Selasa 26 Aug 2014 13:30 WIB

Jeratan Narkoba di Kampus

Red:

Narkotika memperluas jaringannya ke mana-mana, khususnya generasi muda dan para pelajar. Belakangan ini terkuak jeratan narkoba di kampus Universitas Nasional (Unas). Jaring-jaring barang haram tersebut rupanya tak hanya di kampus di kawasan Pasar Minggu itu, tapi juga di tempat lain, termasuk di perguruan tinggi negeri sekelas Universitas Indonesia (UI).

Salah satu alumni FISIP UI berinisial D mengatakan, peredaran narkoba di UI masih ada walaupun tidak bisa terbilang banyak. Menurutnya, para mahasiswa mengambil narkoba dari luar maupun dalam kampus.

Menurutnya, di kampus FISIP UI sendiri ada bandar yang menjadi pemasok. "Tapi, saya enggak pernah mengambil dari situ. Barangnya jelek. Saya lebih suka ngambil di luar," ujar D.

Dia mengaku tidak mengetahui bandar itu berasal dari mahasiswa atau pihak lain. Tapi, dari sepengetahuannya, bandar tersebut sudah lama mengedarkan narkoba di FISIP UI. Konsumen di kampus pun tidak banyak sehingga bandar tersebut hanya menyediakan paket-paket kecil.

D mengatakan, peredaran narkoba di FISIP UI masih sebatas pada mariyuana. Untuk penggunaan sabu dan putau, D mengaku belum pernah menemukannya. "Kalo ganja, ada. Kalo yang lain-lain, setahu saya enggak ada atau saya belum pernah ketemu," akunya.

Dia juga mengikuti kasus digerebeknya kampus Unas. Menurutnya, penggerebekan tidak membuat peredaran narkoba di kampus-kampus lainnya berhenti. Dari pantauan Republika, penggunaan narkoba terjadi saat sore dan malam hari.

Di kantin FISIP UI, bau ganja akan mulai merebak pada sore hari, yaitu sekitar pukul 16.00 WIB. Bau tersebut makin menyengat di pojok-pojok kantin. Penggunaannya semakin kentara pada Kamis dan Jumat malam. Biasanya, barang haram itu dibawa oleh salah satu mahasiswa atau alumni. Satu linting mariyuana diisap beramai-ramai.

Pengguna yang lain tidak akan bertanya asal muasal narkoba yang mereka isap beramai-ramai itu kepada pembawanya. Mereka pun tak perlu membayarnya.

Tidak hanya menggunakan narkoba, mereka juga mengonsumsi minuman keras (miras). Bir dan anggur merah menjadi teman untuk menghisap ganja. Sambil bernyanyi, mereka mengonsumsi narkoba.

Bagaimana dengan pengawasan dari para petugas satpam UI? Menurut pengakuan D, saat itu para petugas satpam UI hanya berpatroli di lingkungan lingkar luar UI. Satpam tidak melakukan patroli di dalam kampus, tempat yang justru digunakan para mahasiswa dan alumni untuk menggunakan narkoba.

 

Banyaknya tempat gelap dan sepi membuat mereka leluasa menggunakan narkoba di dalam kampus. Tidak ada mahasiswa dan alumni yang mau mengatakan dari mana narkoba tersebut berasal.

Hubungan Masyarakat UI, Farida, mengatakan, UI sudah melakukan banyak tindakan pencegahan narkoba dengan melakukan penyuluhan ke mahasiswa baru. Penyuluhan biasanya dilakukan di masa Orientasi Kehidupan Kampus (OKK).

Mahasiswa baru juga diperiksa apakah menggunakan narkoba atau tidak. Farida menjamin, jika ada mahasiswa UI kedapatan menggunakan narkoba, maka akan ditindak tegas. "Untuk rokok saja kami tidak akan memberikan beasiswa, apalagi jika narkoba. Pasti akan kami tindak tegas," katanya.

Dia menambahkan, untuk melakukan pencegahan penggunaan narkoba, UI memperbanyak kegiatan mahasiswa. Tak hanya itu, dia yakin, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di UI cukup kuat menjadi benteng agar mahasiswa tidak terjerat narkoba.

Menurutnya, dengan banyaknya kegiatan dan kuatnya BEM UI, mahasiswa UI tidak akan terjerat narkoba. Farida menambahkan, UI sudah berkerja sama dengan Badan Narkoba Nasional (BNN) untuk pencegahan peredaran narkoba di kampus UI.  rep:c74 ed: dewi mardiani

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement

Rekomendasi

Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement