Republika/Prayogi
Halte Transjakarta di kawasan CWS dekat kantor Kejaksaan Agung menyedot perhatian masyarakat, khususnya pengguna Transjakarta. Halte setinggi lebih dari 20 meter itu memberikan kesan aneh karena dirasa tidak dirancang dengan matang. Salah satu pengguna Transjakarta, Novi mengaku, belum mengetahui adanya halte dengan ketinggian di atas rata-rata. Ketika Republika menunjukkan foto halte tersebut, Novi sungguh terkejut. Perempuan berusia 24 tahun tersebut sedikit tidak percaya. "Masak sih ini beneran?" ujarnya saat di wawancarai di sekitar Halte Pulomas, belum lama ini.
Novi hanya geleng-geleng kepala dengan adanya halte yang tersambung dengan jembatan penyeberangan orang yang memiliki ratusan anak tangga tersebut. Menurut dia, halte itu tentu memberatkan penumpang Transjakarta kalau tetap dibiarkan begitu saja. "Nggak mungkinlah orang tua bisa naik, kecuali dibuatin eskalator atau lift," ujarnya.
Penumpang Transjakarta lainnya, Olivia menyatakan, halte dengan ketinggian di atas 20 meter tersebut bukan hanya memberatkan kalangan orang tua dan kaum difabel saja, melainkan juga bagi ibu hamil. Dia sempat berkelakar, kalau ada orang hamil naik halte itu maka bisa langsung lahiran lantaran tidak kuat menaiki anak tangga. "Bisa-bisa yang hamil berojol di sana sebelum sampai di atas," ujarnya.
Penumpang Transjakarta bernama Iwan (46) mengaku, cukup ngeri melihat ketinggian halte di Koridor XIII tersebut. Apabila memang nantinya terpaksa naik Transjakarta rute Tendean-Ciledug, Iwan lebih memilih turun di halte berikutnya yang memiliki ketinggian lebih rendah demi pertimbangan keselamatan diri. Dia merasa tidak perlu memaksakan diri untuk turun di Halte CSW lantaran bisa berbahaya kalau terpeleset. "Ya mending turun di tempat lain, saya takut ketinggian orangnya. Kalau misalnya ada lift mungkin mau ya," ujarnya. c02, ed: Erik Purnama Putra