REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS – Setelah melakukan investigasi secara mendalam, akhirnya aparat keamanan Suriah berhasil membekuk kelompok teroris yang mencoba melakukan Sabotase di Suriah. Selain menangkap sejumlah anggota kelompok, aparat juga berhasil menyita berbagai jenis senjata yang digunakan dalam sejumlah demonstrasi.
Televisi Suriah, Rabu (13/4) lalu, menyiarkan secara langsung pengakuan para teroris yang tertangkap dalam sebuah program khusus. Anas Kanj, sang komandan teroris kelahiran Damaskus dan bekerja di bidang billboard, mengatakan ditahan aparat pada 10 April. “Saya telah membentuk sel dengan dua anggota, yaitu, Mohammad Bader al-Qalam dan Mohammad Ahmad al-Sukhneh,” ujarnya.
Sel teroris yang dibentuk Kanj ini berjuluk “Revolusi Suriah” yang bertujuan melancarkan serangan bersenjata terhadap kantor polisi Al-Sbeineh di pinggiran Damaskus, dan mengambil keuntungan dari rendahnya tingkat keamanan di sekitarnya. "Saya merekrut al-Qalam dan al-Sukhneh karena mereka telah teman karib saya selama lebih dari 5 atau 6 tahun. Dan kami saling memercayai satu sama lain,” kata Kanj.
Sel yang diketuai Kanj ini kemudian dipersenjatai untuk melaksanakan operasi yang mendukung protes di kota Dara’a, Lattakia dan Baniyas. Mereka mendapatkan instruksi melalui Ahmad Audeh, seorang penghubung antara Kant dan anggota legislatif di Lebanon bernama Jamal al-Jarrah. Perintah yang harus mereka jalankan adalah menembak demonstran yang mendukung Presiden Bashar Al-Asad.
Kanj kemudian mengerahkan beberapa penembak jitu yang telah dilengkapi senjata ke beberapa titik yang biasanya digunakan unjuk rasa di kalangan pendukung Asad. “Sebenarnya saya tidak tega menembak orang-orang mudah itu, karena mereka adalah saudara saya. Namun terpaksa kami lakukan untuk menabur hasutan di kalangan pendukung presiden, dengan demikian tuduhan akan diarahkan kepada aparat keamanan,” ungkapnya.
Ahmad Audeh, sang perantara, jarang berkomunikasi dengan sel yang komandani Kanj. Ia hanya akan datang jika ada instruksi baru. Ahmad pula yang menyediakan segala keperluan logistik untuk Kanj dan anggotanya, termasuk persenjataan. Selain senjata, sel Revolusi Suriah juga dilengkapi alat-alat komunikasi canggih.
Kanj juga ditugaskan memotret orang-orang yang terluka atau tewas untuk kemudian dikirimkan ke akun Al-Thawra (Revolusi) di situs jejaring sosial Facebook.