Selasa 22 Jul 2014 12:00 WIB

Operasi Yustisi Ganti Haluan

Red:

JAKARTA -- Usai Lebaran tahun ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tidak akan menerapkan operasi yustisi pendudukan kepada para pendatang ke DKI Jakarta. Sebagai gantinya, Pemprov DKI akan melaksanakan Operasi Bina Kependudukan.

"Kita sebenarnya hampir tidak ada operasi yustisi lagi. Kita ganti Bina Kependudukan," kata Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok usai memimpin apel siaga pengendalian arus mudik di Lapangan Monas, Jakarta, Senin (21/7).

Saat ini, kata dia, Jakarta terbuka kepada para pendatang asalkan ada tujuan dan pekerjaan yang jelas saat akan ke Jakarta. Ini untuk mengantisipasi para pendatang yang tidak mempunyai tujuan jelas dan akhirnya malah menjadi pengemis atau gelandangan. "Kami enggak mau persoalkan KTP lagi sekarang. Yang kami persoalkan orang-orang itu tinggal di mana," kata Ahok.

Oleh karenanya, Ahok mengatakan, usai Lebaran Pemprov DKI akan menggalakkan pembersihan kawasan kumuh di Ibu Kota. Menurutnya, lokasi kumuh merupakan incaran para pendatang yang akan mengadu nasib. "Kami yakin kalau Jakarta enggak ada kawasan kumuh, tidak mungkin orang-orang dari luar kota mengadu nasib sewa tempat murah. Makanya, kami akan terus bersihkan kolong kereta api, jalan inspeksi, rel, termasuk kolong tol," kata dia.

Dikatakan Ahok, operasi yustisi yang dilakukan Pemprov DKI lebih kepada pembersihan kawasan kumuh. Pemprov DKI juga tidak akan sendiri dalam melakukan pembersihan di kawasan kumuh tersebut. "Nanti per Agustus akan dibersihkan. Kodam akan bersihkan. TNI, Kereta Api, dan Dirjen Perhubungan Darat juga udah sepakat mau bantu," kata Ahok.

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) DKI Purba Hutapea juga mengatakan, saat ini DKI Jakarta bukan merupakan sasaran utama pendatang dari luar daerah. Menurutnya, Jakarta hanya sebagai pintu gerbang mereka sebelum melanjutkan ke kawasan industri di perbatasan Jakarta. "Jadi, sejalan dengan kebijakan Pemprov DKI untuk memindahkan kawasan indsutri ke luar Jakarta."

Ia menyebutkan, dari jumlah pendatang ke Jakarta tahun lalu yang diketahui berjumlah 31 ribu orang, 20 ribu di antaranya melanjutkan ke daerah sekitar Jakarta. Hal itu membuat Jakarta mengalami pertumbuhan penduduk lebih rendah dibandingkan kota-kota terdekatnya. "Makanya, pertumbuhan penduduk Jakarta sekarang ini 1,4 persen. Depok dan Bekasi itu udah di atas tiga persen," kata Purba. REP:c63 ed: dewi mardiani

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement