Kamis 24 Mar 2011 17:13 WIB

Bangun 100 Sekolah Baru, Jerman Potong Hutang RI

Rep: Ichsan Emrald Alamsy/ Red: Djibril Muhammad
Mendiknas M Nuh
Mendiknas M Nuh

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah Federal Jerman merealisasikan janjinya dengan memotong utang Indonesia sebesar 23 juta euro. Hal ini karena Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional berhasil membangun 100 unit sekolah baru di 36 kabupaten, di kawasan Indonesia timur.

Pemotongan ini termasuk dari program penghapusan pokok utang pemerintah Indonesia yang disiapkan oleh pemerintah Federal Jerman atas program Debt Swap for Education II. "Jadi utang Pemerintah Indonesia akan dikurangi dua kali lipat dari jumlah biaya pembangunan sekolah tersebut," ungkap Menteri Mohammad Nuh Dalam Penyerahan Surat Konfirmasi Pengurangan Hutang Program DEbt Swap II atau Kreditanstalt fur Wiederaufbau (KfW) Indonesia Jerman, Kamis (24/2).

Sementara nilai pokok utang yang dihapus tersebut, berkisar 23 juta euro, atau mencapai dua kali lipat dari dana yang dikeluarkan pemerintah, yakani sebanyak Rp 141,72 miliar. Menurut Nuh, program ini dilaksanakan sejak tahun anggaran 2007 melalui mekanisme penilaian dan verifikasi yang ketat.

"Pada 8 Maret 2011, pemerintah Indonesia menerima surat konfirmasi penghapusan hutang tersebut," ungkap Nuh.

Berdasarkan data Kemdiknas, program pembangunan 100 USB ini meliputi pembangunan unit gedung baru, mebel, perpustakaan dan buku teks. Kemudian sebagai sarana penunjang juga dibuat alat bantu belajar serta peralatan kantor. Menurut mantan Menkominfo ini, melalui program tersebut, urusan utang Indonesia semakin berkurang meski tak langsung selesai.

Selain itu, menurutnya, program KFW ini juga makin memperat hubungan Indonesia dan Jerman yang telah terjalin selama 60 tahun. "Sebaik-baiknya orang yang berhutang adalah mereka yang mau berusaha melunasinya. Dan, sebaik-baiknya orang yang memberi hutang adalah mereka yang mau membebaskan," ucap Nuh setengah bercanda.

Nuh juga menegaskan, Kementerian Pendidikan Nasional akan terus membangun sekolah dasar dan menengah pertama di kawasan Indonesia Timur. Hal ini lantaran pelajar di wilayah Indonesia bagian timur, sangat membutuhkan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan belajar mereka.

Bukan cuma itu di Indonesia, lanjut dia, ada lebih dari 200 ribu sekolah pendidikan dasar (SD dan SMP) dan ada sebagian yang rusak karena faktor usia. Sebagai informasi penghapusan hutang yang diterima Kemdiknas dari Pemerintah Federal Jerman ini sudah yang ketiga kalinya.

Pertama, pada 2006 dalam program Debt Swap for Education I, dalam wujud pembangunan pusat sumber belajar (PSB) di 511 sekolah dasar di 17 propinsi dengan nilai Rp 125 miliar dengan nilai penghapusan hutang 25,56 juta Euro (Rp 313,56 miliar). Kemudian kedua, pada 2010 dalam Program Debt Swap Education IV dengan penghapusan pokok hutang sebesar 20 juta Euro (Rp 245,35 miliar) untuk program peningkatan mutu pendidikan SD/MI dan SMP/Mts di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pasca bencana gempa bumi.

"Kalau dijumlah, dunia pendidikan telah mengurangi sekitar Rp 750 miliar utang Indonesia kepada Jerman," papar Nuh.

Menurut Direktur KFW, Bjorn Thies, setelah program ini rencananya akan ada program lanjutan berupa paket beasiswa S2 dan S3 bagi dosen negeri dan swasta dari Indonesia. Selain itu, menurutny, program ini bukan hanya di bidang pendidikan akan tetapi juga program perlindungan lingkungan dan kehutanan.

"Ada jalinan kerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan yang sudah dimulai tahun lalu dengan biaya sebesar 20 juta Euro (Rp 245,35 miliar)," kata Thies. Tak hanya berhenti disitu, ia juga menjalin kerjasama dengan Kementerian Kesehatan.

Saat ditanya apa keuntungan Jerman oleh wartawan, ia menegaskan tidak ada keuntungan Jerman secara finansial. Akan tetapi, melalui program ini Jerman bisa mendukung bidang ekonomi dan kesejahteraan Indonesia. "Pengembalian uangnya tidak dalam bentuk uang tapi dalam bentuk program," pungkasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement