Ahad 10 Apr 2011 15:32 WIB
Pembajakan Kapal MV Sinar Kudus

Air dan Makanan Menipis, Nasib ABK Sinar Kudus Belum Menentu

Rep: Abdullah Sammy/ Red: Agung Vazza
Kapal MV Sinar Kudus berbendera Indonesia yang kini dibajak perompak Somalia di Afrika.
Foto: Blogspot
Kapal MV Sinar Kudus berbendera Indonesia yang kini dibajak perompak Somalia di Afrika.

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI — Nasib 20 anak buah kapal (ABK) kapal MV Sinar Kudus yang disandera perompak Somalia tak menentu. Ini diakui salah satu sandera, Masbukhin (37 tahun) kepada istrinya, Yunita. Masbukhin sempat berhasil menelopon sang isteri pada 16 Maret lalu, saat perompak Somalia pertama kali menyandera kapal.

“Saat ini situasinya lebih kritis karena ketersediaan air bersih, makanan dan bahan bakar sudah menipis," kata Yunita seperti dikutip dari situs Allvoice.

Dari pengakuan Misbakhun diketahui jika perompak tidak segan melakukan aksi kekerasan apabila tuntutan mereka tidak dipenuhi. Sejak pertama kali menyandera kapal, perompak menuntut imbalan pembebeasan ke-20 WNI dengan biaya 2,6 juta dollar.

Biaya tebusan dari perompak tidak disanggupi pemilik kapal MV Sinar Kudus. Pemilik kapal hanya bersedia membayar biaya penebusan sandera sebesar 1.070 dolar AS. Ketidaksediaan pemilik kapal memantik kegeraman perompak yang kini menaikkan imbalan pembebasan sebesar 3,5 juta dolar AS.

Menurut Yunita, para nasib sang suami beserta 19 WNI lain, kini berada diujung tanduk. Selain berada di bawah tekanan perompak, para ABK kini dihadapi keterbatasan logistik untuk bertahan hidup.

“Total ada 20 WNI di dalam kapal yang kini semua dalam penguasaan perompak,” tambah Yunita Karena itu, dia memohon kepada pemerintah khususnya Departemen Luar Negeri untuk melakukan langkah diplomasi guna membebaskan para ABK.

Kapal yang ditumpangi Masbukhin berlayar dari Pompalaa Sulawesi Tenggara menuju Rotterdam. Kapal disandera perompak Somalia yang berjumlah sekitar 50 orang saat tengah melintasi perairan dekat Pulau Socotra di Semenanjung Somalia, 16 Maret sekitar  pukul 14:27 WIB. Kapal yang mengangkut bahan fornikel itu kini dalam pengusaan penuh perompak bersenjata lengkap.

"Rincian serangan itu tidak diketahui tapi laporan awal dari kru menyatakan 30 sampai 50 bajak laut telah naik dan mengambil alih kapal," kata otoritas Angkatan Laut Uni Eropa dalam sebuah pernyataan resminya beberapa saat setelah perompak Somalia menduduki kapal MV Sinar Kudus.

Aksi perompakan kapal oleh kelompok bersenjata Somalia merupakan aksi kejahatan laut yang kerap terjadi di perairan Afrika. Sejumlah kapal pun pernah mengalami aksi perompakan, termasuk kapal berbendera Singapura yang dirompak pada Awal 2010. Kapal yang membawa 17 ABK asal Indonesia itu akhirnya dibebaskan setelah perusahaan kapal dan pemerintah Singapura membayar tebusan.

Di saat yang hampir bersamaan dengan penyanderaan kapal MV Sinar Kudus, pemerintah Tunisia mengumumkan berhasil membebaskan kapal tanker pengangkut kimia. Seperti dikutip situs Gulf of Aden Operations (GAOPS), Pemerintah Tunisia berhasil mebebaskan kapal beserta ABK yang seluruhnya berkewarganegaraan Tunisia, setelah membayar uang tebusan sebesar 2 juta dolar AS. Namun Kementerian Keluatan Tunisia menegaskan kapal berhasil dibebaskan tanpa uang tebusan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement