REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG-- Seluruh Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang menolak pembangunan gedung baru DPR RI karena dianggap telah menciderai hati rakyat.
Aksi penolakan belasan mahasiswa tersebut dilakukan di kawasan videotron Jalan Pahlawan Semarang, Kamis, dengan mendapat pengawalan dari kepolisian. Selain membawa sebuah replika gedung baru DPR, mahasiswa juga terlihat membawa beberapa poster yang antara lain bertuliskan "DPR=Diharap Peduli Rakyat", "Tutup Kuping Gedung Baru DPR Tetap Lanjut", dan "Aku Berlindung Dari Marzuki Alie Yang Terkutuk".
Presiden BEM KM Undip, Indra Permana mengatakan aksi penolakan itu sebagai bentuk kekecewaan mahasiswa terhadap anggota DPR yang lebih memikirkan membangun gedung baru yang menelan anggaran lebih dari Rp1 triliun daripada memperbaiki tugas pokok dan fungsinya.
"Di tengah kondisi bangsa yang belum, bahkan tidak stabil seperti saat ini, anggota dewan justru mengeluarkan sebuah kebijakan yang tidak memihak kepada rakyat," katanya. Menurut dia, hal tersebut merupakan salah satu bentuk liberalisasi yang dilakukan oleh anggota dewan.
Ia mengatakan, sejumlah penolakan terkait dengan pembangunan gedung baru DPR juga datang dari berbagai pihak, namun anggota dewan tidak mempedulikan. "Untuk itu, dengan tegas kami menolak pembangunan gedung baru DPR karena diduga ada penggelembungan anggaran untuk memperoleh keuntungan pribadi oleh sejumlah pihak" ujarnya.
Para mahasiswa juga menuntut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk menyelidiki dugaan penggelembungan anggaran tersebut. Sebelum mengakhiri aksi penolakan dan membubarkan diri dengan tertib, belasan mahasiswa membakar replika gedung baru DPR.