REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bank Syariah Bukopin (BSB) mengembangkan pembiayaan konsumer untuk mendiversifikasi portofolio pembiayaan. Pembiayaan perumahan akan jadi portofolio utama pembiayaan ini.
Direktur Bisnis BSB Aris Wahyudi menjelaskan, dibandingkan Mei 2015, pada Mei 2016 (year on year)
pembiayaan naik 23 persen atau Rp 876 miliar, DPK naik 28 persen atau hampir Rp 1,1 triliun, dan profit naik 166 persen Rp 25,6 miliar. Secara keseluruhan pada Mei 2016, pertumbuhan aset sebesar 24 persen.
Sektor pembiayaan BSB hampir seluruhnya untuk pembiayaan produktif terutama kesehatan dan pendidikan. Porsi pembiayaan konsumtif masih sekitar tujuh persen dari total pembiayaan.
''Satu sisi kami bersyukur pembiayaan konsumer kecil karena agak riskan di kondisi saat ini,'' kata Aris usai pengundian hadiah Berkah iB SiAga Berhadiah di Kantor BSB, Jakarta, Selasa (7/6).
BSB akan memperbesar porsi pembiayaan konsumtif hingga maksimal 20 persen dari total pembiayaan. Porsi pembiayaan perumahan akan dominan dan segmennya pun untuk nasabah berpendapatan tetap. Pembiayaan kendaraan bermotor dilakukan dengan porsi terbatas.
''Yang bermasalah sekarang itu kan yang segmen pengusaha. Kami menyasar karyawan perusahaan seperti BUMN,'' ungkap Aris. Pembiayaan perumahan di BSB sebenarnya sudah ada namun tidak tinggi
BSB melihat potensi pasar pembiayaan konsumtif masih bagus. Apalagi tiap tahun pembiayaan properti selalu tumbuh meski belakangan lesu.
''Harga rumah yang dibiayai di bawah Rp 1 miliar. Kami akan efektifkan pasca-Lebaran,'' ungkap Aris. Ke depan BSB juga akan membentuk divisi tersendiri untuk pembiayaan konsumer sehingga ada diversifikasi portofolio.