services Board (IFSB) pada kegiatan pemerintahan dan takaful. Ia juga merupakan mantan rektor University of Marburg, Jerman.

Juga, Dr Yahia Abdul-Rahman yang merupakan pendiri, ketua, dan CEO LARIBA American Finance House serta ketua dan CEO Bank of Whittier. Ia merupakan mantan ketua Islamic Shura Council of Southern California, Amerika Serikat.

Di samping itu, ada Mushtak Parker yang merupakan editor Islamic Banker, Inggris. Sebelumnya, ia merupakan koresponden untuk FT Group of Publications, seorang kolumnis untuk Arab News, dan editor South Magazine.

Selain itu, Dato Ahmad Tajudin Abdul Rahman yang merupakan mantan ketua Dewan Pengawas Malaysian Islamic Economic Development Foundation (YaPEIM).

Sebelumnya, ia juga merupakan wakil ketua General Council for Islamic Banks and Financial Institutions (CIBAFI) Bahrain dan anggota Dewan Pengawas Accounting and Auditing Organization of Islamic Financial Institutions (AAOIFI).

  antara ed: irwan kelana

 

Persentase Kandidat The Royal Award 2014

Afrika                      2%

Eropa                    19%

Timur Tengah         33%

Amerika Utara          7%

Asia Selatan           10%

Asia Tenggara        29%

Fakta Angka

250 Ribu Dolar AS

Hadiah uang tunai untuk penerima The Royal Award.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement