Senin 02 Jan 2017 15:00 WIB

Saham Syariah Tumbuh Positif

Red:

JAKARTA -- Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI) Nicky Hogan mengatakan, geliat saham syariah di pasar modal syariah Indonesia masih sangat bagus. Hal itu ditandai dengan pertumbuhan investor pada 2016 yang mencapai lebih dari 100 persen. Sedangkan, jumlah saham syariah yang diperdagangkan di BEI juga meningkat sektar 345 saham syariah.

"Jumlah investor pada akhir 2016 tumbuh sekitar 10 ribu investor. Pada 2017 akan kami gandakan menjadi 20 ribu investor biar semua lebih syariah," kata Nicky di sela-sela acara penutupan perdagangan BEI, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Peningkatan jumlah investor di saham syariah didorong oleh semakin banyaknya anggota bursa (AB) yang mempunyai Syariah Online Trading System (SOTS). Saat ini, ada 12 AB yang memiliki SOTS.

Dia mengatakan, hal tersebut dapat menjadi kekuatan untuk semakin menumbuhkan saham syariah di Indonesia.  "Praktis yang punya SOTS punya jaringan kantor cabang dan daring yang sudah mumpuni," kata Nicky.

Kapitalisasi pasar Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) per 30 Desember yang memuat 331 saham, mencapai Rp 3.170,1 triliun atau 55,1 persen dari total kapitalisasi saham-saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan, saham-saham yang masuk ke dalam Jakarta Islamic Index (JII) memiliki total kapitalisasi Rp 2.035,2 triliun. Jumlah tersebut mencapai 35,4 persen dari total kapitalisasi.

JII pada penutupan perdagangan 2016 berada di level 694,13 atau tumbuh 14,97 persen dibandingkan tahun 2015. Sementara, ISSI ditutup pada level 172,08 atau tumbuh 18,62 persen.

Untuk meningkatkan kemudahan akses ke pasar modal syariah, BEI telah melakukan berbagai inisiatif, yakni mendirikan sekolah pasar modal syariah sejak 2010. Selain itu, membuat SOTS untuk menyaring transaksi saham agar sesuai dengan kaidah syariah yang sudah disertifikasi dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI).

BEI sejak akhir 2015 juga telah membentuk 10 galeri investasi syariah yang tersebar di berbagai kota di Indonesia, di antaranya Jakarta, Yogyakarta, Makassar, Jepara, dan Bengkulu.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mempersipkan sejumlah langkah untuk mendorong pertumbuhan pasar modal syariah di Indonesia. Salah satunya dengan memperbanyak produk pasar modal syariah

"Kami sudah mengeluarkan peraturan DIRE Syariah dan kami harapkan produknya bisa segera keluar," kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida, akhir pekan lalu.

Nurhaida mengatakan, OJK selama ini telah memfasilitasi dan membuat ketentuan maupun program yang dapat mendorong pasar modal syariah. Ketentuan tersebut telah dituangkan dalam roadmap pasar modal syariah 2015-2019 yang berisi lima arah pengembangan pasar, di antaranya penguatan pengaturan atas produk, lembaga, dan profesi terkait pasar modal syariah.

Arah pengembangan yang pertama akan memperkuat kerangka hukum dalam penerbitan dan transaksi efek syariah, serta memperkuat pelaku pasar, lembaga, dan profesi yang terkait dengan pasar modal syariah. Kemudian, arah pengembangan kedua terkait peningkatan supply dan demand produk pasar modal syariah. Arah pengembangan ini diimplementasikan melalui kajian pengembangan produk syariah di pasar modal.

Ketiga, OJK mendorong pengembangan sumber daya manusia dan teknologi informasi di pasar modal. Pengembangan ini akan mengimplementasikan peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia serta infrastruktur teknologi informasi.

Keempat, mendorong promosi dan edukasi pasar modal syariah kepada masyarakat dan juga melibatkan lembaga-lembaga terkait. Lalu, arah pengembangan pasar modal syariah yang kelima adalah koordinasi dengan pemerintah dan regulator untuk menciptakan sinergi kebijakan.

"Pendalaman pasar tetap menjadi fokus pada 2017, dan kita sudah membuat banyak program di 2016 ini sehingga diharapkan bisa membuat pasar modal syariah bisa berkembang lebih cepat," kata Nurhaida.

Nurhaida menjelaskan, ada tiga pilar yang dituju untuk meningkatkan pertumbuhan pasar modal syariah yakni meningkatkan jumlah emiten atau produk, mendorong pertumbuhan investor, dan meningkatkan infrastruktur pasar. 

Pada 2016, rata-rata pertumbuhan investor mencapai 35 persen. Menurut dia, apabila pasar efisien maka diharapkan akan lebih banyak emiten dan investor yang masuk ke Indonesia. rep: Rizky Jaramaya ed: Satria Kartika Yudha

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement