BALAI KOTA — Pernyataan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang menyebut ada oknum TNI yang membekingi pedagang kaki lima (PKL) di Monumen Nasional (Monas) mengundang kontroversi. Sejumlah anak buahnya menyanggah pernyataan Basuki seusai penertiban besar-besaran di Monas.
Bahkan, pada Senin (4/8) petang, Ahok sempat disambangi tiga anggota TNI. Namun, pria yang akrab disapa Ahok itu mengklaim tiga anggota TNI itu datang untuk mendukung Pemerintah Provinsi DKI dalam melakukan penertiban PKL.
Mantan bupati Belitung Timur itu menegaskan, sebenarnya dia tidak menyasarkan dugaan kepada TNI. "Yang saya pancing kan oknumnya, ada atau enggak di Monas. Ya gua mana berani sih lawan TNI," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta, Selasa (5/8).
Ahok mengatakan, pernyataan tersebut hanya untuk mencari kebenaran, apakah memang ada pihak tertentu yang membekingi PKL di Monas. Sebab, menurut Ahok, persoalan penertiban Monas selalu terkendala dengan ulah PKL yang nekat melawan petugas. Ia menduga, ada oknum tertentu yang membekingi para PKL meskipun anak buahnya sudah menyanggah pernyataan Ahok.
"Ya itu kan pancingan saja. Kalau enggak ada oknum yang terpancing ya berarti memang enggak ada. Namanya juga mancing, dapat apa enggak, kalau ternyata enggak ada oknum kan sekarang jadi clear," kata Ahok.
Ahok sebelumnya naik pitam menyusul bentrokan antara PKL dan Satpol PP di Monas, Sabtu (2/8). Ahok menduga ada oknum TNI yang membekingi PKL di kawasan Monas.
Ricuhnya penertiban itu berujung dengan ditangkapnya seorang anggota Satpol PP. "Sebetulnya itu banyak yang nyewa-nyewain saja. Ini ada oknum TNI terlibat sebetulnya saya kira. Makanya, saat kita nangkap, tapi malah orang kita yang ditangkap pengeroyokan," kata Ahok di Balai Kota, Senin (4/8).
Ahok berkata, beberapa kali penertiban para PKL di Monas justru membuat petugas Satpol PP merugi. Padahal, menurutnya, penertiban itu dilakukan untuk membersihkan landmark Ibu Kota tersebut dari ulah PKL yang kerap membuat rusak kawasan Monas.
Pada penertiban sebelumnya, seorang petugas Satpol PP terluka. Namun, kata Ahok, tidak ada tindak lanjut dari kejadian tersebut. Pun yang terjadi saat penertiban pada Sabtu ketika seorang anggota Satpol digelandang ke Mapolsek Gambir karena diduga menganiaya pedagang.
"Tiap kali melakukan tindakan di Monas pasti dipanggil polisi dan di-BAP sebagai pengeroyokan. Itu kan konyol. Giliran Satpol PP kami yang terluka malah tak pernah ada penahanan pelakunya oleh polisi," ujar Ahok kesal.
Karena itu, Ahok memerintahkan anggota Satpol PP melindungi dirinya dengan persenjataan lengkap.
Kepala Satpol PP Kukuh Hadi Santoso menegaskan tidak ada aparat TNI atau polisi yang bermain di Monas. "Kita justru didampingi dalam menertibkan para pedagang," ujar Kukuh.
Kukuh membenarkan kabar mengenai anggotanya yang ditangkap saat penertiban. Namun, permasalahan tersebut telah selesai dengan dilepaskannya petugas tersebut.
Kukuh memastikan anggotanya saat ini sudah dilengkapi persenjataan yang diminta Wagub. Namun, penggunaan senjata akan disesuaikan pada kondisi tertentu saja. "Senjata itu kan tergantung pemakaiannya. Yang pasti, kita sudah punya, peluru tajam punya, peluru karet punya, senjata listrik punya, alat kejut punya, baju antipeluru punya," kata Kukuh. rep:c63 ed: karta raharja ucu