REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua DPR yang juga Presiden Parlemen Negara-Negara OKI Marzuki Alie mendesak dilakukannya dialog dalam menyelesaikan konflik di Libya. Dialog itu harus melibatkan seluruh elit yang ada di Libya, sehingga perang bisa terhindarkan. Perubahan di Libya harus dilakukan secara damai.
"Kita mengharapkan proses perubahan itu dilaksanakan secara damai dengan mengutakamakan dialog yang ada di negara tersebut agar perubahan itu belangsung damai sesuai dengan harapan," kata Marzuki di Gedung DPR, Senin (28/3).
Dia mengatakan, perang saudara merupakan hal yang tidak diinginkan semua pihak. "Kalau terjadi konflik, sampai perang saudara, itu sangat tidak menguntungkan bagi negara itu. Dialog itu insya Allah bisa bermartabat pada akhirnya, Islam pun mengajarkan cara penyelesaian yang damai," kata Marzuki.
Terkait keterlibatan negara-negara asing di Libya, Marzuki berpendapat, perubahan seharusnya diserahkan ke rakyat Libya sendiri. Marzuki menambahkan, negara mana pun di dunia pasti akan mengalami proses demokratisasi. "Kebanyakan negara di Timur Tengah masih banyak yang bersifat monarki absolut," katanya.
Perubahan di negara Timur Tengah itu, kata Marzuki, seperti krisis keuangan global yang bergerak dari satu negara ke negara lainnya. "Ada yang bilang Indonesia akan terkena, itu tidak baca sejarah. Indonesia kan sudah lewat. Kita sudah mengalami perubahan," ujar Marzuki.
Saat ini, kata dia, rakyat Indonesia sudah merasakan kebebasan, pers juga sudah bebas sekali. Jadi, sudah tidak masanya lagi gelombang perubahan seperti terjadi di Timur Tengah.