Fasilitas hiburan di dalam rumah memberikan kenyamanan tersendiri bagi keluarga di sela momen berkumpul kala Ramadhan, Idul Fitri, maupun masa libur panjang. Varian produk home entertainment kini menjadi pilihan untuk menemani kebersamaan dan kebahagiaan keluarga.
Kebersamaan keluarga pada bulan Ramadhan dan liburan Idul Fitri dilirik oleh produsen elektronik dengan menawarkan varian home theater dengan ragam fitur menarik. Ketua Electronic Marketer Club Rudyanto mengatakan, pasar home theater nasional terus bergerak dan akan tumbuh dalam lima tahun ke depan. Ini lantaran didukung sejumlah faktor yang menyebabkan pasar menjadi bergairah.
Faktor pendukungnya, Rudyanto menyebutkan, harga produk yang makin terjangkau oleh segmen ke bawah. Kemudian, model produk yang makin bervariasi hingga demam TV layar lebar ataupun TV LED (light emiting diode).
Gairah pasar home theater di Indonesia tercatat sejak 2012 lalu sekitar 41 persen pangsa pasar audio video, sedangkan 59 persen lainnya disumbang dari produk non-home theater. Di Malaysia, pangsa pasar produk home theater meningkat menjadi 63 persen, sedangkan non-home theater hanya 37 persen.
Pertumbuhan yang cukup signifikan terjadi di Filipina, yakni home theater sebesar 77 persen dan non-home theater 23 persen. Bahkan, pertumbuhan yang sangat signifikan dialami Vietnam dengan pangsa pasar home theater sebesar 83 persen, sedangkan 17 persen lainnya untuk produk non-home theater.
Secara spesifik, penjualan home theater potensial, tapi kurang konsisten untuk menjadi produk andalan di momen tertentu. "Kalau untuk produk home entertainment, penjualan Sharp pada momen libur panjang ataupun Ramadhan serta Lebaran dari dulu tidak signifikan," ujar Product Marketing General Manager Sharp Electronics Indonesia (SEID) Herdiana Anita Pisceria.
Nana, panggilan Herdiana, menjelaskan bahwa jenis produk ini pangsa pasarnya unik dan tersegmen. Sehingga, sifatnya bukan festive product yang penjualannya mengikuti momen-momen tertentu, seperti puasa. Barang elektronik yang merangkak naik penjualannya justru kulkas dan LED TV sejak Juni lalu.
"Mungkin untuk segmen hiburan di rumah, varian televisi Sharp, terutama LED TV, sebelum dan musim sekarang ini ada kenaikan 10 persen," kata Nana.
Sharp mengandalkan dua produk unggulannya untuk produk home theater, yaitu Qwanza yang diproduksi sebanyak 30 ribu unit dan Neo Qwanza 50 ribu unit pada awal peluncurannya medio 2010 lalu.
Yang lebih optimistis menyongsong event Ramadhan dan libur Lebaran, yakni Panasonic. Awal Juni lalu, mereka meluncurkan Home Audio XH333 dan Home Theater System BTT433. Home Audio XH333 5.1-Channel merupakan DVD Home Theater yang memiliki fitur lengkap, desain elegan, dan menawarkan kemudahan penggunaan di dalam ruang keluarga.
Seri audio ini juga memberikan pengalaman seru saat menikmati film dan musik dengan suara bass yang dinamis dari 20 cm subwoofer. Kompatibilitas bluetooth memberikan kemudahan untuk mendengar musik dari smartphone atau tablet.
"Home Audio XH333 ini dibuat berdasarkan pada riset yang dilakukan terhadap konsumen Indonesia sehingga terciptalah home theater yang kualitas suaranya sesuai dengan selera masyarakat Indonesia," ujar Product Marketing Network Department Panasonic Agung Ariefiandi.
Seri lainnya, Home Theater System BTT433 merupakan BluRay Home Theater yang memiliki fitur kompatibel untuk tampilan Full-HD 3D. Produk ini dapat menghasilkan suara berkualitas tinggi yang dapat meningkatkan kenikmatan pengguna dalam menyaksikan tayangan dengan kualitas gambar BluRay.
Pada momen libur panjang pun, tingkat penjualannya belum signifikan, namun mengikuti alur pertumbuhan pasar penjualan produk audio video atau home theater sekitar 10 persen setiap tahunnya. Secara keseluruhan, Agung mengungkapkan, kontribusinya terhadap seluruh penjualan perangkat elektronik masih kecil, sekitar delapan hingga sembilan persen per tahun.
"Pertumbuhan penjualan perangkat audio video ditunjang oleh meningkatknya produk televisi layar datar, termasuk yang berfasilitas full HD atau tiga dimensi (3D)," kata Product Marketing Audio Video LG Elelctronics Indonesia (LGEIN) Erwin Kurniawan.
Momen berkumpul
Menilik fenomena tersebut, lembaga survei global GfK (Growth from Knowledge) melihat keterkaitan antara tren kemunculan home theater, televisi pintar berlayar besar dengan selera konsumen. "Ledakan keinginan penikmat film layar lebar untuk memindahkan teknologi bioskop ke rumah terjadi tahun lalu," ujar Global Lead Consumer Electronics Gfk Juergen Boyny, dikutip dari situs resmi Gfk.
Keinginan mereka muncul seiring keberagaman varian televisi LCD, LED, HD, hingga kini menjadi 4K. Muncul kemudian teknologi bass audio dalam dolby stereo sebagai pelengkapnya. Gabungan penjualan kedua jenis produk elektronik tadi tercatat mencapai 121 persen saat momen Natal berlangsung.
"Segmen pembeli produk elektronik baru pun tercipta saat momen berkumpul bersama keluarga dan teman," kata Boyny. rep:indah wulandari Ed:khoirul azwar